Banyak orang di luar yang bingung dengan keaslian Injil. Beberapa alasan mereka adalah :
1. Injil adalah kitab yang diajarkan oleh Kristus Yesus
2. Seharusnya Injil berbahasa Aram sebagaimana bahasa keseharian Kristus Yesus
3. Ke-empat Injil kanonik itu bukan Injil yang dimaksud sebagai Injil yang diajarkan Kristus Yesus, karena Injil-Injil itu ada setelah Kristus Yesus tidak ada lagi di bumi.
4. Injil yang ada sekarang karena tidak diajarkan oleh Kristus Yesus berarti Injil-Injil itu palsu.
Pertama, perlu diperhatikan kata Injil itu. Injil berasal dari bahasa Gerika yaitu Euangelion yang artinya kabar baik. Kabar baik tentang apa? Dalam Injil Matius 4:23 disebutkan "Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu."
Jadi, yang menjadi kabar baik adalah Kerajaan Allah.
Dalam Injil Matius 9:35 disebutkan "Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan."
Di sini, yang menjadi kabar baik adalah Kerajaan Sorga.
Hal ini dipertegas dalam Injil Matius 24: 14 yaitu "Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya."
Jadi, sebagai kesimpulan pertama adalah Injil artinya Kabar Baik kepada semua Manusia bahwa ada Allah, Tuhan yang bertahta sebagai Raja bagi seluruh umat manusia ini, dan tahtanya itu kekal, selamanya. Tuhan, Allah kita itu akan memberikan hal yang paling baik (sorga) bagi mereka yang taat kepadanya.
Umat manusia adalah para pemilik surga, sebagaimana Allah adalah penguasa sorga itu. Tapi manusia yang bagaimana yang bisa memiliki sorga? Itulah sebabnya kabar baik ini diajarkan sejak dulu itu.
Injil yang berbahasa Aram itu ada, yaitu Injil Matius. Jadi tuduhan bahwa Injil itu tidak ada yang berbahasa yang sama dengan bahasa yang dipergunakan oleh Kristus Yesus adalah tuduhan yang salah sama sekali. Dan Injil Matius adalah Injil yang pertama dituliskan. Penemuan naskah papirus yang sekarang disimpan di Magdalen College, Oxford, Inggris, menunjukkan bahwa Injil Matius ini sudah selesai ditulis sebelum tahun 66 M. Kesimpulan penelitian lanjut mengenai Injil Matius menegaskan bahwa benar yang menuliskannya (paling tidak mengepalai penulisannya, karena tradisi Yahudi biasanya seorang guru memiliki kelompok murid yang menuliskan pengajarannya) adalah Rasul Matius yang merupakan murid langsung dari Kristus Yesus.
Injil, jika dimaksudkan sebagai kitab yang sekarang ada itu, tentu tidak diajarkan oleh Kristus Yesus selama pengajaranNya. Sebab yang diajarkan oleh Kristus Yesus adalah hal-hal yang didasarkan pada Taurat dan Kitab-Kitab Para Nabi. Sebagaimana dikatakan olehNya dalam Injil Matius 5:17: "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya."