Mohon tunggu...
Erni Pakpahan
Erni Pakpahan Mohon Tunggu... Administrasi - Wanita dan Karyawan Swasta

Terima kasih sudah berkunjung!

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Mau Icip Kopi Bali Tanpa ke Bali, Balico Sedia Kopi Asli Bali!

27 Maret 2021   13:20 Diperbarui: 29 Maret 2021   11:49 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika temen saya pulang dari Bali, dia membawa kopi bubuk Bali dalam kemasan kertas bagian luarnya. Tak hanya pakaian pantai atau tas bertuliskan nama Bali ternyata Bali juga memiliki oleh oleh kopi. Saya baru tahu kalau Bali memiliki Kopi. 

Berbeda ketika saya di Medan, mudah saja mengetahui kalau disana banyak jenis kopi. Ada beberapa daerah penghasil kopi yang sangat bagus dan cukup dikenal oleh masyarakat penggemar dan penikmat kopi disana.

Kalau dari arah Tapanuli ada kopi Dolok Sanggul. Arah Sumatera ke atas sana ada kopi Sidikkalang yang berasal dari Sidikkalang dan Kopi Gayo yang terkenal dari Aceh sana. Bisa jadi juga masih ada kopi yang belum pernah saya dengar tapi terkenal.

Robusta maupun arabica, biarpun jenisnya sama, tetap memiliki ciri khas masing-masing. Sebab, rasa kopi itu sendiri dipengaruhi banyak faktor, misalnya ketinggian penanaman kopi dari permukaan laut, belum lagi proses pengolahannya mulai dari panen, roasting hingga penyeduhan.

Pada jenis kopi arabica, jenis tanaman yang tumbuh disekitarnya juga akan mempengaruhi rasa kopi itu sendiri. Itulah alasan mengapa kopi arabica memiliki after taste berbeda dari robusta yang rasanya itu-itu aja. 

Rasa kopi robusta lebih pahit dengan kandungan kafein yang lebih tinggi. Sedangkan arabica memiliki rasa dengan tingkat keasaman yang lebih tinggi serta after taste beragam.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Perkenalan yang sangat singkat, karena Pak Ibak (Ida Bagus Kresnawan), pemilik kopi Balico dimana saya berada saat itu akan segera meninggalkan kafe Balico. Baru saja ia datang bersama seorang pemuda.

Kedatangannya langsung disambut oleh pegawai disana. Kelihatannya mereka membawa beberapa barang yang harus diangkut ke dalam Balico. Barulah setelah beres, Pak Ibak menghampiri meja dimana kami duduk di sore berhujan itu. Barang yang barusan diangkut dari mobil ternyata perlengkapan untuk kegiatan Muay Thai dan Boxing yang sebentar lagi akan dibuka di Balico.

Balico sendiri disebut-sebut sebagai rumah sekala. Kedatangannya membuat kami bicara lagi tentang rumah sekala yang sebenarnya tadi sudah dijelaskan mba Uchi, pengelolanya. Dia menyambut kami dengan ramah dan membiarkan kami memilih menu masing-masing. Katanya menu tanda berbintang itu menu signature mereka. Gus Alit nama menunya.

Menu disana asli unik-unik, berciri khas dengan nama-nama Bali. Memberi kesan kita sedang minum kopi di Bali. Memang semua menu kopi disana asli berasal dari Bali. Begitu kata Pak Ibak, sekali lagi setelah mba Uchi sudah menjelaskan tadi sebelum ia tiba. Robusta diangkut dari Pupuan dari kebun sendiri sedangkan arabica dibawa dari Kintamani dan beberapa daerah disana.

Sekali lagi, dia menjelaskan kalau di Balico itu tak hanya menyajikan kopi tetapi juga beberapa tenant makanan. Jadi memang kesan Balico itu seperti food society dengan konsep outdoor. 

Tersedia lokasi yang cukup luas, dengan makanan dan minuman dimana komunitas bisa melakukan kegiatan dengan harga murah. Untuk harga, menu di Balico sangat terjangkau.

Dokumentasi pribadi-Coffee Beer
Dokumentasi pribadi-Coffee Beer
Tapi tentang bisa konsultasi hukum secara gratis disana, dia enggak sampaikan langsung. Dia hanya bercerita tentang pengalamannya memulai Balico. 

Selembar kertas A4 berisi diagram resep kopi yang menjadi dasar resep minuman di kafe Balico dibawakan pegawainya. Setelah itu pak Ibak menjelaskan seputar tentang kopi dan sistem yang mereka pakai.

Sistem yang mereka pakai sangat sederhana. Mudah saja jika ada perorangan atau pihak yang ingin membuka kafe kopi, berkonsultasi dan memakai sistem mereka.

Menggelitik rasanya ketika ngobrol langsung bersama orang yang paham tentang kopi. Rasa penasaran saya selama ini terjawab tentang mengapa ada orang yang repot-repot roasting kopi sendiri. Ternyata karena kopi memiliki prime time yang bertahan selama 14 hari sejak di-roasting.

Itulah mengapa Balico me-roasting kopi sendiri. Agar suguhan kopi kepada pengunjung tetap dalam masa prime time. Jadi aroma dan rasanya masih terjaga. Kopi selain Bali mereka sediakan dijual dalam bentuk bubuk yang mereka roasting sendiri yang disebut dengan kopi Tetangga.

Pak Ibak mengaku sebelumnya bukan orang yang ahli dibidang kopi. Beliau itu lulusan hukum yang memberi konsultasi hukum kepada orang yang membutuhkan secara gratis. Kenal kopi itu belajar sendiri dengan coba-coba sampai ketemu resep yang pas yang menjadi menu di Balico.

Saya pesan latte bligung, merasa beruntung tidak pesan capuccino. Capuccino disini lebih pekat dibanding capuccino yang pernah saya coba.  

Takut asam lambung naik, bagusnya minum arabica atau robusta?
Bagi pemilik asam lambung, ada ketakutan tersendiri jika ingin minum kopi. Kopi salah satu minuman yang sebaiknya dihindari oleh seseorang yang memiliki asam lambung.

Namun bukan berarti mereka tidak bisa minum kopi. Asam lambung kambuh dalam kopi disebabkan oleh kafein, susu dan creamer.

Bagi penggemar dan penikmat kopi dengan asam lambung, bisa mengganti kopi arabica. Kandungan kafein dalam kopi arabica lebih rendah dibandingkan kopi robusta. 

Bisa juga disiasati dengan minum kopi tanpa susu dan creamer. Amazing, kan tipsnya!
Tapi ya, sebelum minum kopi sebaiknya perut sudah terisi dengan baik dulu. Kira-kira begitu.

Ngomong-ngomong, happy weekend ya. Semoga akhir pekan ini menyenangkan :))

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun