Mohon tunggu...
Erni Pakpahan
Erni Pakpahan Mohon Tunggu... Administrasi - Wanita dan Karyawan Swasta

Terima kasih sudah berkunjung!

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Museum dan Suasana Kota Tua di September Ceria

20 September 2017   12:22 Diperbarui: 20 September 2017   18:14 2227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Museum Seni dan Keramik

Museum seni dan keramik-dokpri
Museum seni dan keramik-dokpri
Museum ini diinisiasi pada tahun 1866, selesai di bangun pada 1870 lalu dipakai sebagai Gedung Peradilan (Raad Van Justice). Melalui sejarah panjang Pada tahun 1976 sebagai Gedung Balai Seni Rupa. Pada 1997 Bapak Ali Sadikin meresmikan gedung sebagai museum keramik.  Kemudian pada tahun 1990 diresmikan sebagai Museum Seni Rupa dan Keramik.

Museum ini rasanya luas sekali dengan ruangan menurut koleksi masing-masing. Terdapat aneka macam keramik dengan corak masing-masing menurut seni dan budaya negara asalnya.

Dispenser keramik-dokpri
Dispenser keramik-dokpri
Selain koleksi keramik, benda seni bersejarah lainnya bisa ditemukan di museum yang juga masih wilayah Kota Tua ini.  Koleksi seni rupa lainnya seperti patung, totem kayu, grafis, sketsa, dan batik lukis terdapat disini.

Pun sejarah tentang seni lukis. Beberapa profil beberapa pelukis seperti Raden Saleh Syarif Bustaman mengisi museum ini.

Lagi-lagi saya menemukan tentang lukisan Mooi Indie. Sebuah keterangan di dinding menjelaskan,

"Istilah Mooi Indie muncul di awal abad ke 20 untuk menandai keelokan lukisan pemandangan alam Hindia Belanda (Pada masa itu banyak pelukis datang ke Hindia Belanda (sekarang Indonesia) karena tertarik keindahan alamnya dan eksotisme wanita maupun pria pribumi..."

Menarik juga, hari itu saya bisa menyaksikan karya lukis Srihadi Soedarsono yang menggambarkan Jayakarta sejak tahun 1527-1970. Lukisan ini kami saksikan di dinding sebuah ruangan. Pintu dimana terdapat patung Raden Saleh Sjarif Boestaman (Maestro of Indonesia Modern Art).

Lukisan Air Mancur karya Srihadi Soedarsono-Dokpri
Lukisan Air Mancur karya Srihadi Soedarsono-Dokpri
Ada kisah tentang lukisan berjudul Air Mancur tersebut. Lukisan yang sempat membangkitkan amarah Gubernur Ali Sadikin sehingga mencoret-coretnya menggunakan spidol hitam. Gubernur Ali Sadikin merasa keberatan sebab lukisan Jakarta bernuansa promosi Jepang. Melihat ada banyak papan reklame Jepang dalam lukisan itu.

Singkat cerita, beliau meminta maaf pada pelukisnya. Lalu meminta supaya Srihadi membuat sebuah karya untuk mengisi tembok gedung Balai Kota DKI Jakarta yang bersih. Jadilah lukisan Jayakarta di atas.

3. Museum Wayang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun