Mohon tunggu...
Enjelina Megawati
Enjelina Megawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa di Universitas Satya Terra Bhinneka

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Artikel Dampak Perubahan Iklim dan Akibatnya bagi Para Petani

30 Juli 2024   22:00 Diperbarui: 30 Juli 2024   22:02 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

ARTIKEL DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DAN AKIBATNYA BAGI PARA PETANI

Eliena Artamezia, Tengku Dea, Salwa Nabila,Putri Alfi, Sella Nur Hasanah, Enjelina Megawati

Mahasiswa/i Fakultas Teknologi dan Ilmu Komputer

Universitas Satya Terra Bhinneka

 

ABSTRAK

Perubahan iklim memberikan dampak signifikan terhadap sektor pertanian, terutama bagi para petani yang bergantung pada kondisi iklim yang stabil untuk hasil panen yang optimal. Studi lapangan ini bertujuan untuk memahami dampak perubahan iklim terhadap kehidupan dan mata pencaharian petani di Jln. Sei Mencirim, Kec. Sunggal, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara. Metode penelitian yang digunakan meliputi wawancara dengan dua petani berpengalaman yang memiliki sudut pandang berbeda mengenai dampak perubahan iklim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan iklim menyebabkan ketidakpastian dalam pola curah hujan, peningkatan frekuensi hama dan penyakit tanaman, serta kerugian ekonomi yang signifikan akibat gagal panen. Petani dihadapkan pada tantangan besar dalam mengelola sumber daya air selama musim kemarau dan mengatasi banjir di lahan rendah selama musim hujan. Solusi yang diusulkan meliputi penyediaan penampungan air, pengaturan jadwal irigasi, penggunaan varietas tanaman yang tahan terhadap perubahan iklim, serta edukasi dan dukungan finansial dari pemerintah. Dengan strategi adaptasi yang tepat, diharapkan petani dapat mengurangi kerentanan mereka terhadap perubahan iklim dan meningkatkan ketahanan pangan.

Kata Kunci: Dampak Perubahan Iklim

1. Pendahuluan

Perubahan iklim adalah fenomena yang membawa dampak signifikan terhadap berbagai sektor, termasuk sektor pertanian. Lokasi penelitian kami berada di Jln. Sei Mencirim, Kec. Sunggal, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara. Kawasan ini dipilih karena memiliki lahan pertanian yang luas dan dikelilingi oleh tempat tinggal warga yang langsung bisa melihat kondisi sawah yang dihadapi saat perubahan cuaca. Studi ini bertujuan untuk memahami bagaimana perubahan iklim mempengaruhi sektor pertanian dan kehidupan para petani, mengidentifikasi tantangan yang mereka hadapi, serta mengembangkan solusi yang dapat membantu mereka beradaptasi.

2. Kajian Pustaka

A. Dampak dan Akibatnya Perubahan Iklim Terhadap Petani.

Perubahan iklim telah menjadi perhatian global karena dampaknya yang luas terhadap berbagai sektor, termasuk pertanian. Penelitian mengenai dampak perubahan iklim terhadap pertanian menunjukkan bahwa perubahan pola cuaca, peningkatan suhu, dan kejadian cuaca ekstrem memiliki konsekuensi signifikan terhadap produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani.

1. Perubahan Pola Cuaca dan Suhu

Penelitian oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) (2014) menunjukkan bahwa perubahan iklim mengakibatkan pergeseran pola curah hujan dan peningkatan suhu global. Trenberth et al. (2015) mencatat bahwa peningkatan suhu global menyebabkan musim tanam menjadi tidak menentu dan sering kali memperpendek musim tanam yang optimal. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa perubahan pola curah hujan dapat mengakibatkan banjir dan kekeringan yang berdampak langsung pada hasil panen.

2. Dampak Terhadap Produktivitas Pertanian

Lobell et al. (2008) mengidentifikasi bahwa perubahan iklim berpotensi menurunkan produktivitas tanaman pangan utama seperti padi, jagung, dan kedelai. Di Indonesia, penelitian oleh Boer (2014) menemukan bahwa perubahan iklim mengakibatkan penurunan produktivitas padi, dengan wilayah-wilayah tertentu mengalami penurunan hasil panen hingga 20%. Penurunan produktivitas ini disebabkan oleh suhu yang lebih tinggi, perubahan curah hujan, dan peningkatan serangan hama dan penyakit tanaman.

3. Kerentanan Petani

Kerentanan petani terhadap perubahan iklim bervariasi berdasarkan lokasi, jenis tanaman, dan skala pertanian. Morton (2007) menyatakan bahwa petani kecil di negara berkembang sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim karena keterbatasan akses terhadap teknologi adaptasi dan sumber daya finansial. Di Indonesia, Arsyad et al. (2019) menunjukkan bahwa petani di wilayah rentan menghadapi tantangan besar dalam beradaptasi dengan perubahan iklim karena keterbatasan modal, teknologi, dan informasi.

4. Dampak Sosial dan Ekonomi

Penurunan produktivitas pertanian akibat perubahan iklim tidak hanya berdampak pada hasil panen, tetapi juga pada aspek sosial dan ekonomi petani. Penelitian oleh Naylor et al. (2007) menunjukkan bahwa perubahan iklim dapat meningkatkan ketidakpastian pendapatan petani, yang berdampak pada kesejahteraan keluarga dan ketahanan pangan lokal. Penurunan pendapatan ini dapat memperburuk kondisi kemiskinan di komunitas petani dan meningkatkan kerentanan mereka terhadap perubahan iklim.

5. Strategi Adaptasi

Berbagai strategi adaptasi telah diidentifikasi untuk membantu petani menghadapi perubahan iklim. Adger et al. (2005) mengemukakan bahwa adaptasi dapat mencakup penggunaan varietas tanaman tahan iklim ekstrem, peningkatan efisiensi penggunaan air, dan diversifikasi sumber pendapatan. Penelitian oleh Boer et al. (2016) menyoroti pentingnya program pemerintah seperti Sekolah Lapang Iklim (SLI) yang memberikan pelatihan dan penyuluhan kepada petani mengenai teknik adaptasi.

6. Kebijakan dan Program Pemerintah

Kebijakan dan program pemerintah memainkan peran penting dalam mendukung adaptasi petani terhadap perubahan iklim. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian telah mengimplementasikan berbagai program untuk meningkatkan ketahanan pertanian. Boer et al. (2016) menekankan pentingnya dukungan kebijakan yang mendukung riset dan pengembangan serta penyuluhan pertanian untuk membantu petani beradaptasi dengan perubahan iklim.

3. Hasil Penelitian

Wawancara dengan Narasumber 1

Narasumber pertama adalah seorang bapak yang telah menjadi petani sejak usia 18 tahun dan bertugas mengawasi lahan padi yang cukup besar. Menurut beliau, perubahan iklim sangat mempengaruhi kondisi sawah, terutama sawah dengan kondisi tanah rendah yang rentan terhadap banjir saat hujan deras. Pada musim kemarau, tanah sawah yang rendah dapat menahan kelembapan lebih lama. Beliau juga menyebutkan bahwa perubahan pola hujan sangat mempengaruhi keberhasilan tanaman, dan dalam menghadapi musim kemarau panjang, mereka harus mengambil air dari penampungan bendungan. Perubahan iklim juga meningkatkan hama, sehingga penyemprotan pestisida menjadi keharusan. Dampak ekonomi dari perubahan iklim sangat dirasakan ketika hasil panen tidak sesuai dengan modal yang dikeluarkan.

Wawancara dengan Narasumber 2

Narasumber kedua adalah seorang ibu yang telah menjadi petani selama 27 tahun dan memiliki lahan sendiri yang cukup besar. Beliau menjelaskan bahwa tanah tinggi lebih cocok untuk tanaman seperti jagung, kacang panjang, dan timun, sementara lahan padi membutuhkan tanah yang rendah dan berair. Pola hujan yang tidak menentu sangat menyulitkan, terutama saat kemarau. Solusi yang dilakukan adalah mengambil air dari penampungan atau sumber air terdekat dan mengatur jadwal penyiraman yang tepat. Perubahan iklim juga mempengaruhi hama dan penyakit tanaman, yang memerlukan perawatan ekstra. Dari segi ekonomi, perubahan iklim menyebabkan kerugian besar jika hasil panen tidak sesuai harapan.

Top of Form

Bottom of Form

4. Penutup

Perubahan iklim memberikan dampak signifikan terhadap sektor pertanian di Jln. Sei Mencirim. Tantangan utama yang dihadapi para petani adalah kesulitan sumber daya air selama musim kemarau dan banjir pada lahan rendah saat musim hujan. Solusi yang dapat dilakukan meliputi penyediaan penampungan air yang cukup besar, pengaturan jadwal irigasi, dan penggunaan varietas tanaman yang lebih tahan terhadap perubahan iklim. Selain itu, edukasi dan dukungan finansial dari pemerintah sangat diperlukan untuk membantu petani mengadopsi teknologi dan praktik pertanian yang lebih berkelanjutan.

Saran

1. Pemerintah perlu memberikan edukasi dan pelatihan tentang teknik adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

2. Subsidi dan insentif untuk mendorong petani mengadopsi teknologi dan praktik ramah iklim.

3. Pengembangan infrastruktur pertanian yang tahan terhadap bencana alam, seperti waduk dan embung, untuk mendukung ketahanan air selama musim kemarau.

Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan para petani dapat meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim dan menjaga keberlanjutan sektor pertanian.

DAFTAR PUSTAKA

Adger, W. N., Arnell, N. W., & Tompkins, E. L. (2005). Successful adaptation to climate change across scales. Global Environmental Change, 15(2), 77-86. doi:10.1016/j.gloenvcha.2004.12.005

Andi Wijaya. (2024). Wawancara mengenai dampak perubahan iklim terhadap pertanian di Kabupaten Deli Serdang. Desa Mencirim, Kec. Sunggal, 10 Maret 2024.

Arsyad, M., Kawamura, Y., & Takagi, H. (2019). Assessing the vulnerability of smallholder farmers to climate change in South Sulawesi, Indonesia. International Journal of Climate Change Strategies and Management, 11(4), 481-499. doi:10.1108/IJCCSM-12-2018-0126

Boer, R. (2014). Climate change impacts on rice production in Indonesia and adaptation strategies. Climate Research, 59(3), 223-236. doi:10.3354/cr01206

Boer, R., & Surmaini, E. (2016). Adaptation to climate change: The case of Indonesian agriculture. In Climate Change and Food Security in Southeast Asia (pp. 149-164). Springer. doi:10.1007/978-3-319-26500-6_10

Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC). (2014). Climate Change 2014: Impacts, Adaptation, and Vulnerability. Cambridge University Press. doi:10.1017/CBO9781107415379

Kementerian Pertanian. (2020). Statistik Pertanian Indonesia 2020. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Pertanian.

Lobell, D. B., Burke, M. B., Tebaldi, C., Mastrandrea, M. D., Falcon, W. P., & Naylor, R. L. (2008). Prioritizing climate change adaptation needs for food security in 2030. Science, 319(5863), 607-610. doi:10.1126/science.1152339

Morton, J. F. (2007). The impact of climate change on smallholder and subsistence agriculture. Proceedings of the National Academy of Sciences, 104(50), 19680-19685. doi:10.1073/pnas.0701855104

Naylor, R. L., Battisti, D. S., Vimont, D. J., Falcon, W. P., & Burke, M. B. (2007). Assessing risks of climate variability and climate change for Indonesian rice agriculture. Proceedings of the National Academy of Sciences, 104(19), 7752-7757. doi:10.1073/pnas.0701225104

Rudi Hartono. (2024). Wawancara tentang riset dan program adaptasi perubahan iklim di Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Desa Mencirim, Kec. Sunggal, 15 Maret 2024

Siti Nurhayati. (2024). Wawancara tentang pengalaman petani padi di Desa Karangasem. Desa Mencirim, Kec. Sunggal, 12 Maret 2024

Trenberth, K. E., Fasullo, J. T., & Shepherd, T. G. (2015). Attribution of climate extreme events. Nature Climate Change, 5(8), 725-730. doi:10.1038/nclimate2657

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun