Mohon tunggu...
Erni Pakpahan
Erni Pakpahan Mohon Tunggu... Administrasi - Wanita dan Karyawan Swasta

Terima kasih sudah berkunjung!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tips Menulis, Karakter Seorang Blogger hingga Kunjungan ke Pulau Maju, Masih Urungkah Menulis?

11 Agustus 2019   07:00 Diperbarui: 11 Agustus 2019   07:18 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulis saja dulu sekalipun tulisan tampak receh. Posting saja dulu sekalipun mungkin gak mendapat pembaca banyak. Ajukan saja dulu sekalipun ditolak berkali-kali. Setelah kita menulis, kita akan memiliki beberapa tulisan. Setelah kita posting lama-lama tulisan kita akan mendapat pembaca. Setelah kita ditolak berkali-kali, tulisan kita pun akan dikenal. Setelah kita dipercaya, bisa saja kita mendapat bonus materi. Terlebih tulisan kita bermanfaat bagi orang lain. 

Sekelumit rangkuman sebagai ingat-ingatan yang saya peroleh dalam acara bertajuk, "Pelatihan Menulis dan Kunjungan ke Pulau Maju" oleh Click Kompasiana. 

Acara ini berlangsung selama dua hari di Graha Wisata TMII pada Jumat hingga Sabtu (2-3 Agustus 2019) minggu lalu. Kegiatan hari pertama yang diadakan adalah pelatihan menulis. Bersama tiga narsum ketje, yaitu Ibu Fanny J. Poyk, Bapak Iskandar Zulkarnaen, dan Kompasianer Bapak Isson Khairul, mereka berbagi tentang dunia tulis-menulis.

Tulis Saja Dulu, Materi Kemudian!

Urung melanjutkan tulisan ialah salah satu uneg-uneg peserta dalam pelatihan menulis ini yang juga menjadi pengalaman saya. Ada banyak faktor yang mempengaruhi. 

Kadang sudah dapat ide tetapi akhirnya berhenti di tengah jalan lantaran merasa tulisan tidak semenarik tulisan orang lain. Kasus lain sudah posting tulisan tetapi malah pembacanya hanya sedikit saja atau sudah menjadi tulisan tetapi mendapat penolakan dari berbagai media.

Hal-hal tersebut sering menjadi hambatan bagi seorang blogger dalam menulis. Akhirnya blogger berhenti sebelum tulisan kelar. Calon tulisan pun menjadi kumpulan draft berdebu dalam penyimpanan. Padahal seorang blogger belum tahu akhir tulisannya, bisa saja bermanfaat bagi dirinya dan bagi orang lain, bahkan dapat mendatangkan materi bagi blogger tersebut.

Menurut Ibu Fanny J. Poyk (Fanny), penulis yang sudah lama berkelana di bidang sastra, seorang penulis atau blogger terlebih dahulu harus banyak membaca dan melakukan riset lapangan. 

Dengan membaca akan melatih kepekaan teknik menulis yang diperoleh dari tulisan-tulisan penulis lain dan dengan mengamati secara langsung di lapangan, kita bisa mendapatkan informasi akurat. Tulisan yang dibuat pun lebih hidup sebab kita mengalami sendiri dan mengetahui detail informasinya.

Ibu Fanny sendiri bercerita, walaupun sudah 45 berkarya di dunia sastra, beliau masih aktif melakukan riset lapangan. Seringkali beliau mendapat ide dengan terjun langsung ke kehidupan masyarakat. 

Contohnya saja, beberapa waktu lalu dalam perjalanannya pulang ke rumah menggunakan bus metro mini yang sengaja dipilihnya, dia mendapat ide sebuah cerpen yang akhirnya dimuat di koran nasional.

Kira-kira, begini tips-tips dari Ibu Fanny dalam membuat tulisan:

1. Perbanyak membaca

Sebagai seorang penulis bidang apa saja, membaca merupakan kebutuhan esensial. Banyak-banyak membaca tulisan orang lain dan pelajari teknik menulis mereka lalu tuliskan versi kita sendiri.

2.  Lakukan riset

Riset di lapangan dengan cara mengamati kehidupan masyarakat.

3.  Tentukan tema

Bidang atau jenis tulisan yang akan ditulis.

4. Buat Kerangka

Kerangka ini bertujuan untuk memudahkan seorang blogger merangkai kata-kata menjadi sebuah tulisan menarik.

5.  Tentukan Judul

6.  Posting atau terbitkan tulisan

Teruslah menulis dan mengirimkan tulisan walaupun belum mendapat respon dari editor, kelak editor akan mengenal nama kita. Kalau tidak tulisan dapat di posting di media sosial.

Minimnya tulisan bidang ekonomi, peluang besar bagi seorang blogger!

Bapak Isson Khairul, Kompasianer senior yang menulis berbagai kategori seperti ekonomi, politik, humaniora, menyampaikan hal serupa. Sebagai Kompasianer yang sudah merasakan manfaat menulis, terutama bidang ekonomi, menurut pandangan pak Isson, masih dibutuhkan blogger bidang ekonomi.

Menurut beliau, saat ini tulisan bidang ekonomi masih sangat minim. Sementara pembaca membutuhkan artikel bidang ekonomi yang bisa menjelaskan kodisi pekonomian daerah, nasional maupun internasional secara sederhana blogger sehingga memudahkan pembaca awam memahaminya. Tidak menutup kemungkinan juga, pemilik brand akan melirik karya blogger bidang ekonomi seperti pengalamannya.

Menuliskan artikel ekonomi bisa dikatakan memang unik seperti politik. Seorang blogger harus memberikan informasi akurat kepada pembaca. Dalam menulis, melakukan riset menjadi hal penting. Jika tulisan mencantumkan data setidaknya harus merujuk ke minimal 3 sumber (media).

Blogger, berapa tarif yang pantas untuk sebuah tulisan?

Jika dua narsum di atas menjelaskan tentang teknis menulis dan peluangnya, Bapak Iskandar Zulkarnaen yang lebih dikenal sebagai Isjet lebih menjelaskan tentang blogger, karakter dan harga yang pantas untuk tulisan. Setelah giat menulis, seorang blogger tidak jarang kecipratan berbagai manfaat, teman-teman baru, hadiah, job menulis yang mendatangkan materi bagi blogger.

Terkait job menulis, besarnya tarif seringkali menjadi sebuah dilema bagi blogger. Pertanyaan yang sering kali muncul, berapa seharusnya seorang blogger dibayar? Bapak Isjet yang pernah menjabat di Kompasiana menyampaikan memang untuk saat ini belum ada standar bayaran suatu tulisan. Karenanya seorang blogger harus bijak memposisikan dirinya.

Seorang blogger bisa mengukur "harga" dari bobot tulisan yang diminta oleh pemilik brand. Harga sebuah artikel dengan jumlah kata 600 kata dengan 1000 kata bisa saja berbeda, artikel yang sudah tersedia banyak sumber tentu berbeda dengan artikel yang membutuhkan suatu riset mendalam. Bayaran seorang blogger pemula mungkin berbeda dari blogger yang sudah berpengalaman.

Seorang blogger juga harus mengukur kemampuannya dalam menyelesaikan sebuah tulisan sesuai permintaan pemilik brand. Dan jika dibutuhkan melakukan negosiasi dengan pemilik brand, baik dalam harga artikel ataupun kontribusi yang dapat memajukan pemilik brand sesuai artikel yang diminta. Blogger yang menggantungkan hidup dari usaha menulis tentu berharap mendapat harga sesuai permintaannya. Melakukan negosiasi dengan pemilik brand menjadi hal yang lumrah.

Bapak Isjet menjelaskan, seorang blogger haruslah memiliki setidaknya tiga karakter berikut:

1. Original, just be yourself

Seorang blogger harus menghasilkan karya tulisan yang merupakan hasil karyanya sendiri. Beliau menenkankan jangan pernah melakukan plagiat! 

Melakukan plagiat hanya akan mengorbankan dirinya sendiri dimasa depan. Isi artikel harus diolah sesuai kata-kata sendiri dan jangan sampai meng-copy paste satu paragraf artikel milik orang lain. Ubalah setiap paragraf referensi menurut kata-kata sendiri.

2. Sabar

Kesabaran menjadi resep bagi seorang blogger terutama blogger pemula. Meskipun saat ini belum dibayar, jika rutin menghasilkan tulisan berbobot, pada akhirnya tulisan akan dibaca oleh pihak yang membutuhkan. Bapak Isjet sendiri menyampaikan dia lebih mengutamakan kualitas sebuah tulisan walaupun keterbacaannya hanya sedikit.

3.  Timely

Seorang blogger harus mampu menuliskan isu yang sedang hangat dibahas saat ini. Cara ini berguna jika ingin meraup pembaca yang tinggi.

4. Fleksibel

Bisa menulis artikel untuk semua dan melakukan promosi untuk artikel sendiri. Posting rutin tulisan dengan teaser sesuai dengan karakter masing-masing media sosial tempat tulisan diposting. Menulis yang biasa ditulis atau menulis apa yang bisa ditulis?

Lalu, apa yang menjadi kesamaan ketiga narsum ini? Mereka sepakat bahwa menulis saja dahulu baru materi kemudian. Menulis yang tidak dibayar adalah kesempatan membangun portfolio! So, menulis saja dulu.

Berkunjung ke Pulau Maju, begini penampakannya

Terlihat beberapa warga sekitar yang sedang berolahraga-Dokumentasi Pribadi
Terlihat beberapa warga sekitar yang sedang berolahraga-Dokumentasi Pribadi

Pada hari kedua, Sabtu peserta ikut berkujung ke Pulau Maju atau yang sekarang disebut dengan Pantai Maju. Pagi-pagi benar kami sudah bersiap berangkat ke Pulau Maju. 

Setelah sarapan pagi, sekitar pukul 06.30 WIB, kami berangkat dari Graha menuju Pulau D atau Pulau Maju atau disebut sekarang menjadi Pantai Maju. 

Pulau ini merupakan salah satu dari tiga pulau reklamasi yang diteruskan pembangunannya dari total 17 Pulau yang direncanakan akan direklamasi sedangkan 13 pulau lainnya tidak dilanjutkan pembangunannya.

Kondisi Pulau Maju atau Pantai Maju saat ini masih terlihat sepi. Bangunan yang rata-rata masih terlihat belum diisi. Pagi itu terlihat masyarakat sekitar yang sedang melakukan olahraga pagi, satpam yang sedang jaga dan para tukang bangunan.

Pulau Maju sudah dibuka untuk publik sejak tanggal 30 Juni lalu. Sepanjang 3,2 km dapat digunakan untuk jalur jalan kaki dan sepeda santari (Jalasena). 

Bagi yang ingin mengunjungi Pantai Maju bisa kesana menggunakan Trans Jakarta atau angkot yang lewat, jika tidak membawa kendaraan. Terdapat fasilitas yang tersedia: jalur pedestarian, jalur Trans Jakarta, jalur sepeda, area parkir mobil, motor dan sepeda, rest seating area.

Mengikuti kegiatan Click Kompasiana adalah hal berkesan bagi saya. Saya dan peserta lain mendapat semangat baru agar memberi manfaat melalui tulisan. Acara ditutup setelah berakhirnya jalan-jalan ke Pantai Maju, kami pun berpisah di Kota Tua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun