By Moolight mewakili pengalaman sebuah pedesaan dimana keadaan takluk di bawah cahaya bulan dan suara anak-anak. Lukisan yang mewakili pengalaman saya dimasa kecil. Saya baru menyadari dalam lukisan itu ternyata ada sekelompok anak sedang bermain di bawah terang bulan. Saya perhatikan lagi ketika tiba di rumah. Mereka sedang melakukan permainan tradisional.
Sekarang semua tinggal cerita yang sudah lama terlupakan. Namun, Terang Bulan seakan memanggil saya pulang ke masa lalu. Tidak tanggung-tanggung, salah satu koleksi lukisan istana. Salah satu kekayaan budaya kita. Permainan tradisional yang mereka mainkan, permainan yang juga pernah kami lakukan. Ah, saya lupa apa namanya! Main ular-ularan, kalau tidak salah.
Karya serupa yang mungkin saja tidak kembali seperti sedia kala menurut saya misalnya karya Itji Tarmizi (Lelang Ikan), karya Ernest Dezentje (Sungai ciliwung), Menggaru Sawah di Jawa  karya Romualdo Locatelli. Sebagian telah digeser oleh kemajuan teknologi dan (peningkatan) budaya baru.
Para wanita berkebaya juga, jika dulu kebaya sebagai simbol identitas derajat, sekarang bisa dikenakan oleh siapa saja. Lukisan merekam itu semua, sesungguhnya kita kaya akan alam, budaya, pemikiran, dan keberanian.
Kelak rentetan nama-nama baru akan muncul dengan karya luar biasa bercerita tentang keindahan dan kekayaan kita saat ini, yang juga akan berubah pelan-pelan. Bisa saja akan lebih baik atau tergerus tak terurus.
Walaupun para pelukis sudah dicampuri oleh pemikiran dari luar--beberapa di antara mereka berangkat ke berbagai negara, belajar langsung kepada pelukis-pelukis ahli. Karya-karya indah disana menurut saya adalah sebentuk pengenalan mereka terhadap bangsa sendiri. Saya setuju dengan pernyataan ini, mengenal bangsa sendiri adalah bagian mengenal diri sendiri.
Bagi kamu yang belum berkesempatan menyaksikan karya tangan para pelukis hebat di Galeri Nasional, mudah-mudahan cerita pengalaman saya ini memberi sedikit gambaran. Sebelum menyaksikannya suatu hari nanti. Terimakasih sudah memberi kesempatan melihat kekayaan nusantara kepada Pemerintah, Seniman, Budayawan, Kompasiana dan siapa saja yang terlibat.
#Salam hangat dari anak yang sedang belajar mengenal bangsa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H