Terik matahari siang itu terasa sekali sejak saya keluar dari Stasiun Rawa Buntu. Ceritanya saya ngejar waktu hingga saya naik ojek online saja. Setiba di Summarecon Mall Serpong perlahan panas mulai turun. Sebetulnya sinar matahari masih menyengat. Mulai terasa adem karena perhatian teralih pada keramaian di area Summarecon Mall Serpong.
Dari jauh terlihat banyak pengunjung. Lokasi yang saya tuju ramai terutama di meja-meja yang tidak terkena sinar matahari. Rata-rata berkelompok mengisi meja bersama sanak keluarga ataupun pasangan. Menyantap makanan di hadapan masing-masing.
Hmn... Ini kan jadwal makan siang. Waktunya mengisi perut. Eit.. ini bukan sekedar makan siang saja. Ada yang berbeda dan menarik di area yang biasanya dipakai sebagai parkir selatan Summarecon.
Coba tebak ada apa di Summarecon Mall Serpong hari itu?
Tadaa... hadir Festival Kuliner Serpong! Tidak tanggung-tanggung, diadakan sejak 10 Agustus hingga 10 September nanti.
Dalam acara inilah saya janjian ketemu bersama KPK (Kompasianer Penggila Kuliner). Hari ini bersama teman kompasianers makan-makan sekalian kumpul-kumpul.
Nah, itu mereka yang duduk di meja. Sudah hadir Ibu Mutia, Pak Rahab, Mas Gio dan teman-teman yang lain yang sudah pernah bertemu maupun pertama kali lihat. Lokasi Festival Kuliner Serpong mudah sekali dijangkau. Tau aja dong titik keberadaan mereka karena sedari tadi emang pantau grup WA. Mudah saja menemukan area festival dan titik kumpul mereka sebab tahun lalu saya salah satu pengunjung.
Seputar Tentang Festival Kuliner Serpong 2017
Disini pengunjung bisa menemukan berbagai makanan khas tanah Pasundan khas Jawa Barat. Sejumlah 66 booth, 30 gerobak dan 3 Bale Gede menyediakan ragam jenis makanan tanah Pasundan. Yakin kurang banyak? Icip-icip dulu dong.
Selain itu, tersedia 2 bale dimana pengunjung bisa menemukan oleh-oleh makanan khas dan batik Jawa Barat. Bagi orangtua yang memiliki anak, bisa juga mampir ke pojok dolanan. Anak-anak bisa bermain bersama anak yang lain.
Seminggu ke depan, sampai tanggal sepuluh ini, masih banyak acara seru yang akan berlangsung. Â Ada acara Sisingaan/Jaipong. Cerita Dongeng setiap Sabtu pukul 16.00 WIB dan Penampilan Sekolah Setiap Senin hingga Rabu pukul 17.00 WIB.
Kami sempat menyaksikan Pengamen Angklung bereragam ungu. Tadinya saya pikir pengamen kreatif dari luar ternyata bagian dari acara. Setiap Jumat hingga Minggu pukul 17.00 WIB, mengamen dan menghibur pengunjung.
Voucher sejumlah seratus ribu rupiah sudah ditangan. Saya siap berburu. Saya sempat berkeliling melihat keanekaragaman makanan. Mencari yang paling menarik perhatian. Lalu menimbang-nimbang makan apa hari ini di antara banyak makanan.
Cielah, makanan yang dominan manis, pas sekali di siang hari yang terik. Pilihan jatuh ke air tebu asli rasa lemon. Sambil lalu melepas dahaga. Lho?
Saya jarang memakan makanan tanah Pasundan yang disebut-sebut raos pisan itu. Banyaknya ragam makanan yang menarik hati membuat saya jadi bingung.
Sementara yang lain sudah ngumpul kembali, saya masih menunggu pesanan air tebu Es Tebu Cendana. Melepas dahaga serta menyegarkan pikiran. Habis itu membulatkan hati pilih makanan apa hari ini. Â
Kembali ke meja, kami menikmati Cireng Cipaganti, hasil buruan Ibu Muthia. Jauh-jauh diboyong dari Bandung di jalan Cipaganti sana. Kunyahan pertama, jelas beda dengan cireng yang pernah saya konsumsi sebelumnya. Cireng Cipaganti yang didirikan oleh Bapak Dadang Rochata memiliki isian semacam sambal. Cireng Cipaganti boleh dikatakan cireng mewah. Lebih lengkap dengan asa bumbu kacang, sedikit saja rasa pedas.
Sate Maranggi bedanya itu lebih manis. Ada irisan tomat, cabai, bawang, taburan wijen membuat tampilannya memikat hati dan rasanya segar. Siang terik begini, emang lebih enak makan yang manis-manis. Cuaca memang mempengaruhi selera.
Mendengar kata festival kuliner, pikiran melayang ke makan-makan. Akan tersedia aneka jenis makanan dan minuman disatu lokasi. Suka-suka memilih sesuai keinginan hati. Namun bagi saya berkunjung ke festival itu tidak sekedar makan. Festival kuliner Serpong memberi kesempatan mengenali ke khasan nusantara  melalui makanannya.
Pada saat saya menyicip makanan khas Jawa Barat saya bisa membedakan makanan khas daerah lain. Jawa Barat lebih condong ke makanan yang manis-manis. Sementara ada daerah lain yang lebih menggemari rasa pedas.
Begitulah, festival selalu menarik dikunjungi, ada beragam makanan khas yang mudah saja didapatkan di lokasi yang sama dan dalam waktu yang sama. Hadir di festival kita memikmati suasana bersama pengunjung lain. Walaupun tidak saling kenal pengujung lain tetapi kita makan bersama di lokasi sama dan itu menyenangkan. Lebih lagi, bisa mendekatkan satu sama lain. Ceritanya festival kuliner Summarecon berujung pada nostalgia, mempererat diri dengan sanak saudara, teman dan menambah wawasan nusantara.
Penasaran mau coba? Pokoknya Raos pisan euy!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H