Sekitar dua minggu lalu, usai mengikuti ibadah natal, kami jemaat yang ikut ibadah termasuk saya mendapatkan paket sedotan stainless. Souvenir paket sedotan natal ini diberikan oleh panitia bertopi merah di pintu keluar yang saya sendiri tidak pernah menduga. Biasanya usai natal yang diberikan berupa sekotak makana, jika ada.
Kado natal ini saya yakin salah satu bentuk himbauan gereja agar jemaat lebih peduli terhadap lingkungan. Kita tinggal di bumi sebagai planet biru yang paling indah yang musti kita jaga, pelihara dan kelola. Kita semua tahu plastik dengan permasalahan yang ditimbulkan memang harus ditangani secepatnya.
Mengapa saya  belum berniat membeli stainless steel itu?
Ngomong-ngomong, souvenir stainless steel yang saya dapatkan merupakan satu-satunya sedotan stainless yang saya punya. Walaupun sebenarnya sudah lama mendengar tentang ini. Beberapa kali teman pun menganjurkan agar saya membeli stainless steel pengganti sedotan.
"Hmn... gak deh sekarang." Jawab saya waktu itu masih menimbang-nimbang.
Saya tidak pernah berpikir membeli paket sedotan stainless steel dimana sudah banyak orang menggunakan ataupun membawanya hingga kemana-mana. Tidak juga menunggu suatu saat ada yang memberikan. Sampai saat saya mendapatkan stainless tersebut yang saya dapat sebagai kado natal.
Ada beberapa alasan yang membuat saya tidak memiliki stainless steel, seperti saya sangat jarang menggunakan sedotan. Saya juga jarang membeli minuman yang menggunakan sedotan.
Minuman hangat yang saya lebih pilih biasanya tidak pakai sedotan juga. Ya, saya lebih suka minuman hangat apalagi bila berada di ruangan ber-AC. Sekarang ini pun beberapa outlet makanan fast food sudah tidak menyediakan sedotan lagi.
Plastik, polemik di tengah masyarakatÂ
Bicara soal plastik, produk ini memang menjadi polemik bagi banyak pihak. Masa urainya yang begitu lama, puluhan tahun hingga ratusan tahun menjadi permasalahan utama. Belum lagi konsumsi masif oleh kita menyebabkan lingkungan overdosis plastik. Memang sungguh memprihatinkan!
Jika saja kita sanggup meninggalkan plastik seperti membalik telapak tangan. Sayangnya, tidak semudah itu. Ada banyak hal yang menjadi pertimbangan mengenai permasalahan plastik terhadap lingkungan dan cara mencegah dampaknya.