Pengomposan saya didatangi tamu baru
Setelah mengetahui informasi ini, keinginan agar pengomposan saya tidak berbelatung bukan hal yang saya inginkan lagi. Hal terpenting ialah bagaimana tetap rutin melakukan pengomposan limbah dapur organik yang bisa saya gunakan untuk tanaman, di samping limbah organik dapur yang saya hasilkan tidak berakhir semuanya di TPA. Toh, seiring berjalan waktu, dalam tiga hingga empat minggu kompos itu sudah bisa dipanen.
Mengharapkan lalat BSF juga rasanya tidak mungkin karena mereka bukan sejenis lalat hijau yang bertebaran dimana-mana, terutama di tempat kotor.
Tapi ternyata suatu kali saat saya mengaduk-aduk pengomposan, saya melihat satu dua telur lalat. Maggot tersebut pipih berukuran besar, kecoklatan gemuk serta lincah. Membuat saya bertanya-tanya, mungkinkah ini telur lalat BSF yang digadang-gadangkan itu dan dijadikan ladang bisnis?
Benar saja, setelah saya bandingkan rupanya dengan referensi yang saya dapat, itu adalah larva lalat BSF. Horee tempat pengomposan saya didatangi oleh lalat BSF!
Di lain waktu lagi, saat saya hendak mengaduk pengomposan saya melihat inang lalat BSF hinggap di pengomposan saya. Sejak itu sampai sekarang maggot alias belatung dalam pengomposan saya selalu ada.
Cara mengundang lalat BSF ke pengomposan
Menemukan lalat BSF mungkin mudah saja bagi beberapa tempat tetapi di beberapa tempat lain bisa saja lalat BSF jarang muncul.
Jadi saya pun tertarik lagi mengetahui informasi cara menangkap atau mengundang lalat BSF ke pengomposan. Apa penyebabnya lalat BSF menghampiri pengomposan saya.
Setelah saya dapati, ternyata lalat BSF menyukai aroma fermentasi juga tempat bersih. Beberapa orang mengundang lalat BSF dengan cara meletakkan hasil fermentasi menggunakan sampah dan EM4 atau molase di suatu wadah dan menunggu beberapa hari hingga lalat BSF bertelur disana.