Mohon tunggu...
Erni Pakpahan
Erni Pakpahan Mohon Tunggu... Administrasi - Wanita dan Karyawan Swasta

Terima kasih sudah berkunjung!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Benarkah Wanita Selalu Ingin Sepatu dan Lelaki Gengsi Bertanya Arah?

19 Januari 2018   14:55 Diperbarui: 20 Januari 2018   18:37 1403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pixabay/Jeshoots

Dua buku dari penulis sama membahas bidang sama berjodoh di tangan saya. Why Men Dont Have a Clue and Women Always Need More Shoes saya dapatkan dari Big Bad Wolf Tangerang tahun lalu. Buku kedua saya temukan dari toko buku bekas Blok M, Why Men Dont Listen and Women Can Read Maps. Kedua buku ini karya Allan dan Barbara Pease.

Buku pertama mendarat di keranjang bawaan saya sambil masih mikir-mikir beli apa tidak, bukunya dalam bahasa Inggris. Namun, seorang wanita muda datang bertanya di rak bagian mana saya mendapatkan buku tersebut.

Saya menunjuk tempat tadi sambil tanya dalam hati, "Sejak kapan dia memperhatikan keranjang saya? Hmn... Berarti ada sesuatu dalam buku ini." Bayar, done!

Sumber: Theconversation.com
Sumber: Theconversation.com
Buku kedua saya dapatkan ketika saya berkunjung ke toko buku bekas di lantai dasar blok M. Tadinya mau beli buku pesanan seseorang, eh, malah nemu buku dari pengarang sama membahas bidang sama. 

Padahal saya lagi tahan selera tidak beli buku tapi terlanjur sudah minat terjadilah tawar-menawar antara saya dan penjual (yang ujung-ujungnya saya tak pernah berhasil menawar).

Wanita dan pria memang diciptakan berbeda

Wanita kesulitan membaca peta makanya cepat-cepat bertanya kepada orang yang ditemui. Sementara pria senantiasa berusaha menemukan tempat tujuan walaupun ehhem... sudah kesasar, tetap aja "berusaha". Hehee mereka malu dikatai tidak tahu jalan, katanya kaum yang punya harga diri tinggi. Masa sih?

Apalagi kalau wanita sudah bicara, pria akan merasa pusing dan bilang, "Cerewet!" Blak-blakan atau dalam hati. Saat wanita mengungkapkan perasaannya, seringkali pria terjebak memberi solusi. 

Mereka memang begitu punya banyak solusi. Tadinya dengan senang hati ingin membantu malah kena semprot karena si wanita merasa tidak didengarkan oleh pria. Oh, no! Wanita butuh didengar, bukan solusi! Nah kan pria salah lagi.

Menurut penelitian dalam buku yang kedua saya sebut di atas, wanita Italia dikatakan pembicara hebat, mereka menyebutkan 6000-8000 kata per hari. Biasanya mereka menambahkan 2000-3000 suara-suara lainnya untuk berkomunikasi, juga 8000-10.000 isyarat, perubahan mimik, gerakan kepala dan tanda-tanda bahasa tubuh lainnya. 

Dengan demikian wanita Italia mengucapkan "kata-kata" untuk berkomunikasi dan penyampaian pesan sebanyak 20.000 kata per hari. Wanita Barat mengucapkan 80% dari isyarat-isyarat tersebut (hal. 118)

Sementara pria mengatakan hanya 2000-4000 kata dan 1000-2000 bunyi vokal, dan hanya membuat gerakan bahasa tubuh 2000-3000. Rata-rata hariannya menambahkan "kata-kata" pada komunikasinya sekitar 7000. Jumlah ini hanya sepertiga dari jumlah "kata-kata" komunikasi wanita pada umumnya (hal. 119).

Sumber Gambar: Penguin Random House
Sumber Gambar: Penguin Random House
Bagaimana dengan pria dan wanita Indonesia? Memiliki budaya ketimuran, yang lebih enggan dan sopan, katakanlah kita lebih sedikit mengeluarkan berkata-kata. Tetap saja jika pria dan wanita dibandingkan, mari kita tebak jumlah "kata-kata", wanita bisa jadi akan lebih banyak dari pria. Soalnya mamak saya lebih suka berbicara di bandingkan bapak saya yang super plegmatis. Oppung boru (nenek) saya lebih suka bercerita dibandingkan oppung doli (kakek).

Bukan main lagi kalau diajak belanja, wanita suka coba ini itu lalu berputar-putar ke segala arah sampai merasa puas. Sementara kalau pria belanja, mereka cukup menuju tempat barang yang diperlukan, ambil, lalu bayar ke kasir? Ingat kan sampai ada meme gambar beberapa waktu lalu yang buat kita terbahak? Jejak wanita ribet kayak benang kusut sedang jejak pria cuma dua tiga garis :D :D

Memang di antara semua wanita ada beberapa yang tidak begitu-begitu amat. Rata-rata ya memang begitu.

Ada banyak bagian dalam buku ini yang bisa buat ngakak. Wanita dan pria adalah makhlud berbeda dengan cara berpikir beda dan gaya komunikasi berbeda. Demikian cara menyimak pesan dua insan ini pun berbeda. Jadi, mungkin sekali akan ada salah paham. Coba deh bandingkan dengan pasangan kamu atau ayah ibu atau adik kakak kamu. Barangkali kita pernah salah menanggapi mereka.

Membaca buku ini memberi gambaran cara membina relasi dengan lawan jenis. Minimal mengurangi emosi negatif jika terjadi salah paham melalui tanggapan atau gaya komunikasi mereka. Pria wanita sih punya susunan otak berbeda. 

Menariknya, buku ini dikemas dengan bahasa sederhana dan gaya penulisannya kocak memudahkan mencernanya. Sementara data yang ada berdasarkan hasil penelitian dan fakta keseharian. Buku Allan dan Barbara Pease terjual lebih dari 13 juta eksemplar di seluruh dunia. Jumlah yang fantastis.

Hanya, saya tidak setuju ketika mereka setuju tentang homoseksualitas. Mereka sepakat mengatakan homoseksual merupakan keturunan. Sebab menurut saya pria ya pria dan wanita ya wanita. Pria dan wanita saat menikah bisa menghasilkan keturunan. Bukan mau membatasi relasi. Bukan juga membenci mereka yang memilih menjadi seperti itu.

Jadi, apa iya wanita selalu ingin sepatu dan tidak bisa baca peta? Setelah baca buku ini, saya kemudian paham mengapa teman pria selalu bisa menemukan tempat tujuan padahal cuma dikasih alamat. Bahkan kami sama sekali belum pernah ke sana. Adanya aplikasi maps mungkin tidak terlalu memperlihatkan fakta ini. 

Semenjak itu, jika pergi-pergi atau naik kendaraan online, saya lebih memilih diam dan menyerahkan semuanya pada pak supir. Alhasil semuanya akan aman-tidak akan ada debat di antara kami berdua, kecuali kalau ada rencana ide membelok sedikit melawan arah.

Sepatu? Setelah saya hitung-hitung jumlah sepatu saya dan teman-teman cewek di kos rata-rata lebih dari tiga pasang. Ada yang punya tiga pasang, lima pasang, enam pasang, sepuluh pasang (gak tau masih bagus semua, ya). Belum termasuk rencana beli sepatu setelah gajian dan jika ada diskon minggu depan. :D

#Selamat berakhir pekan

Kantor, 19 Januari 2018.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun