PENTINGNYA EVALUASI PEMBELAJARAN PAK UNTUK MENGETAHUI KEMAMPUAN PESERTA DIDIK
NAMA : ENISABE WARUWU
SEM/PRO : IV PAK
M.K : EVALUASI PEMBELAJARAN PAK
DOSEN : DR.SANDRA ROSIANA TAPILAHA,M.PD.K
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI INJILI ARASTAMAR
(SETIA) JAKARTA
TA 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. BELAKANG
Evaluasi pembelajaran PAK adalah sesuatu proses untuk mendapatkan data dan informasi yang di perlukan dalam menentukan sejauh mana dan bagaimana pembelajaran yang telah berjalan agar dapat membuat penilaian (judgement) dan perbaikan yang dibutuhkan untuk memaksimalkan hasilnya. [1]Evaluasi pembelajaran PAK dalam pendidikan merupakan salah satu komponen yang tak kalah penting dengan proses pembelajaran. Ketika proses pembelajaran dipandang dengan proses perubahan tingkah laku siswa, peran evaluasi proses pembelajaran menjadi sangat penting. Evaluasi merupakan proses untuk mengumpulkan, menganalisa dan menginterpretasi sesuatu informasi yang berkaitan untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran oleh peseta didik. Sistem evaluasi yang baik akan mampu memberikan suatu gambaran tentang kualitas pembelajaran sehingga pada gilirannya akan mampu membantu pengajar merencanakan strategi pembelajaran. Bagi peserta didik sendiri, sistem evaluasi yang baik akan mampu memberikan suatu motivasi yang mendorong anak didik untuk selalu meningkatkan kemampuannya dalam bidang yang ia pelajari.
Secara etimologi "evaluasi" berasal dan bahasa Inggris yaitu evaluation dari akar kata value yang berarti nilai atau harga. Nilai dalam bahasa Arab disebut alqiamah atau altaqdir’ yang bermakna penilaian (evaluasi). Sedangkan secara harpiah, evaluasi pendidikan dalam bahasa Arab sering disebut dengan al-taqdir altarbiyah yang diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai sesuatu hal yang berkaitan dengan suatu kegiatan dalam pendidikan. Secara terminologi, beberapa ahli memberikan pendapat tentang pengertian evaluasi diantaranya: Edwind dalam Ramayulis mengatakan bahwa evaluasi mengandung pengertian suatu tindakan atau proses dalam menentukan nilai sesuatu (Ramayulis, 2002).
M. Chabib Thoha, mendefinisikan evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk rnengetahui keadaan objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan (Thoha, 1990). Pengertian evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (ketentuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses, orang, objek dan yang lainnya) berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian. Untuk menentukan nilai sesuatu dengan cara membandingkan dengan kriteria, evaluator dapat langsung membandingkan dengan kriteria umum, dapat pula melakukan pengukuran terhadap sesuatu yang dievaluasi kemudian membandingkan dengan kriteria tertentu. Dalam pengertian lain antara evaluasi, pengukuran, dan penilaian merupakan kegiatan yang bersifat hirarki.Evaluasi pembelajaran autentik meskipun sesuai untuk menilai kemampuan siswa terutama pada aspek keterampilanya, tetapi belum semua guru paham tentang cara pelaksanaan evaluasi autentik. Guru menerapkan evaluasi autentik hanya sebatas pemahamanya. . Kesulitan yang paling banyak dikeluhkan oleh para guru adalah mengenai pemahaman tentang Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Guru kesulitan bagaimana cara mengajarnya dan melakukan evaluasi. Maka , hal tersebut didorong guru akan lebih memperbanya materi dan mempelajari lebih dalam apa yang menjadi sesuatu kesulitan yang dihadapi.
B . Rumusan Masalah
Dalam penjelasan di dalam latar belakang kita sudah mengetahui pentingnyaevaluasi dalam pembelajaran, adapun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian dari Evaluasi?
2. Mengetahui tujuan evaluasi?
3. Bagaimana dari fungsi evaluasi?
4. Apa saja syarat-syarat evaluasi ?
5. Mengetahui apa saja yang termaksud dalam objek-objek dalam evaluasi?
6. Apa saja jenis-jenis dari evaluasi?
7. Bagaimana pendekatan evaluasi ?
TUJUAN EVALUASI PEMBELAJARAN
[2] sebuah Evaluasi adalah suatu kegiatan yang disengaja dan bertujuan. Kegiatan evaluasi dapat dilakukan dengan sadar oleh guru dengan tujuan untuk memperoleh suatu kepastian yang pasti mengenai suatu keberhasilan belajar peserta didik dan memberikan masukan kepada guru mengenai apa yang dia lakukan dalam kegiatan pengajaran. Dengan kata lain, evaluasi yang dapat dilakukan oleh guru bertujuan untuk mengetahui bahan-bahan pelajaran yang disampaikan apakah sudah dikuasi oleh peserta didik ataukah belum. Dan selain itu, apakah kegiatan pegajaran yang dilaksanakannya itu sudah sesuai dengan apa yang diharapkan atau belum.
Dengan demikian, tujuan evaluasi ini adalah untuk memperbaiki suatu cara, pembelajaran atau mengadakan perbaikan dan pengayaan bagi peserta didik yang mengikuti proses belajar dengan baik , serta menempatkan peserta didik pada situasi pembelajaran yang lebih tepat sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimilikinya.
[3]Evaluasi pembelajaran dapat mendorong peserta didik untuk lebih giat belajar secara terus menerus dan juga mendorong guru untuk lebih meningkatkan kualitas proses pembelajaran serta mendorong pengelola pendidikan untuk lebih meningkatkan fasilitas dan kualitas belajar peserta didik. Sehubungan dengan hal tersebut, optimalisasi sistem evaluasi pembelajara memiliki dua makna; sesuatu sistem evaluasi yang memberikan informasi yang optimal. Sebuah manfaat yang dicapai dari evaluasi. Manfaat yang utama dari evaluasi adalah meningkatkan kualitas pembelajaran peserta didik.
Sebuah Evaluasi pembelajaran adalah suatu kegiatan yang disengaja dan bertujuan. Kegiatan evaluasi dilakukan dengan sadar oleh guru dengan tujuan untuk memperoleh kepastian mengenai keberhasilan belajar siswa dan memberikan masukan kepada guru mengenai apa yang dia lakukan dalam kegiatan pengajaran. Dengan kata lain, evaluasi yang dilakukan oleh guru bertujuan untuk mengetahui bahan bahan pelajaran yang disampaikan apakah sudah dikuasi oleh siswa ataukah belum. Selain itu, apakah kegiatan pegajaran yang dilaksanakannya itu sudah sesuai dengan apa yang diharapkan atau belum. Menurut Sudirman N, dkk, bahwa tujuan penilaian dalam proses pembelajaran adalah:
1. Mengambil keputusan tentang hasil belajar.
2. Memahami siswa
3. Memperbaiki dan mengembangkan program pengajaran.
Selanjutnya, mengatakan bahwa sesuatu pengambilan keputusan tentang hasil belajar merupakan suatu keharusan bagi seorang guru agar dapat mengetahui berhasil tidaknya siswa dalam proses pembelajaran. Ketidakberhasilan proses pembelajaran itudisebabkan antara lain sebagai berikut;
1. Kemampuan siswa yang rendah.
2. Kualitas materi pelajaran tidak sesuai dengan tingkat usia anak.
3. Jumlah bahan pelajaran terlalu banyak sehingga tidak sesuai dengan waktu yang diberikan.
4. Komponen proses belajar dan mengajar yang kurang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh guru itu sendiri.
Seorang guru yang merasa bertanggung jawab atas penyempurnaan pengajarannya, maka ia harus mengevaluasi pengajarannya itu agar ia mengetahui suatu perubahan apa yang seharusnya diadakan (Popham & Baker, 2008: 112). Siswa juga harus dievaluasi, Evaluasi yang harus dilakukan secara sistematis dan kontinu agar dapat menggambarkan kemampuan para siswa yang dievaluasi. Dalam pembelajaran yang terjadi di sekolah atau khusunya di kelas, guru adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas hasilnya. Kesalahan utama yang sering terjadi di antara para guru adalah bahwa evaluasi hanya dilakukan pada saat-saat tertentu, seperti pada akhir materi, perertengahan, dan/atau akhir suatu program pengajaran. Penyimpanganpenyimpangan dalam mengevaluasi pun dapat terjadi apabila guru tersebut memanipulasi hasil belajar siswanya (Sukardi, 2011: 2). Mengadakan evaluasi meliputi dua langkah yaitu mengukur dan menilai. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik dan buruk. Guru sebelum melakukan evaluasi juga harus melakukan pengukuran dan penilaian terhadap siswanya (Arikunto, 2010: 3). Evaluasi merupakan proses penilaian pertumbuhan siswa dalam proses belajar mengajar. Percapaian perkembangan siswa perlu diukur, baik posisi siswa dalam proses belajar individu maupun posisinya di dalam kegiatan kelompok. Hal yang demikian perlu disadari oleh guru karena pada umumnya siswa masuk kelas dengan kemampuan yang bervariasi. Ada siswa yang dengan cepat menangkap materi pelajaran, tetapi ada pula yang tergolong memiliki kecepatan biasa dan ada pula yang tergolong lambat. Sebelum mengevaluasi seorang guru hendaknya mengetahui prinsip-prinsip evaluasi. Keberadaan prinsip bagi seorang guru mempunyai arti penting, karena dengan memahami prinsip evaluasi dapat menjadi petunjuk atau keyakinan bagi dirinya atau guru lain guna merealisasi evaluasi dengan cara benar.
Menurut Slameto (2001:16) evaluasi harus mempunyai minimal tujuh prinsip berikut:
terpadu, menganut cara belajar siswa aktif, kontinuitas, koherensi dengan tujuan, menyeluruh, membedakan (diskriminasi), paedagogis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN EVALUASI PEMBELAJAN PAK
[4] Evaluasi pembelajaran adalah suatu kegiatan baik berupa pengukuran maupun penilaian atau pengukuran data dan informasi, pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat sesuatu keputusan tentang hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam mengupayakan mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh para guru.
Evaluasi pembelajaran dapat diartikan sebagai evaluasi terhadap kegiatan belajar mengajar. Secara sistematik, yang mencakup komponen input, yakni perilaku awal siswa, komponen input instrumental yakni kemampuan profesional guru/ tenaga kependidikan, komponen kurikulum (program studi, metode, media), komponen administratif (alat , waktu dan dana), komponen proses ialah perosedur pelaksanaan pembelajaran, komponen output ialah hasil pembelajaran yang menandai ketercapaian tujuan pembelajaran, dalam hal ini perhatian ditujukan hanya pada evaluasi terhadap komponen proses dalam kaitannya dengan komponen input istrumental.
B. TUJUAN EVALUASI
Pada umumnya, Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik setelah meraka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
[5]Menghimpun suatu informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemejuan,taraf perkembangan, taraf pencapaian kegiatan belajar peserta didik. Tujuan khusus evaluasi pembelajaran adalah ;
1. Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan.
2. Untuk mencari dan menemukan faktor penyebab keberhasilan danketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidiakansehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-caraperbaikannya.
3. Untuk mengetahui kemajuan hasil belajar peserta didik.
4. Mengetahui potensi yang dimiliki siswa.
5. Mengetahui hasil belajar siswa.
6. Mengadakan seleksi.
7. Mengetahui kelemahan atau kesulitan belajar siswa.
8. Memberikan bantuan pemilihan jursan.
9. Memberikan motivasi belajar.
10. Mengetahui efektifitas guru.
11. Mengetahui efisiensi mengajar guru.
12. Memberikan bukti untuk laporan kepada orang tua atau masyarakat.
C. FUNGSI EVALUASI
1. Fungsi Evaluasi Pendidikan
[6]Anas Sudijono (2003), memposisikan fungsi evaluasi pendidikan, kepada dua fungsi, yaitu; fungsi umum dan fungsi khusus, kedua fungsi tersebut, antara lain:
a. Fungsi Umum
Secara umum, evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses setidak-tidaknya memiliki tiga macam fungsi pokok, menurut Anas Sudijono (2003: 8) yaitu:
1) Mengukur kemajuan;
2) Penunjang penyusunan rencana; dan
3) Memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali.
Selanjutnya Anas Sudijono (2003: 14), menyatakan, bahwa jika dilihat dari fungsi diatas setidaknya ada dua macam kemungkinan hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi, yaitu:
a. Sebuah Hasil evaluasi yang diperoleh dalam kegiatan evaluasi itu ternyata mengembirakan, sehingga dapat memberikan rasa lega bagi evaluator, sebab tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai sesuai dengan yang direncanakan.
b. Sebuah Hasil evaluasi itu ternyata tidak mengembirakan atau bahkan mengkhawatirkan, dengan alasan bahwa berdsar hasil evaluasi ternyata dijumpai adanya penyimpangan, hambatan, atau kendala, sehingga mengharuskan evaluator untuk bersikap waspada. Ia perlu memikirkan dan melakukan pengkajian ulang terhadap rencana yang telah disusun, atau mengubah dan memperbaiki cara pelaksanaannya.
Berdasar data hasil evaluasi itu selanjutnya dicari metode-metode lain yang dipandang lebih tepat dan lebih sesuai dengan keadaan dan keperluan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pungsi evaluasi itu memiliki fungsi: menunjang penyusunan rencana.
b. Fungsi Khusus
Secara khusus, fungsi evaluasi dalam dunia pendidikan dapat dilihat dari tiga segi:
1) Segi Psikologis
Apabila di lihat dari segi psikologis, kegiatan evaluasi dalam dunia pendidikan disekolah dapat disoroti dari dua sisi, yaitu sisi peserta didik dan dari sisi pendidik. Bagi peserta didik, evaluasi pendidikan secara psikologis akan memberikan pedoman atau pegangan batin kepada mereka untuk mengenal kapasitas dan status dirinya masingmasing ditengah-tengah kelompok atau kelasnya.
Bagi pendidik, evaluasi pendidikan akan memberikan kapasitas atau ketepatan hati kepada diri pendidik tersebut, sudah sejauh manakah kiranya usaha yang telah dilakukannya selama ini yang telah membawa hasil, sehingga secara psikologis ia memiliki pedoman guna menentukan langkah-langkah apa saja perlu dilakukan selanjutnya.
2). Segi Didaktik
Bagi peserta didik, evaluasi pendidikan secara didaktik(khususnya evaluasi hasil belajar) akan dapat memberikan suatu dorongan (motivasi) kepada mereka untuk dapat memperbaiki, meningkatkan, dan mempertahankan prestasinya yang telah mereka capai.
Bagi pendidik, evaluasi pendidikan secara didaktik itu setidak-tidaknya memiliki lima macam fungsi, yaitu:
a. Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai oleh peserta didiknya.
b. Memberikan informasi yang sangat berguna, guna mengetahui posisi masing-masing peserta didik di tengah-tengah kelompoknya.
c. Memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian menetapkan status peserta didik.
d. Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi peserta didik yang memang memerlukannya.
e. Memberikan petunjuk tentang sejauh manakah program pengajaran yang telah ditetukan dapat dicapai.
3) Segi Administratif
Dilihat dari segi administratif, evaluasi pendidikan setidak-tidaknya memiliki tiga macam fungsi:
1) Memberikan laporan
2) Memberikan bahan-bahan keterangan (data)
3) Memberikan gambaran.
Sejalan dengan fungsi-fungsi evaluasi di atas, Daryanto, (2010: 16), menyatakan bahwa, jika ditinjau dari berbagai segi dalam sistem pendidikan, maka fungsi evaluasi terdapat beberapa hal diantaranya;
a. Evaluasi berfungsi Selektif
Dengan cara mengadakan evaluasi guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi terhadap siswanya. Seleksi itu sendiri mempunyai berbagai tujuan, antara lain;
1) Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu.
2) Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya
3) Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa.
4) Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah dan sebagainya.
b. Evaluasi berfungsi Diagnostik
Apabila alat yang digunakan dalam evaluasi cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan siswa. Di samping itu diketahui pula sebab-musabab kelemahan itu.
c. Evaluasi berfungsi sebagai Penempatan
sebuah Sistem baru yang kini banyak dipipulerkan atau digunakan di negeri barat, adalah system belajar sendiri. Belajar sendiri dapat dilakukan peserta didik dengan cara mempelajari sebuah paket belajar, baik itu berbentuk modul maupun paket belajar yang lain. Sebagai alasan dari timbulnya system ini adalah adanya pengakuan yang besar terhadap kemampuan individual. Akan tetapi disebabkan keterbatasan sarana dan tenaga, pendidikan, yang bersifat individual kadang-kadang sukar sekali di laksanakan. Pendekatan yang lebih bersifat melayani perbedaan kemampuan, adalah pengajaran secara kelompok. Untuk dapat menentukan dengan pastidi kelompok mana seorang siswa harus ditempatkan, digunakan suatu evaluasi. Sekelompok siswa yang mempunyai hasil evaluasi yang sama, akan berada dalam kelompok yang sama dalam belajar. (Daryanto, 2010: 16).
d. Evaluasi Berfungsi Sebagai Pengukuran Keberhasilan
Fungsi dari evaluasi ini menurut Suharsimi Arikunto (1995: 11), dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Keberhasilan program ditentukan oleh beberapa faktor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana dan system kurikulum. Adapun fungsi Evaluasi dalam proses pengembangan system pendidikan, menurut Daryanto, (2010: 16), dimaksudkan untuk;
1) Perbaikan system
2) Pertanggungjawaban kepada pemerintah dan masyarakat
3) Penentuan tindak lanjut hasil pengembangan.
D. SYARAT-SYARAT EVALUASI
Syarat Penyusunan Alat Evaluasi [7]Langkah pertama yang perlu ditempuh guru dalam menilai prestasi belajar siswa adalah menyusun alat evaluasi (test instrument) yang sesuai dengan kebutuhan, dalam arti yang tidak menyimpang dari indikator dan jenis prestasi yang diharapkan. Persyaratan pokok penyusunan alat evaluasi yang baik dalam perspektif psikologi belajar (The Psychology of learning) meliputi dua macam, yakni: (1). Reliabilitas; (2). Validitas (Cross, 1974; Barlow, 1985; Butler, 1990).
1) Reliabilitas
Secara sederhana, reliabilitas (reliability) berarti hal tahan uji atau dapat dipercaya.Sebuah alat evaluasi dipandang reliable atau tahan uji apabila memiliki konsistensi atau keajegan hasil (Syah, Muhibbin. 2008: 145).
2) Validitas
Validitas berarti keabsahan atau kebenaran. Sebuah alat evaluasi dipandang valid atau abash apabila dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Syah, Muhibbin. 2008:145).
b. Syarat dalam Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi
Sedangkan syarat-syarat umum yang harus dipenuhi dalam mengadakan kegiatan evaluasi dalam proses pendidikan menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 194-198), terurai sebagai berikut:
1) Kesahihan
Kesahihan menggantikan kata validitas (validity) yang dapat diartikan sebagai ketepatan evaluasi mengevaluasi apa yang seharusnya di evaluasi. untuk memperoleh hasil evaluasi yang sahih, dibutuhkan insturmen yang memiliki/memenuhi syarat-syarat kesahihan suatu instrumental evaluasi. Kesahihan instrument evaluasi diperoleh melalui hasil pemikiran dan hasil pengalaman.
2) Keterandalan
Keterandalan evaluasi berhubungan dengan masalah kepercayaan, yakni tingkat kepercayaan bahwa suatu instrument evaluasi mampu memberikan hasil yang tepat. Gronlund (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 196), mengemukakan bahwa, “keterandalan menunjukkan kepada konsistensi (keajegan) pengukuran yakni bagaimana keajegan skor tes atau hasil evaluasi lain yang berasal dari pengukuran yang satu ke pengukuran yang lain”. Dengan kata lain, keterandalan dapat kita artikan sebagai tingakat kepercayaankeajegan hasil evaluasi yang diperoleh dari suatu instrument evaluasi.
3) Kepraktisan
Kepraktisan evaluasi dapat diartikan sebagai kemudahan-kemudahan yang ada pada instrument evaluasi baik dalam mempersiapkan, menggunakan, menginterpretasi/ memperoleh hasil, maupun kemudahan dalam menyimpanya.
c. Ciri-cri dan Persyaratan Evaluasi Pembelajaran
Sementara menurut Arikunto dan Jabar (2010:8-9) evaluasi memiliki ciri-ciri dan persyaratan sebagai berikut:
Suatu proses kegiatan penelitian tidak menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku bagi penelitian pada umumnya.
Dalam sebuah melaksanakan evaluasi, peneliti harus berpikir secara sistematis yaitu memandang sebuah program yang diteliti sebagai sebuah kesatuan yang terdiri dari beberapa komponen atau unsur yang saling berkaitan satu sama lain dalam menunjang kinerja dari objek yang dievaluasi. Agar dapat mengetahui secar rinci kondisi dari objek yang dievaluasi, perlu adanya identifikasi komponen yang berkedudukan sebagai faktor penentu bagi keberhasilan program. Menggunakan standar, Kiteria, atau tolak ukur sebagai perbandingan dalam menentukan kondisi nyata dari data yang diperoleh dan untuk mengambil kesimpulan. Kesimpulan atau hasil penelitian digunakan sebagai masukan atau rekomendasi bagi sebuah kebijakan atau rencana program yang telah ditentukan.
Agar informasi yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi nyata secara rinci untuk mengetahui bagian mana dari program yang belum terlaksana, maka perlu ada identifikasi komponen yang dilanjutkan dengan identifikasi subkomponen, sampai pada indikator dari program evaluasi. Standar, kriteria, atau tolak ukur diterapkan pada indicator, yaitu bagian yang palingkecil dari program agar dapat dengan cermat diketahui letak kelemahan dari proses kegiatan. Dari hasil penelitian harus dapat disusun sebuah rekomendasi secara rinci dan akurat sehingga dapat ditentukan tindak lanjut secara tepat.
E. OBJEK-OBJEK DALAM EVALUASI
[8]Objek evaluasi biasa disebut juga dengan sasaran evaluasi. Yaitu segala sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan karena penilai menginginkan informasi tentang sesuatu tersebut. Obyek evaluasi pendidikan dilihat dari aspek inputnya, maka objek dari evaluasi pendidikan itu sendiri meliputi tiga aspek, yaitu:
1. Aspek Kognitif (Kemampuan)
Kemampuan calon peserta didik yang akan mengikuti program pendidikan sebagai taruna Akademi Angkatan Laut tentu harus dibedakan dengan kemampuan calon peserta didik yang akan mengikuti program pendidikan pada sebuah perguruan tinggi agama islam. Adapun alat yang biasa digunakan dalam rangka mengevaluasi kemampuan peserta didik itu adalah tes kemampuan (attitude tes).
2. Aspek Psikomotor (Kpribadian)
Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri seseorang, yang menampakkan bentuknya dari tingkah lakunya. Sebalum mengikuti program pendidikan tertentu, para calon peserta didik perlu terlebih dahulu dievaluasi kepribadiannya masing-masing, sebab baik burukya kepribadian mereka secara psikologis akan dapat mempengaruhi keberhasilan mereka dalam mengikuti program tertentu. Evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui atau mengungkap kepribadian seseoarng adalah dengan jalan menggunakan tes kepribadian (personality test).
3. Aspek Afektif (Sikap)
Sikap, pada dasarnya adalah merupakan bagian dari tingkah laku manusia, sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang memencar keluar. Namun karena sikap ini merupakan sesuatu yang paling menonjol dan sangat dibutuhkan dalam pergaulan, maka diperoleh informasi mengenai sikap seseorang adalah penting sekali. Karena itu maka aspek sikap tersebut perlu dinilai atau dievaluasi terlebih dahulu bagi para calon peserta didik sebelum mengikuti program pendidikan tertentu.
F. Unsur-unsur Objek Evaluasi Pendidikan
1. Input
Calon siswa sebagai pribadi yang utuh, dapat ditinjau dari beberapa segi yang menghasilkan bermacam-macam bentuk tes yang digunakan sebagai alat untuk mengukur. Aspek yang bersifat rohani setidak-tidaknya mencakup 4 hal.
a. Kemampuan
Untuk dapat mengikuti program dalam suatu lembaga/sekolah/institusi maka calon siswa harus memiliki kemampuan yang sepadan. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan ini disebut tes kemampuan atau attitude test.
b. Kepribadian
Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri manusia dan menampakkan bentuknya dalam tingkah laku. Dalam hal-hal tertentu, informasi tentang kepribadian sangat diperlukan. Alat untuk mengetahui kepribadian seseorang disebut tes kepribadian atau pesonality test.
c. Sikap-sikap
Sebenarnya sikap ini merupakan bagian dari tingkah laku manusia sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang memancar keluar. Namun karena sikap ini merupakan sesuatu yang paling menonjol an sangat dibutuhkan dalam pergaulan maka banyak orang yang menginginkan informasi khusus tentangnya. Alat untuk mengukur keadaan sikap seseorang dinamakan tes sikap atau attitude test. Oleh karena tes ini berupa skala, maka lalu disebut skala sikap atau attitude scale.
d. Inteligensi
Untuk mengetahui tingkat inteligensi ini digunakan tes inteligensi yang sudah banyak diciptakan oleh para ahli. Dalam hal ini yang terkenal adalah tes buatan Binet dan Simon yang dikenal dengan tes Binet-Simon. Selain itu ada lagi tes-tes yang lain misalnya SPM, Tintum, dan sebagainya. Dari hasil tes akan diketahui IQ (Intelligence Quotient) orang tersebut.
2. Transformasi
Unsur-unsur dalam transformasi yang menjadi objek penilaian antara lain:Kurikulum/materi ,Metode dan cara penilaian, Sarana pendidikan/media, Sistem administrasi , Guru dan personal lainnya.
3. Output
Penilaian terhadap lulusan suatu sekolah dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian/prestasi belajar mereka selama mengikuti program. Alat yang digunakan untuk mengukur pencapaian ini disebut tes pencapaian atau achievement test.
Kecenderungan yang ada sampai saat ini di sekolah adalah bahwa guru hanya menilai prestasi belajar aspek kognitif atau kecerdasan saja. Alatnya adalah tes tertulis. Aspek psikomotorik, apalagi afektif, sangat langka dijamah oleh guru. Akibatnya dapat kita saksikan, yakni bahwa para lulusan hanya menguasai teori tetapi tidak terampil melakukan pekerjaan keterampilan, juga tidak mampu mengaplikasikan pengetahuan yang sudah mereka kuasai. Lemahnya pembelajaran dan evaluasi terhadap aspek afektif inim jika kita mau introspeksi, telah berakibat merosotnya akhlak para lulusan, yan selanjutnya berdampak luas pada merosotnya akhlak bangsa.
G. JENIS-JENIS EVALUASI
Jenis Evaluasi berdasarkan tujuan, dibedakan atas tujuh jenis Evaluasi yaitu;
1) Pre-test dan Post-test
Kegiatan pre-test dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai penyajian baru. Tujuannya ialah untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Sedangkan post-test adalah kebalikan dari pre-test, yakni kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi.Tujuannya adalah untuk mengetahui tarafpengetahuan siswa atas materi yang telah diajarkan.
2) Evaluasi Diagnostic
Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran. Evaluasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi atau menelaah kelemahan-kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya (Syah, Muhibbin, 2003: 200).
3) Evaluasi Selektif
Evaluasi selektif adalah evaluasi yang digunakan untuk memilih siswa yang paling tepat atau sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
4) Evaluasi Penempatan
Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siswa.
5) Evaluasi Formatif
Evaluasi jenis ini dapat dipandang sebagai “ulangan” yang dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Evaluasi ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan mengajar.
6) Evaluasi Sumatif
Ragam penilaian sumatif dapat dianggap sebagai “ulangan umum” yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran, atau disebut juga dengan evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan kemajuan belajar siswa. Evaluasi ini lazim dilakukan pada setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran.Hasilnya dijadikan bahan laporan resmi mengenai kinerja akademik siswa dan bahan penentu naik atau tidaknya siswa ke kelas yang lebih tinggi.
7) Ujian Nasional (UN)
Ujian Nasional (UN) pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif, yaitu sebagai alat penentu kenaikan status siswa (Muhibbin. 2008: 145).
b. Jenis Evaluasi berdasarkan Sasaran
1) Evaluasi Konteks
Evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik mengenai rasional tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul dalam perencanaan
2) Evaluasi Input
Evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
3) Evaluasi Proses
Evaluasi yang di tujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik mengenai kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan factor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.
4) Evaluasi Hasil atau Produk
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan.
5). Evaluasi outcom atau lulusan
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut, yankni evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.
c. Jenis Evalusi berdasarkan lingkup Kegiatan Pembelajaran
1) Evaluasi Program Pembelajaran
Evaluasi yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program pembelajaran, strategi belajar mengajar, aspe-aspek program pembelajaran yang lain.
2) Evaluasi proses pembelajaran
Evaluasi yang mencakup kesesuaian antara peoses pembelajaran dengan garisgaris besar program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
3) Evaluasi hasil Pembelajaran
Evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik.
d. Jenis evaluasi berdasarkan Objek Evaluasi
1) Evaluasi Input
Evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian, sikap, keyakinan.
2) Evaluasi transformasi
Evaluasi terhadap unsur-unsur transformasi proses pembelajaran anatara lain materi, media, metode dan lain-lain.
3) Evaluasi output
Evaluasi terhadap lulusan yang mengacu pada ketercapaian hasil pembelajaran.
e. Jenis Evaluasi Berdasarkan Subjek Evaluasi
1) Evaluasi Internal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai evaluator, misalnya guru.
2) Evaluasi Eksternal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai evaluator, misalnya orangtua, masyarakat.
H. PENDEKATAN EVALUASI
[9]Terdapat beberapa pendekatan evaluasi pelatihan. Pendekatan merupakan suatu cara atau sudut pandang sesorang dalam mempelajari sesuatu. Zaenal Arifin (2009) membagi pendekatan evaluasi menjadi dua, yaitu pendekatan tradisional dan pendekatan sistem. Dilihat dari penafsiran hasil evaluasi, pendekatan evaluasi dibagi menjadi dua, yaitu criterion-referenced evaluation dan norm-referenced evaluation. Pendekatan tradisional merupakan pendekatan yang lebih mengedepankan komponen evaluasi produk daripada komponen proses, dalam pendekatan ini, peserta didik lebih dituntut untuk menguasai suatu jenis keahlian dan terkesan mengenyampingkan aspek keterampilan dan sikap.
Pendekatan Sistem Zaenal Arifin (2009) menyatakan “Sistem adalah totalitas dari berbagai komponen yang saling berhubungan dan ketergantungan”. Pendekatan sistem berarti evaluasi di sini lebih mengedepankan kepada proses, sehingga komponen yang termasuk dari proses harus di evaluasi, baik itu dari konteks, input, proses, serta produk.
Dalam literatur modern tentang evaluasi, terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan untuk menafsirkan hasil evaluasi, yaitu penilaian acuan patokan (criterion-referenced evaluation) dan penilaian acuan norma (norm-referenced evaluation). Penilaian Acuan Patokan Pendekatan ini digunakan jika ingin mengetahui keberhasilan peserta didik dalam mencapai standar acuan patokan yang telah mutlak ditetapkan. Penilaian Acuan Norma Pendekatan ini membandingkan skor setiap peserta didik dengan skor peserta didik lainnya. Zaenal Arifin (2009) menyatakan “makna nilai dalam bentuk angka maupun kualifikasi memiliki sifat relatif”.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Evaluasi menjadi hal yang penting dalam proses belajar mengajar, karena tanpa evaluasi akan susah sekali mengukur tingkat keberhasilannya. Evaluasi pendidikan merupakan seatu proses yang sistematis dalam Mengukur tingkat kemajuan yang dicapai siswa, baik ditinjau dari norma tujuan maupun dari norma kelompok serta menentukan apakah siswa mengalami kemajuan yang memuaskan kearah pencapaian tujuan pengajaran yang diharapkan.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat diberikan penulis adalah: Gunakan evaluasi sefektif mungkin. Carilah evaluasi yang menarik bagi anak didik supaya anak didik merasa nyaman dan tidak terbebani. Jadikan evaluasi sebagai alat kontrol untuk kemajuan pendidikan di Indonesia.
PUSTAKA
[1] Artikel pentinya evaluasi dalam pembelajaran dan akibat kemanipulasinya no.1 file:///C:/Users/User/Downloads/986-Article%20Text-2237-1-10-20210106.pdf
2 file:///C:/Users/User/Downloads/427-1110-1-SM.pdf evaluasi dan proses pembelajaran
3 file:///C:/Users/User/Downloads/427-1110-1-SM%20(1).pdf evaluasi dan proses pembelajaran serta jenis-jenisnya.
4 http://kumpulanmakalahdanartikelpendidikan.blogspot.com/2011/01/evaluasi-pembelajaran.html . Kumpulan makalah dan artikel pendidikan.
5 https://123dok.com/document/y869wvrq-bab-i-pendahuluan-makalah-tentang-evaluasi-pembelajaran.html artikel evaluasi pembelajaran.
6 Jihad, Asep dan Abdul Haris. Evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo, 2003. No.4.
7 Jihad, Asep dan Abdul Haris. Evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo, 2003. No.4.
8 Slameto. Evaluasi pendidikan. Jakarta: Bina Aksara , 1988
9 Ngalim, purwanto M. prinsip-prinsip dan tekni evaluasi pengajaran. Bandung : jurnal info media, 2009.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H