Sebagai negara yang memiliki lahan pertanian berlimpah, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil komoditas hortikultura di dunia. Komoditas sayuran semusim (Seasonal vegetable) mempunyai kontribusi besar terhadap produksi hortikultura Indonesia dan memberikan pendapatan bagi masyarakat dan negara.
Komoditas sayuran yang diproduksi petani di tanah air, sebagian besar untuk memenuhi konsumsi rumah tangga Indonesia, selebihnya diolah oleh industri untuk berbagai produk, dan ekspor. Meski untuk beberapa komoditas sayuran tertentu, Indonesia juga mengimpor dari luar negeri.
Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia menyampaikan hasil pendataan Hortikultura Indonesia tahun 2020. BPS mendata 26 sayuran musiman Indonesia dari yang tertinggi hingga yang memiliki potensi untuk terus dikembangkan.
Komoditas sayuran tersebut berasal dari provinsi yang menjadi lumbung dari produk hortikultura musiman andalan daerah masing-masing. Â Berikut enam tertinggi komoditas sayuran Indonesia dan komoditas sayuran lainnya.
1. Bawang Merah
Bawang merah (Shallot) merupakan komoditas sayuran tertinggi di Indonesia sesuai data BPS tahun 2020. Produksi bawang merah mencapai 1,82 juta ton. Sesuai musim tanam, produksi bawang merah tertinggi terjadi di bulan Desember yaitu mencapai 203,02 ribu ton dari luas lahan panen 21,37 ribu hektar.
Sektor rumah tangga menjadi konsumen tertinggi, disamping untuk kepentingan industri dan ekspor.
Komoditas bawang merah terbesar dihasilkan dari provinsi Jawa Tengah dengan kontribusi mencapat 22,86 persen terhadap produksi nasional, peringkat berikutnya dihasilkan oleh provinsi Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat.
Nilai ekspor bawang merah pada tahun 2020 mencapai 13,74 juta USD, dengan negara tujuan utama ekspor bawang merah adalah Thailand dengan nilai ekspor mencapai 9,3 juta USD, disusul Singapura dan Malaysia.
Sementara impor bawang merah pada tahun 2020 mencapai 1,36 juta USD, dengan negara asal utama adalah Vietnam dengan nilai impor mencapai 860,22 ribu USD, disusul Malaysia dan Thailand.
2. Bawang Putih
Produksi bawang putih (Garlic) tahun 2020 mencapai 81,8 ribu ton, dengan provinsi Jawa Tengah sebagai penghasil tertinggi, diikuti oleh Nusa Tenggara Barat dan Jawa Timur.
Konsumsi bawang putih teringgi diserap oleh sektor rumah tangga dengan mencapai 450,85 ribu ton.
Nilai ekspor bawang putih Indonesia pada tahun 2020 mencapai 322 ribu ton, dengan negara tujuan utama adalah Taiwan yang mencapai 241,87 ribu USD, kemudian disusul negara Singapura dan Korea Selatan.
Sedangkan, nilai impor bawang putih Indonesia di tahun 2020 mencapai 598,38 juta USD dengan negara asal impor dari Tiongkok, Amerika Serikat, dan Thailand.
3. Cabai
Produksi cabai (Chilli) tahun 2020 mencapai 2,77 juta ton, yang terdiri dari Cabai Besar (Red Chilli) mencapai 1,26 juta ton dan Cabai Rawit (Cayenne paper) mencapai 1,51 juta ton.
Secara keseluruhan, provinsi dengan produksi cabai terbesar adalah Jawa Timur yang berkontribusi sebesar 28,28 persen, diikuti provinsi Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
 Dengan rincian produksi cabai besar tertinggi adalah Jawa Barat, disusul Sumatera Utara, dan Jawa Tengah. Sedangkan untuk cabai rawit, provinsi Provinsi Jawa Timur berkontribusi sebesar 45,41 persen, disusul oleh Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
Sektor rumah tangga merupakan konsumsi cabai tertinggi yang mencapai 1,03 juta ton.
