Mohon tunggu...
enita esha
enita esha Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar

Menulis menjadi kegiatan yang menyenangkan. Semoga menginspirasi dan bermanfaat. Karena sebaik2 manusia adalah yang paling bermanfaat untuk sesama.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Bromo, Berbekal Nekat dan Tekat Akhirnya Berangkat

11 Agustus 2021   21:05 Diperbarui: 13 Agustus 2021   14:31 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini jalannya agak landai, berkelok tapi ga terlalu tajam dan mulus jalannya gengs, meski ada sebagian titik baru pelebaran jalan. Pasti sekarang jalannya lebih enak lagi, sudah tambah lebar. Lumayan ni bisa sebagai alternatif jalan pulang. 

Mumpung ketemu masjid, numpang bersih-bersih sekalian, sholat, lanjut cari makan. Sambil menunggu pagi, sambil tidur juga sih. 

Oh ya, setelah nyari makan, kami singgah ke toko kelontong dulu sambil beli minum, sambil ngobrol sama si ibu pemilik toko, sambil killing time juga, tak lupa juga ku sempetin tidur. 

Terus karena sudah malam dan toko mau tutup, kami pamit lanjut lagi ke atas arah Bromo. Karena kehujanan, sambil neduh kami pesan mie instan dan kopi. Tapi ga bisa lama-lama karena penjualnya jutek. 

Ya mungkin karena dah malam kali, dah ngantuk. Tapi tetap aja buat aku alasan itu ga bisa diterima. Kalo nglayanin pelanggan jutek cuma karena dah malam, ya ngapain warungnya masih buka. 

Langsung kami buru-buru makannya dan pamit. Hujan masih mengguyur sepanjang jalan. Mau lanjut lagi sepertinya tak sanggup. Akhirnya nemu mushola. 

Berteduh di mushola. Sepi juga. Lumayan bisa istirahat sebentar sambil siap-siap masuk ke Bromo. Sempat bisa tidur sebentar sih. Tidur-tidur ayam. Tapi karena hawa dingiiiin banget, jadi ga tenang. Padahal lantainya sudah ada karpetnya, tapi masih dingiiin. Berasa di kelilingi bongkahan es kutub. 

Jam setengah 2 an suara dari jalananan sudah ramai kendaraan lalu lalang. Kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Tiket masuk berdua 1 motor Rp 63.000.

Menuju Penanjakan 1 kita lewat Bukit Cinta dan Bukit Kingkong. Ini spot yang sama-sama buat melihat atau menikmati sunrise dan Bromo dari atas. 

Sepanjang jalan dari loket masuk aku ga melihat ada mobil pribadi melintas. Mungkin ga boleh masuk untuk keselamatan mengingat medannya yang curam dan juga untuk pendapatan warga sekitar. 

Eh ada ding, liat rombongan Pajero aja sih. Mungkin ada ijin khusus, juga spek mobil yang memang biasa dipakai untuk medan yang luar biasa kayak gitu, jadi aman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun