Dalam peristiwa nubuatan lahirnya Kristus Yesus disebutkan bahwa bayi yang lahir nanti harus dinamakan Imanuel yang artinya TUHAN ALLAH BESERTA KITA. Artinya, hadirnya Kristus Yesus menandakan bahwa TUHAN ALLAH YANG MAHA RAHIM ini berkenan melakukan inisiasi hubungan yang terputus lantaran kutukNya dahulu. Dua kali, TUHAN ALLAH menyatakan suara PERKENANAN nya kepada Kristus Yesus. Dan dengan mempercayai perbuatan, perkataan Kristus Yesus berarti mengimani bahwa TUHAN ALLAH sendirilah yang ingin kembali "mengabaikan" kutuk-kutuk yang dahulu tersebut. Hal ini diungkapkan oleh Kristus Yesus lewat pengajaran perumpamaan "Anak yang Hilang," dimana seorang Bapak yang berlari mendapatkan Anaknya yang bungsu yang telah meninggalkan dia.
Hal ini tentu saja bertentangan dengan prinsip "kembali kepada ALLAH" karena sebetulnya yang diajarkan adalah "ALLAH yang kembali kepada Manusia." Tetapi inilah ajaran yang dibawa oleh Kristus Yesus. Memang, Kutuk TUHAN ALLAH yang termuat dalam dosa asal itu tidak akan pernah hilang tetapi dengan menanamkan prinsip TUHAN ALLAH Bersama Kita, TUHAN ALLAH kembali mendampingi hidup kita tentunya segala masalah - sakit melahirkan, miskin, sakit, bahkan mati - bukanlah menjadi persoalan yang merumit-rumitkan hidup di dunia ini.
Ah, kalau begitu, tanpa Kristus Yesus pun bisa dong? Bisa saja, tetapi terlambat. Karena Kristus Yesus sudah menyatakan hal ini lebih dahulu. Sebelum Kristus Yesus ada tidak yang mengajarkan hal ini? Jawabnya belum ada. Bahkan Daud pun mengatakan; "Tetapi aku berseru kepada ALLAH, dan TUHAN akan menyelamatkan aku. "(Mazmur 55:16). Yang artinya Pertolongan ALLAH akan datang jika diseru terlebih dahulu oleh Manusia yang memintanya. Jadi berdoa dulu baru ALLAH berkarya. Meskipun demikian, para nabi terdahulu sudah bernubuat bahwa ALLAH sendiri yang akan datang menyelamatkan. Dan Kristus Yesus adalah yang menyatakan kepada orang; "Akulah Dia (Mesias yang dimaksud dalam pembicaraan itu) yang sedang berkata-kata dengan engkau."(Yohanes 4 :26)
Kesimpulan
Memaknai dosa asal bukanlah sebagai lantaran perbuatan tetapi lebih kepada perjanjian (kutuk) ALLAH dengan Manusia, dan dosa asal itu bisa dikatakan sebagai natur (kodrat alamiah) seorang anak manusia yang tidak bisa dipungkiri (karena janji ALLAH adalah tetap dan selama-lamanya) tetapi jika percaya bahwa ALLAH sendiri yang bersama hidup di dalam kita maka hal itu tidaklah menjadi persoalan yang berarti, melainkan percaya bahwa kita semua akan abadi di dalam ALLAH.
Salam Berbahagia
dalam Hidup yang Kekal,
Dedy
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI