Mohon tunggu...
Ernip
Ernip Mohon Tunggu... Administrasi - Wanita dan Karyawan swasta

Terima kasih sudah berkunjung!

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

"Black Soldier Fly", Penghasil Maggot yang Dapat Mengurai Sampah Lebih Cepat

20 November 2021   15:38 Diperbarui: 20 November 2021   21:21 1229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Black soldier fly (Hermetia illucens).| Sumber: Sergio Yoneda/iStockphoto via bobo.grid.id

Memang benar apa kata pepatah, kenal maka sayang tak kenal maka tak sayang. Seperti itulah hubungan saya dengan lalat BSF (Black Soldier Fly.

Berawal saat saya sedang mencari referensi tentang cara mengolah sampah agar tidak berbau busuk. Hal ini saya lakukan demi menjaga larangan dari penjaga kos.

Jika saya tidak menerapkan cara yang rapi pada proses pengomposan besar kemungkinan saya mendapat peringatan dari beliau agar tidak usah saja mengolah sampah dan mencoba-coba menanam di balkon. Belum lagi saya sudah menjajah sebagian wilayahnya untuk berjemur pakaian.

Hingga saya membaca pertanyaan penonton tentang cara agar sampah tidak berbelatung.

Walaupun sebenarnya wajar saja sampah berbelatung, namanya juga sudah habitatnya bukan. Namun bila ternyata ada cara-cara yang bisa dilakukan agar pengomposan tidak berbelatung, alangkah baiknya jika saya menerapkan cara itu juga. Selain saya merasa lebih nyaman juga kesannya lebih bersih, iya kan.

Setelah mencari dan mencari, bukannya semakin tertarik mencari informasi agar sampah tidak berbelatung, justru saya semakin tertarik mencari informasi tentang belatung yang dihasilkan oleh jenis lalat Black soldier fly atau lalat tentara hitam.

Jika kurang nyaman dengan belatung maka kita ganti saja dengan maggot BSF. Maggot BSF merupakan larva, belatung atau telur yang dihasilkan oleh lalat BSF. Lalat BSF menelurkan maggot yang suka sekali makan.

Selain mengurai sampah dengan cepat, maggot lalat BSF dikenal dengan kandungan nutrisi yang tinggi. Jadi lalat BSF ini berpotensi sebagai pakan ternak terutama karena memiliki protein tinggi dan rendah lemak. Tidak heran, saat ini lalat BSF banyak dibudidayakan.

Menariknya, lalat BSF ini pun tidak menebarkan dan membawa penyakit seperti lalat hijau karena lalat ini lebih menyukai tempat bersih.

Greeners.co.id
Greeners.co.id

Pengomposan saya didatangi tamu baru

Setelah mengetahui informasi ini, keinginan agar pengomposan saya tidak berbelatung bukan hal yang saya inginkan lagi. Hal terpenting ialah bagaimana tetap rutin melakukan pengomposan limbah dapur organik yang bisa saya gunakan untuk tanaman, di samping limbah organik dapur yang saya hasilkan tidak berakhir semuanya di TPA. Toh, seiring berjalan waktu, dalam tiga hingga empat minggu kompos itu sudah bisa dipanen.

Mengharapkan lalat BSF juga rasanya tidak mungkin karena mereka bukan sejenis lalat hijau yang bertebaran dimana-mana, terutama di tempat kotor.

Tapi ternyata suatu kali saat saya mengaduk-aduk pengomposan, saya melihat satu dua telur lalat. Maggot tersebut pipih berukuran besar, kecoklatan gemuk serta lincah. Membuat saya bertanya-tanya, mungkinkah ini telur lalat BSF yang digadang-gadangkan itu dan dijadikan ladang bisnis?

Benar saja, setelah saya bandingkan rupanya dengan referensi yang saya dapat, itu adalah larva lalat BSF. Horee tempat pengomposan saya didatangi oleh lalat BSF!

Di lain waktu lagi, saat saya hendak mengaduk pengomposan saya melihat inang lalat BSF hinggap di pengomposan saya. Sejak itu sampai sekarang maggot alias belatung dalam pengomposan saya selalu ada.

Indozone.id
Indozone.id

Cara mengundang lalat BSF ke pengomposan

Menemukan lalat BSF mungkin mudah saja bagi beberapa tempat tetapi di beberapa tempat lain bisa saja lalat BSF jarang muncul.

Jadi saya pun tertarik lagi mengetahui informasi cara menangkap atau mengundang lalat BSF ke pengomposan. Apa penyebabnya lalat BSF menghampiri pengomposan saya.

Setelah saya dapati, ternyata lalat BSF menyukai aroma fermentasi juga tempat bersih. Beberapa orang mengundang lalat BSF dengan cara meletakkan hasil fermentasi menggunakan sampah dan EM4 atau molase di suatu wadah dan menunggu beberapa hari hingga lalat BSF bertelur disana.

Lalat BSF ini akan mati setelah bertelur sedangkan lalat jantan akan mati setelah kawin dengan lalat betina. Maggot yang ditelurkan akan menetas menjadi lalat BSF. Maggot dewasa inilah yang nantinya dijadikan sebagai pakan ternak.

Tanpa sengaja lalat BSF bertelur di pengomposan saya. Kondisi pengomposan saya yang minim lubang udara memungkinkan sekali terjadinya fermentasi limbah organik di bagian tengah wadah kompos.

Sekalipun pengomposan dalam kondisi terbuka, besar juga kemungkinan terjadi fermentasi pada pengomposan. Aroma hasil fermentasi limbah organik sisa sayuran, kulit buah dan nasi basi inilah dapat mengundang lalat BSF menghampiri pengomposan.

Dan sampai sekarang telur-telur lalat itu selalu ada di wadah pengomposan saya. Saya yakin maggot ini semakin mempercepat penguraikan limbah organik dari dapur. Beberapa kali saya sudah memanen hasil kompos untuk digunakan ke tanaman. Beberapa maggot sudah mati tercampur dengan kompos yang bagus untuk tanaman saya nantinya.

Awal-awal saya bergidik melihat maggot BSF ini saat mencampurkan kompos saya. Sekarang setelah sering melihatnya saya merasa sudah terbiasa terutama setelah mengetahui manfaatnya. Telur lalat BSF berperan dalam mempercepat proses penguraian limbah organik. 

Lalat BSF lebih menyukai lingkungan yang bersih sehingga tidak membawa dan menyebarkan penyakit serta telur-telur yang mati nantinya akan memperkaya kandungan nutrisi kompos saya.

Jika di antara teman-teman ada yang sedang melakukan pengomposan di rumah masing-masing. Mungkin bisa melayangkan undangan ke lalat BSF melalui aroma dari hasil fermentasi sampah organik dari dapur. Besar kemungkinan lalat BSF mampir menitipkan telur-telurnya dan limbah organik pun semakin cepat terurai. 

Baca juga: Cara Sederhana Mengolah Limbah Organik dari Dapur Sebelum Berakhir di TPA

Happy weekend!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun