BAB X PERAN PEMIMPIN DALAM PERUBAHAN BUDAYA ORGANISASIÂ
Kepemimpinan adalah kemampuan serta kemauan untuk menggalang pria dan wanita menuju maksud tertentu, serta karakter yang menginspirasikan keyakinan dan nilai-nilai yang dipegang dengan teguh. (Barnard Montgomery, Jenderal Lapangan Inggris). Budaya merupakan nilai - nilai dan kebiasaan yang diterima sebagai acuan bersama yang diikuti dan dihormati. Di dalam suatu organisasi, kebiasaan ini menjadi budaya kerja sumber daya manusia di dalam organisasi, dan sering dinamakan sebagai budaya organisasi. Budaya adalah apa yang dilakukan orang dan apa arti tindakan mereka. Budaya adalah gagasan, kepentingan, nilai - nilai dan sikap yang disumbangkan oleh kelompok. Budaya menjadi latar belakang, keterampilan, tradisi, komunikasi dan proses keputusan, mitos, ketakutan, harapan, aspirasi, dan harapan yang menjadi pengalaman (Wibowo, 2006).
Budaya organisasi didominasi oleh tahap awal dari kedewasaan, biasanya pemimpin yang frustasi. Perubahan terletak di tangan pemimpin. Orang tidak ingin dikatakan sebagai orang yang berperilaku tidak dewasa. Jika pemimpin meminta mereka untuk berindak lebih dewasa, mereka akan cepat mengikuti, bahkan kadang-kadang berperilaku lebih dewasa dari pemimpinnya. Tetapi dengan bertambahnya tingkat kedewasaan budaya, maka yang terjadi adalah bahwa budaya kerja justru menurun. Pada tingkat kedewasaan tertinggi, budaya kerja akan bersamaan terjadi dengan peluang yang tersedia.
Setiap organisasi perlu mengubah budaya yang dianut selama ini agar mampu menciptakan iklim yang mendorong terjadinya proses  pemberdayaan.  Menjadi  sangat  perlu didefinisikan kembali nilai-nilai yang diharapkan dapat diterima oleh segenap sumber daya manusia di dalamnya. Nilai-nilai yang dipilih dengan baik dapat membantu menciptakan iklim pemberdayaan (Smith, 2000). Dengan demikian, setiap orang tahu perilaku apa yang diharapkan dari mereka. Nilai-nilai dan budaya organisasi akan mempengaruhi bagaimana orang berperilaku, tetapi sebaliknya bagaimana orang berperilaku akan mempengaruhi budaya suatu organisasi. Dengan demikian, untuk memberdayakan budaya organisasi dapat dilakukan dengan memberdayakan orang di dalam organisasi. keberdayaan orang di dalam organisasi akan dapat meningkat apabila diberi kesempatan atau dilibatkan dalam seluruh proses kegiatan organisasi.
Budaya organisasi adalah norma-norma dan kebiasaan yang diterima sebagai suatu kebenaran oleh semua orang dalam organisasi. budaya organisasi menjadi acuan bersama di antara manusia dalam melakukan interaksi dalam organisasi. budaya organisasi adalah bagaimana orang merasakan tentang pekerjaan baik dan apa yang membuat orang bekerja bersama dalam harmoni. Budaya organisasi merupakan perekat bagi semua hal di dalam organisasi. budaya organisasi adalah bagaimana orang merasa tentang melakukan pekerjaan baik dan apa yang membuat peralatan dan orang bekerja sama dalam harmoni. Hal ini merupakan perekat dan menjadi minyak yang melicinkan.
Â
D. IDE UTAMA DALAM BELAJAR PENDIDIKAN KRISTENAN
Menurut Kristus, Jenis kepemimpinan yang paling sejati dan benar adalah yang mengutamakan pelayanan, pengorbanan, dan sikap tidak mementingkan diri sendiri. Orang yang sombong dan mengagungkan diri sendiri, jauh dari citra pemimpin yang berdasar pada Yesus Kristus, tidak peduli seseorang itu memiliki kekuatan politik atau memegang wewenang kekuasaan yang besar. Pemimpin yang memandang Yesus Kristus sebagai pemimpin dan teladan utama kepemimpinan akan memiliki hati pelayan. Mereka akan menunjukkan keteladanan dalam bentuk pengorbanan (MacArthur, 2009).
Menurut Engstrom dan Dayton (1998) kepemimpinan Kristen ialah kepemimpinan yang dimotivasi oleh kasih dan disediakan khusus untuk melayani. Itu merupakan kepemimpinan yang telah diserahkan kepada kekuasaan Yesus Kristus dan teladan-Nya. Para pemimpin Kristen yang terbaik memperlihatkan sifat-sifat yang penuh dengan dedikasi tanpa pamrih, keberanian, ketegasan, belas kasihan, dan kepandaian yang persuasif yang menjadi ciri pemimpin agung.
Sedangkan menurut Y. Gunawan, Pr (2014) kepemimpinan Kristiani adalah model kepemimpinan yang universal. Model kepemimpinan Kristiani dilandasi oleh nilai-nilai dan prinsip-prinsip kasih yang tulus ikhlas dan berkesinambungan kepada sesama dan semesta alam. Model kepemimpinan ini juga meyakini dan mengimani akan adanya kekuatan, tuntunan, pertolongan, campur tangan, dan kehendak Yesus Kristus penyelenggaraan kepemimpinan organisasional dan individual. Suka-duka, kesuksesan-kegagalan, kejayaan atau kemuliaan yang dicapai oleh suatu korporasi, organisasi, entitas keluarga atau individual pemimpin hanyalah merupakan konsekuensi dari internalisasi model kepemimpinan yang dijiwai oleh nilai-nilai kasih dan keyakinan akan kehendak Yesus Kristus.
E. KUTIPAN ATAU MOTIVASI