Sudah dua minggu lebih berjalan sejak saya bekerja di rumah. Seumur-umur ini work from home terlama yang pernah saya jalani. Tidak hanya saya, ada banyak pihak yang menerapkan work from home (WFH) dalam rangka social distancing. Agar rantai penyebaran virus SARS-Cov-2 atau Covid-19 yang tengah mewabah tidak semakin luas.
Penyebaran Covid-19 memang sangat mencemaskan. Pasalnya, Covid-19 ini tergolong virus baru dengan penyebaran sangat cepat. Belum lagi, vaksinnya masih dalam tahap pengujian (koreksi bila saya salah). Serta fasilitas kesehatan yang tersedia sangat terbatas apabila begitu banyak masyarakat yang terinfeksi positif virus Covid-19. Bahkan, ketika saya menulis ini, pasien di ibu kota yang terbanyak positif corona dari total semua korban virus ini.
Walaupun yang paling berisiko tinggi adalah orangtua berusia lanjut dan yang memiliki riwayat penyakit, bagaimanapun saya pribadi merasa was-was dengan keberadaan virus ini. Saya yakin ada banyak orang yang sama seperti saya.
Belum lagi ketika pergi ke mana-mana, saya mengandalkan transportasi umum. Maka sangat berpeluang menjadi carrier kepada setiap orang yang berhubungan dengan saya, rekan kerja, teman sekos, penjaga rumah yang berusia sekitar 50-an, bapak penjual sayur, orang yang saya temui di angkutan umum, sopir angkutan umum offline dan online, dan pegawai minimarket, fasilitas dan tempat lain yang biasa saya kunjungi.
Ketika mereka terkena virus Covid dari saya, maka penyebarannya akan lebih luas lagi. Sekali lagi, jika misalnya saya jadi pembawa saja. Kalau ternyata tertular dan parah? Owh, sedapat mungkin lebih baik mencegah daripada mengobati!
Namun ternyata, kalau dibandingkan bekerja dari rumah dengan bekerja dari kantor, menurut saya lebih kondusif bekerja di kantor saja. Entah kenapa, mungkin karena sudah terbiasa bekerja dari kantor.
Apalagi lingkungan kantor memang sudah di-setting menjadi area tempat bekerja dengan berbagai fasilitas yang tersedia untuk mendukung aktivitas bekerja. Berbeda bila bekerja dari rumah, yang merupakan “arena” melakukan banyak hal, terutama bercengkrama dengan anggota keluarga dan beristirahat.
Tetapi, sekali lagi lebih baik menahan diri tinggal di rumah aja. Kalau bisa tidak perlu keluar rumah kecuali ada hal yang sangat perlu dikerjakan. Mengingat pekerjaan sangat mungkin dilakukan dari rumah. Berbeda mungkin dengan beberapa pihak yang memang mau tidak mau harus beranjak dari rumah.
Bekerja dari rumah setiap orang tentu memiliki cara sendiri untuk menjaga dan meningkatkan produktivitas sesuai kondisi masing-masing. Sejak bekerja dari rumah, saya berusaha menciptakan kondisi bekerja yang kondusif. Walaupun sebenarnya tidak mudah karena belum terbiasa. Kadang ada rasa bosan dan godaan-godaan lain untuk menunda-nunda pekerjaan. Untuk menangkalnya, beberapa hal yang saya lakukan:
Pertama, membuat rencana kerja
Bagi yang tidak terbiasa bekerja dari rumah, melakukan perencanaan akan sangat bermanfaat. Saya merencanakan pekerjaan yang “wajib” selesai selama WFH dan menyediakan pekerjaan tambahan bila pekerjaan wajib sudah selesai.
Pekerjaan wajib dan tambahan ini ialah pekerjaan utama yang masuk dalam kelompok prioritas yaitu penting-mendesak dan penting-tidak mendesak. Dengan membuat rencana wajib, saya merasa akan bertekad mengerjakannya.
Kedua, beraktivitas seperti hari jam kerja
Saya selalu mengingatkan diri bahwa ini bukan libur tetapi bekerja seperti biasa dengan tempat kerja berpindah. Maka, saya selalu beraktivitas seperti biasa, bangun pagi, mandi pagi, sarapan dan bekerja. Mandi pagi adalah cara yang paling ampuh “membangunkan syaraf-syaraf.”
Saya juga mengusahakan bangun lebih pagi 30 menit lebih cepat agar sempat beraktivitas kecil-kecilan seperti menatap keluar sambal tiduran dari kasur atau membaca atau berleha-leha yang lain—bagian yang ini banyak gagalnya dong ya. Hahaa.
Ketiga, beristirahat sesuai jam kerja
Beristirahat teratur seperti tidur akan menjaga daya tahan tubuh. Bekerja dari rumah adalah kesempatan yang baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh sebagai langkah pencegahan melawan Virus Covid-19.
Keempat, membuat area kerja di rumah
Membuat area kerja seperti area kerja sesungguhnya seperti menempelkan sticky notes berisi catatan-catatan pekerjaan todo-list hari ini. Meletakkan benda-benda yang mendukung area kerja seperti globe atau kalender kerja atau satu pot bunga atau benda lain yang membuat area kerja bernuansa area kerja.
Kelima, menyediakan stok dan rencana makan siang
Kalau bekerja di kantor, mudah saja mendapatkan makan siang. Ada banyak tempat yang menjual makan siang di area kantor yang selemparan ikat rambut sudah nyampe atau paling cepat titip kepada OB. Sekarang tidak begitu lagi apalagi dengan kondisi WFH karena virus, saya lebih memilih memasak sendiri. Menyediakan stok makan siang selama beberapa hari akan mempermudah mendapatkan makan siang yang enak dan bergizi. Ehm... Enak menurut saya. LOL.
Keenam, menciptakan lingkungan yang bersih dan rapi
Lingkungan yang bersih dan rapi akan meningkatkan kenyamanan. Itulah makanya kantor-kantor selalu memilik OB supaya kantor tetap bersih dan karyawan pun produktif.
Ketujuh, stick to the plan
Bagaimanapun pekerjaan harus selesai. Akan ada saatnya kita memberi laporan kepada pemberi kerja. Mengulur-ngulur waktu justru akan membuat kewalahan dikemudian hari.
Maka berusaha mengerjakan rencana adalah pilihan terbaik. Terimakasih kepada tempat saya bekerja yang memberi kesempatan bekerja dari rumah.
Seminggu sudah berlalu, semakin kesini saya lebih fokus dan menikmati WFH walaupun masih banyak gagalnya. Misalnya, ketika bekerja di kantor jam sarapan dan makan siang lebih teratur, ketika bekerja di rumah jam makan ini bisa berubah-ubah sesuai mood. Aihh!
WFH juga ini kesempatan menikmati waktu lebih banyak buat diri sendiri. Kalau saya sendiri merasa, waktu yang digunakan pagi untuk perjalanan ke kantor saya sempat membuatkan nasi goreng sederhana.
Pada jam istirahat yang biasanya saya gunakan untuk bercengkrama dengan rekan-rekan kerja, beberapa kali saya bisa mengikuti webinar online.
Kira-kira seperti itu, selamat menikmati work from home dan di rumah aja, semoga bencana ini segera berlalu. Rasanya sudah kangen sekali keluar rumah dengan leluasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H