 Nilai ekspor cabai pada tahun 2020 mencapai 25,18 juta USD, dengan negara tujuan utama ekspor adalah Saudi Arabia yang mencapai 9,23 juta USD, disusul Nigeria dan Malaysia.
 Sementara nilai impor pada tahun 2020 mencapai 69,2 juta USD dengan negara utama berasal dari India dengan nilai impor mencapai 56,6 juta USD, disusul Tiongkok dan Korea Selatan.
 4. Kentang
Produksi kentang (Potato) tahun 2020 mencapai 1,28 juta ton, dengan musim panen tertinggi pada bulan Oktober yaitu mencapai 124,72 ribu ton dengan luas panen 5,97 ribu hektar.
 Daerah penghasil kentang tertinggi adalah provinsi Jawa Timur yang berkontribusi sebesar 27,61 persen terhadap produksi nasional, disusul Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
 Konsumsi kentang tertinggi diserap oleh sektor rumah tangga yang mencapai 690,37 ribu ton.
 Nilai ekspor kentang pada tahun 2020 mencapai 8,11 juta USD dengan negara
tujuan utama adalah Singapura yang mencapai 3,93 juta USD, disusul negara Tiongkok dan Thailand.
 Sementara nilai impor kentang pada tahun 2020 mencapai 114,6 juta USD, dengan negara asal utama impor adalah Amerika Serikat dengan nilai impor mencapai 27,8 juta USD, disusul Belgia dan Belanda.
5. Tomat
Produksi tomat (Tomato) tahun 2020 mencapai 1,08 juta ton, dengan musim panen tertinggi terjadi di bulan April yang mencapai 99,37 ribu ton dengan luas panen 9,45 ribu hektar.
Daerah penghasil tomat tertinggi adalah provinsi Jawa Barat dengan kontribusi sebesar 27,58 persen, disusul oleh Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Sektor rumah tangga menjadi konsumen tomat tertinggi yang mencapai 634,01 ribu ton selama tahun 2020.
Nilai ekspor tomat pada tahun 2020 mencapai 1,58 juta USD, dengan negara tujuan utama ekspor adalah Singapura dimana nilai ekspornya mencapai 608,27 ribu USD, disusul oleh Filipina dengan dan Timor Leste.
 Sementara nilai impor tomat pada tahun 2020 mencapai 17,47 juta USD, dengan negara importir utama adalah Tiongkok yang mencapai 13,3 juta USD, disusul oleh Amerika Serikat dan Italia.
 6. Wortel
Produksi wortel (Carrot) tahun 2020 mencapai 650,86 ribu ton, dengan musim panen tertinggi pada bulan April yang mencapai 61,84 ribu ton dengan lahan panen seluas 3,76 ribu hektar.
 Provinsi dengan produksi wortel terbesar adalah Jawa Barat yang berkontribusi sebesar 23,35 persen, disusul oleh Jawa Tengah, dan Sumatera Utara.
 Wortel tertinggi diserap oleh sektor rumah tangga mencapai 45,36 persen.Â
 Nilai ekspor wortel pada tahun 2020 mencapai 73,52 ribu USD, dengan negara tujuan utama ekspor adalah Malaysia disusul Singapura dan Timor Leste.
Sementara nilai impor wortel pada tahun 2020 mencapai 402,48 ribu USD, dengan negara importir utama adalah Australia yang mencapai 401,54 ribu USD, disusul Tiongkok dan Kanada.
 Komoditas Sayuran Indonesia lainnya; Bawang daun (Welch union), Bayam (Spinach), Buncis (Green bean), Kacang Merah (Red bean), Kacang panjang (Yard long bean), Kangkung (Water spinach), Kembang Kol (Cauliflower), Ketimun (Cucumber), Kubis (Cabbage), Labu Siam (Chayote), Melon (Melon), Petsai/Sawi (Chinese Cabbage), Semangka (Water melon), Terung (Eggplant).
 Sementara komoditas sayuran  lain yang masih bisa dikembangkan produksinya, yaitu; Blewah (Cantalaupe), Jamur (Mushroom), Lobak (Radish), Paprika (Sweet paper), dan Stroberi (Strawberry).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H