Lalat BSF ini akan mati setelah bertelur sedangkan lalat jantan akan mati setelah kawin dengan lalat betina. Maggot yang ditelurkan akan menetas menjadi lalat BSF. Maggot dewasa inilah yang nantinya dijadikan sebagai pakan ternak.
Tanpa sengaja lalat BSF bertelur di pengomposan saya. Kondisi pengomposan saya yang minim lubang udara memungkinkan sekali terjadinya fermentasi limbah organik di bagian tengah wadah kompos.
Sekalipun pengomposan dalam kondisi terbuka, besar juga kemungkinan terjadi fermentasi pada pengomposan. Aroma hasil fermentasi limbah organik sisa sayuran, kulit buah dan nasi basi inilah dapat mengundang lalat BSF menghampiri pengomposan.
Dan sampai sekarang telur-telur lalat itu selalu ada di wadah pengomposan saya. Saya yakin maggot ini semakin mempercepat penguraikan limbah organik dari dapur. Beberapa kali saya sudah memanen hasil kompos untuk digunakan ke tanaman. Beberapa maggot sudah mati tercampur dengan kompos yang bagus untuk tanaman saya nantinya.
Awal-awal saya bergidik melihat maggot BSF ini saat mencampurkan kompos saya. Sekarang setelah sering melihatnya saya merasa sudah terbiasa terutama setelah mengetahui manfaatnya. Telur lalat BSF berperan dalam mempercepat proses penguraian limbah organik.Â
Lalat BSF lebih menyukai lingkungan yang bersih sehingga tidak membawa dan menyebarkan penyakit serta telur-telur yang mati nantinya akan memperkaya kandungan nutrisi kompos saya.
Jika di antara teman-teman ada yang sedang melakukan pengomposan di rumah masing-masing. Mungkin bisa melayangkan undangan ke lalat BSF melalui aroma dari hasil fermentasi sampah organik dari dapur. Besar kemungkinan lalat BSF mampir menitipkan telur-telurnya dan limbah organik pun semakin cepat terurai.Â
Baca juga: Cara Sederhana Mengolah Limbah Organik dari Dapur Sebelum Berakhir di TPA
Happy weekend!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H