Netflix, sebuah nama yang mulai akrab bagi masyarakat Indonesia sejak teknologi televisi digital berkembang. Netflix merupakan merek dagang dari Netflix, Inc. (Korporasi) yang berusaha di bidang penyedia layanan media streaming.
Di Indonesia, layanan media hiburan Netflix identik dengan televisi online rumahan. Walaupun bisa saja digunakan melalui smartphone atau laptop pada situasi tertentu, namun saat di rumah menikmati hiburan streaming lebih nyaman menggunakan televisi berlayar lebar bersama keluarga.
Bisnis hiburan media streaming rupanya makin seru saja, pasalnya sejumlah nama selain Netflix, seperti HBO, Disney + yang sudah lama bermain, ditambah Vidio dan MolaTV serta merek lainnya sudah banyak terinstal di perangkat pengguna media online tanah air.
Di Indonesia, nama MolaTV Â mulai melesat setelah menjadi pemilik hak siar dari beberapa siaran langsung pertandingan olahraga reguler seperti Liga Inggris dan beberapa liga sepakbola di Eropa sejak beberapa tahun lalu, sementara Netflix lebih kental dengan filmnya termasuk film animasi (anime) yang banyak digandrungi kaum remaja.
Popularitas Mola TV teranyar semakin melesat setelah berhasil menjadi pemegang hak siar ekslusif untuk pertandingan sepakbola  Euro 2020 yang putaran finalnya bergulir pada Juni dan Juli 2021 lalu.
Dan saat ini, bisnis hiburan media streaming seperti yang digarap Netflix dan pesaingnya semakin kuat seiring dengan pandemi Covid-19 yang sejak awal tahun 2020 lalu menuntut warga dunia untuk lebih banyak di rumah.
Didukung teknologi televisi digital yang terus meningkatkan fitur-fiturnya, baik yang dari TV Kabel langganan seperti Indihome miliknya Telkom maupun TV yang sudah onboard menggunakan perangkat digital seperti Android TV. Kehadiran layanan hiburan berbasis media streaming semakin seru saja.
Kini tersiar kabar yang cukup mengguncang dunia hiburan streaming, dengan pemberitaan pihak perusahaan Netflix yang merambah layanan untuk video game. Kabar tersebut menjadi kabar baik bagi pencinta layanan video game online, sementara menjadi kabar buruk bagi perusahaan video game yang sudah ada.
Mengutip Bloomberg pada Kamis (15 Juli 2021), kabar rencana Netflix untuk mengembangkan layanan video game di kanal streamingnya sempat mendongkrak naik saham perusahaannya pada Rabu, dan sebaliknya bagi saham beberapa perusahaan video game.
Sebagai bukti keseriusannya, Netflix telah merekrut mantan eksekutif Electronic Arts Inc. dan Facebook Inc., Mike Verdu. Hal ini disampaikan oleh salah seorang petinggi Netflix kepada Bloomberg pada hari Rabu (14 Juli 2021).
Verdu sebelumnya adalah wakil presiden Facebook yang bertugas mengembangkan konten virtual reality. Verdu juga pernah menjabat sebagai chief creative officer untuk perusahaan video game Zynga selama tahun 2009 sampai 2012.
Selama ini, Netflix telah berusaha mencari cara untuk mengembangkan layanannya termasuk program untuk anak-anak, toko online, dan menggaet Steven Spielberg untuk menggarap lebih banyak film bergengsi ke dalam bisnisnya.
Di Amerika Serikat sendiri, Netflix masih mengungguli media streaming yang menjadi pesaingnya seperti Disney + atau HBO Max, tetapi Netflix masih kesulitan menambahkan pelanggannya di tahun terakhir.
Keputusan menambah layanan video game merupakan salah satu langkah paling berani Netflix dalam memperkuat bisnisnya di sektor hiburan media streaming. Bersama Verdu yang sarat pengalaman di bidangnya, Netflix yakin akan keputusannya.
Netflix akan membangun tim video gamenya dalam beberapa bulan mendatang, dan pihak perusahaan telah mulai mengiklankan rencana pengembangan bisnis tersebut di situs webnya.
Video game memberi Netflix cara lain untuk memikat pelanggan baru dan juga menawarkan sesuatu yang tidak disediakan oleh pesaing langsungnya saat ini, Walt Disney Co., AT&T Inc.'s WarnerMedia dan Amazon.com.
Layanan Video game akan berfungsi untuk membantu memasarkan acara yang sudah ada, selain itu juga akan menjadi alasan yang kuat jika Netflix harus menaikan tarif berbayarnya di tahun-tahun mendatang.
Memang banyak perusahaan teknologi besar menjual opsi hiburan permainan (video game) selain layanan video mereka. Tapi untuk mendapatkan layanan tersebut, dibutuhkan biaya tambahan.
Perusahaan yang berbasis di Los Gatos, California tersebut belum menetapkan strategi pengembangan layanan video gamenya. Tapi menurut pihak perusahaan, Netflix punya gaya yang khas dalam mengembangkan produknya, biasanya memulai hanya dengan beberapa produk saja dan kemudian mengembangkannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H