Narasumber pertama adalah seorang bapak yang telah menjadi petani sejak usia 18 tahun dan bertugas mengawasi lahan padi yang cukup besar. Menurut beliau, perubahan iklim sangat mempengaruhi kondisi sawah, terutama sawah dengan kondisi tanah rendah yang rentan terhadap banjir saat hujan deras. Pada musim kemarau, tanah sawah yang rendah dapat menahan kelembapan lebih lama. Beliau juga menyebutkan bahwa perubahan pola hujan sangat mempengaruhi keberhasilan tanaman, dan dalam menghadapi musim kemarau panjang, mereka harus mengambil air dari penampungan bendungan. Perubahan iklim juga meningkatkan hama, sehingga penyemprotan pestisida menjadi keharusan. Dampak ekonomi dari perubahan iklim sangat dirasakan ketika hasil panen tidak sesuai dengan modal yang dikeluarkan.
Wawancara dengan Narasumber 2
Narasumber kedua adalah seorang ibu yang telah menjadi petani selama 27 tahun dan memiliki lahan sendiri yang cukup besar. Beliau menjelaskan bahwa tanah tinggi lebih cocok untuk tanaman seperti jagung, kacang panjang, dan timun, sementara lahan padi membutuhkan tanah yang rendah dan berair. Pola hujan yang tidak menentu sangat menyulitkan, terutama saat kemarau. Solusi yang dilakukan adalah mengambil air dari penampungan atau sumber air terdekat dan mengatur jadwal penyiraman yang tepat. Perubahan iklim juga mempengaruhi hama dan penyakit tanaman, yang memerlukan perawatan ekstra. Dari segi ekonomi, perubahan iklim menyebabkan kerugian besar jika hasil panen tidak sesuai harapan.
Top of Form
Bottom of Form
4. Penutup
Perubahan iklim memberikan dampak signifikan terhadap sektor pertanian di Jln. Sei Mencirim. Tantangan utama yang dihadapi para petani adalah kesulitan sumber daya air selama musim kemarau dan banjir pada lahan rendah saat musim hujan. Solusi yang dapat dilakukan meliputi penyediaan penampungan air yang cukup besar, pengaturan jadwal irigasi, dan penggunaan varietas tanaman yang lebih tahan terhadap perubahan iklim. Selain itu, edukasi dan dukungan finansial dari pemerintah sangat diperlukan untuk membantu petani mengadopsi teknologi dan praktik pertanian yang lebih berkelanjutan.
Saran
1. Pemerintah perlu memberikan edukasi dan pelatihan tentang teknik adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
2. Subsidi dan insentif untuk mendorong petani mengadopsi teknologi dan praktik ramah iklim.
3. Pengembangan infrastruktur pertanian yang tahan terhadap bencana alam, seperti waduk dan embung, untuk mendukung ketahanan air selama musim kemarau.