Oke, kembali ke topik!
Calpurnia yang mengingatkan saya pada nenek
Sembari membaca buku ini, pada halaman awal saya bertemu Calpurnia. Ada cerita yang membuat saya terpikir pada nenek. Saat Calpurnia bilang begini kepada Scout:
"Ada orang yang cara makannya beda sama kita," bisiknya galak, "tapi kau tak boleh negur mereka di meja gara-gara mereka beda. Anak itu tamumu, dan kalau dia mau makan taplak meja, kau biarkan saja, ngerti?" Halaman 44.
Saat saya baca ini saya tertawa membaca kalimat memakan taplak meja. Seumur hidup, saya tidak pernah melihat seseorang makan taplak meja. Saya yakin juga, mana ada orang yang mau makan taplak meja. Ah, itu hanyalah majas hiperbola ala Calpurnia.
Ini mengingatkan saya pada opung boru yang kalau kami makan siang pulang sekolah minggu di rumahnya selalu mengatakan agar meletakkan duri-duri ikan di sisi piring bukan malah menjatuhkan ke lantai!
Calpurnia bukanlah tokoh yang sama dengan nenek. Dia wanita berkulit hitam yang pada zaman itu dimana persoalan akan kulit hitam dan kulit putih masih kentara sekali. Dia seorang pembantu di rumah Atticus yang memilik anak Jem dan Scoutt. Keluarga yang berasal dari kulit putih. Scout, sebagai tokoh "aku" tokoh utama dalam cerita ini.
Sedangkan nenek saya bukan wanita negro. Dia wanita asia dengan kulit langsat.
Namun dalam beberapa hal Calpurnia seperti memiliki kemiripan. Mereka berdua tidak menempuh pendidikan. Calpurnia bisa membaca sedikit sedikit dan menulis sedikit-sedikit. Dia juga bisa mengasuh Jem dan Scoot dengan pemikirannya dan pengalamannya.Â
Nenek saya adalah gudang cerita yang menarik tentang hidupÂ
Sebagai opung yang banyak bertemu dengannya. Opung boru salah satu wanita inspirasi saya! Dia pribadi dengan cerita perjalanan hidup segudang!