Deretan rumah adat batak terdapat di kampung batak ini berada sebelum kuburan Raja Sidabutar. Lokasinya agak tersembunyi karena ditutupi deretan dagangan oleh-oleh khas batak. Suara khas yang terdengar berupa musik adat batak "gondang" (musik khas batak) akan terdengar bersumber dari kampung batak menandakan ada tarian Sigale-gale. Kita bisa mengikuti arah suarah dan berjalan ke arah sana atau bertanya pada orang sekitar.
Kampung Batak tepatnya tempat pertunjukan Si Gale-gale diadakan. Setiap pengunjung bisa ikut "manortor" (menari tarian Batak) bersama teman-teman mengikuti bunyi "gondang".
Untuk menikmati tarian bersama Sigale-gale, katanya bisa memesan para penari. Tetapi saya  belum pernah melihat para penari tersebut. Biasanya para pengunjung yang akan "manortor" bersama rombongannya.
Saya belum melihat rombongan penari yang bisa dipesan untuk pertunjukan adat batak. Saya kurang tahu apakah ada  pemandu satu atau dua orang yang khusus mengarahkan pengunjung agar bisa menikmati "tor-tor" yang bisa dipesan kapan saja langsung di tempat.
Agak sayang jika ada rombongan yang sama sekali tidak tahu "tor-tor" tapi mereka berminat mencoba menari bersama Sigale-gale. Pada moment-moment tertentu seperti musim liburan misalnya. Saya kira ini akan menjadi pengalaman baru bagi para pengunjung. Kunjungan wisata pun akan lebih menarik.
Ke pemakaman Sidabutar.
Â
Siapa saja bisa memasuki pemakaman Sidabutar asal menggunakan ulos batak yang disediakan di pintu masuk kuburan. Menggunakan ulos pada saat memasuki pemakaman sebagai kesopanan menghormati adat setempat. Konon, Sidabutar ialah orang yang pertama kali datang ke Samosir sekaligus seorang raja.
Cicak bertengger di tiang pintu menghadap payudara wanita. Cicak sebagai simbol kemampuan beradaptasi sedangkan payudara wanita sebagai lambang ke makmuran. Meninggalkan kuburan Sidabutar yang sudah berumur 469 tahun itu kita harus melepaskan ulos batak pada seorang penjaga yang sekaligus pemandu disana.