Mohon tunggu...
Erni Pakpahan
Erni Pakpahan Mohon Tunggu... Administrasi - Wanita dan Karyawan Swasta

Terima kasih sudah berkunjung!

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Juni, Layang-layang, dan Museumnya

25 Mei 2019   15:40 Diperbarui: 28 Mei 2019   18:10 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Museum Layang-layang (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Setelah mendengarkan audiovisual tentang layang-layang, beliau mempersilahkan kami melihat-lihat koleksi layang-layang di ruang khusus dan menjelaskan asal-usul layang-layang yang dipajang di ruangan itu.

Museum layang-layang memiliki ragam koleksi layang-layang yang berasal dari berbagai daerah di Nusantara maupun Mancanegara. Baik dari bentuk dan ukurannya yang beragam.

Ada layang-layang sekecil kupu-kupu. Ini jenis layang-layang terkecil yang ada di sana. Layang-layang ini diterbangkan menggunakan benang pakaian. Kebayang gimana layang-layang berukuran 2 cm terbang?

Layang-layang dari dedaunan. Dulunya dimainkan masyarakat sambil memancing. Ujung tali layang-layang berisi umpan dimasukkan ke dalam air sedangkan ujung yang lain layangan yang sedang terbang. Unik bukan?
Layang-layang dari dedaunan. Dulunya dimainkan masyarakat sambil memancing. Ujung tali layang-layang berisi umpan dimasukkan ke dalam air sedangkan ujung yang lain layangan yang sedang terbang. Unik bukan?
Semua layang-layang yang dipajang di ruang layang-layang menurut penjelasan Bapak Dayat merupakan koleksi berasal dari berbagai kegiatan festival dari tahun ke tahun. Pengunjung pun bisa melihat berbagai bentuk layang-layang dari corak warna, ukuran dan bahan. Semuanya seperti mewakili budaya asal layang-layang.

Dari audiovisual, kelihatannya layang-layang diadakan di daerah pantai. Bali terkenal masih kental dengan kegiatan festival layang-layang. Layang-layang yang dinaikkan sangat besar oleh puluhan bapak-bapak, puluhan orang menarik tali, puluhan orang yang lain memegang ekor.

Selain menyaksikan layang-layang, pengunjung rupanya dapat melakukan berbagai kegiatan budaya disini. Museum layang-layang menyediakan kegiatan membuat keramik, membatik, melukis layang-layang, melukis payung, T-shirt, wayang dan lampion yang harganya menyesuaikan jenis kegiatan yang dipilih pengunjung.

Layang-layang jenis ikan-Dokumentasi pribadi
Layang-layang jenis ikan-Dokumentasi pribadi
Sore itu, selain saya ada juga kelompok keluarga yang berkunjung bersama anak-anaknya. Salah satu dari mereka sempat mengajak bergabung bersama tetapi karena saya menunggu teman jadilah kami terpisah dengan mereka.

Museum layang-layang bisa menjadi tempat menarik untuk dikunjungi khususnya bagi anak-anak. Ruang audiovisual terdapat berbagai lukisan layang-layang dan kenang-kenangan yang berasal dari berbagi sekolah.

Museum layang-layang dapat dikunjungi setiap hari mulai pukul 09.00 WIB sampai 16.00 WIB, kecuali pada saat Libur Nasional. Dengan biaya pendaftaran sebesar 15K pengunjung berikut kegiatan yang dilakukan: audiovisual, tour ke museum layang-layang dan membuat layang-layang.

Setelah tour, saya ikutan membuat layang-layang sendiri yang kerangkanya sudah disediakan oleh pihak museum. Biasanya pengunjung tinggal menempel kertas dengan kerangka dan melukisnya sesuai selera masing-masing.

Selesai kunjungan saya pulang membawa layang-layang menuju halte MRT Fatmawati. Transportasi umum yang saya ketahui yang paling dekat dengan museum ini bisa melalui terminal Lebak Bulus dan Stasiun MRT. Ada sih bus feeder bus TransJakarta tujuan Pondok Labu, cuma gak terlalu paham naik TJ turunnya dimana. 

Kira-kira sekian pengalaman saya. Happy weekend yaa!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun