Mohon tunggu...
dedy riyadi
dedy riyadi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

saya hanya ingin jadi terang dunia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menjadikan Allah sebagai Sumber Jawaban Segala Persoalan

26 September 2011   04:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:37 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Daud, dikenal sebagai raja yang sangat berkuasa. Wilayah jajahannya luas, panglima perangnya banyak dan terkenal tangguh di meda pertempuran, kekayaannya pun sangat banyak. Dia, oleh Alkitab, dipandang sebagai raja yang paling sukses di seluruh keturunan Ishak.

Namun, Daud dikenal pula sebagai orang yang selalu mengandalkan Allah, Tuhan-nya, dalam hal apa pun. Karena itu di dalam Mazmur, dia menulis:  Pada Allah ada keselamatanku dan kemuliaanku; gunung batu kekuatanku, tempat perlindunganku ialah Allah. Dia tidak pernah mengandalkan sesiapa pun. Tidak juga kedudukannya sebagai Raja. Dia selalu memandang Allah sebagai sumber segala hal yang dimilikinya, yang akan diperbuatnya.

Hal yang akan berbeda, apabila orang lain yang punya hal semacam yang dimiliki Daud. Sebagai mana kita tahu, di dunia ini beberapa negara kuat sering sekali menjalankan operasi militer di negara-negara lain. Belum lagi, di PBB pun beberapa negara memiliki hak veto untuk bisa memaksakan keputusan atau membatalkan rencana negara lain. Belum lagi, di tingkat yang lebih kecil/rendah, jika seorang punya kedudukan lebih tinggi dari orang lain, pasti akan menunjukkan kekuasaannya. Maka timbul istilah: Boss baru, boss kecil, orang kaya baru, dan lain-lain yang menunjukkan perubahan sikap yang drastis dari seseorang akibat bertambahnya kedudukan, kekayaan, dan kekuasaan.

Padahal, hal-hal seperti itu, jelas-jelas tidak disukai oleh Allah. Dalam Firman yang disampaikan Nabi Yeremia dikatakan: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!.." (Yeremia 17:5)

Di dalam ayat ini, ada 3 orang yang dikutuk yaitu:

1. Orang yang mengandalkan manusia (lain).

Situasi ini pernah saya hadapi, di mana ada teman yang menjanjikan ini-itu sehingga hal itu saya pandang sebagai jawaban dari persoalan yang saya alami. Nyatanya, sampai saat ini apa yang dijanjikan itu banyak yang belum terealisasi. Akibatnya, persoalan yang saya alami semakin buruk dan semakin  buruk, bukan semakin baik. Akhirnya saya sadar bahwa persoalan yang saya hadapi tidak akan pernah selesai dengan hanya mengandalkan janji-janji seseorang belaka.

2. Orang yang mengandalkan kekuatannya sendiri.

Masih pada persoalan yang sama, saya dalam menghadapinya akhirnya berpikiran bahwa janji seseorang tidak dapat diandalkan. Oleh sebab itu, saya pun kasak-kusuk sana-sini mencoba untuk menyelesaikan persoalan itu. Kerja sampingan pun saya lakukan, tapi bukan keuntungan yang saya dapatkan, saya malah terkapar sakit dua minggu akibat kecapekan. Nyatalah bahwa mengandalkan kekuatan sendiri ada batas maksimalnya.

3. Orang yang hatinya menjauh dari Tuhan.

Untunglah saya belum pernah meninggalkan Tuhan. Istri saya bahkan pernah protes sama Tuhan kenapa persoalan yang kami hadapi tidak kunjung selesai walaupun sudah bertahun-tahun. Kondisi kami semakin terpuruk.

Dan inilah baiknya Tuhan kepada kami. Semoga ini juga menginspirasi para pembaca. Istri saya menjadi aktif melayani sebagai Guru Sekolah Minggu. Semenjak itu, dia menjadi sangat tenang dalam menghadapi setiap persoalan yang timbul, ataupun persoalan yang belum kunjung selesai tersebut. Lantas beberapa hari yang lalu, karena kasih Tuhan juga, saya mulai terlibat dalam persekutuan kaum pria. Dari sana, saya mendapat "teguran" agar sesegera mungkin membangun altar keluarga.

Apa itu altar keluarga? Altar keluarga bukanlah semacam meja altar yang dibangun di dalam rumah tetapi berdoa bersama yang dilakukan oleh seluruh anggota keluarga. Selain berdoa bersama juga bisa dilakukan pula pembacaan firman Allah. Di dalam kegiatan ini, setiap anggota keluarga juga mendoakan anggota keluarga lain secara bergantian.

Baru beberapa kali kami sekeluarga melakukan altar keluarga, sudah ada beberapa alternatif jawaban atas persoalan yang kami hadapi. Dan sampai saat ini masih bertambah alternatif jawaban itu. Maka jika Allah menghendaki, akhir tahun ini, kami sudah bisa bebas dari persoalan yang membelit kami bertahun-tahun itu.

Belajar dari apa yang dilakukan Daud, dan sejalan dengan apa yang difirmankan Allah dalam Yeremia 17 itu, maka Menjadikan Allah sebagai Sumber Jawaban atas Segala Persoalan adalah sesuatu yang harus dikedepankan. Sebab, orang lain bisa saja mungkir, diri sendiri punya keterbatasan, dan menjauhkan diri dari Allah bukanlah juga jawaban. Sebab Allah itu penuh kasih, seperti matahari yang setiap pagi bersinar, Dia pasti membagi-bagikan kasihnya kepada siapa saja, tanpa pandang bulu.

Tuhan memberkati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun