Mohon tunggu...
Ns Eni Nuraeni SKep
Ns Eni Nuraeni SKep Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pengajar Kesehatan

Kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memotivasi Anak Didik agar Percaya Diri

9 Mei 2023   22:30 Diperbarui: 9 Mei 2023   22:32 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekelompok anak-anak belajar di sekolah | freepik 

Sebagai seorang guru, mungkin pernah merasa gemas dan kesal,  anak didik kita yang sudah berminggu-minggu latihan menari, menyanyi, atau latihan untuk lomba pidato,  ketika akan tampil langsung mogok dan kabur dari panggung.

Semua yang telah dipelajari seperti menguap tanpa sisa bersama panasnya suhu udara yang begitu terik akhir-akhir ini.

Lalu, apa yang harus kita lakukan menghadapi murid yang type seperti ini? Lelah jiwa melatih mereka semakin memupuk emosi. Meskipun kita berusaha untuk bersabar.

Ada beberapa hal yang menyebabkan mereka bisa mengalami hal seperti itu. Salah satunya disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri pada anak didik kita.

Jangan diomelin ya, karena hal itu justru akan membuat anak didik lebih terpuruk dalam krisis percaya diri.

Sebetulnya apa sih yang dimaksud percaya diri?

Percaya diri anak atau Self confidence adalah keyakinan diri atas kemampuan yang dimiliki  diri sendiri, sehingga anak tidak merasa cemas dengan apa yang ia kerjakan dan merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan keinginan.

Kebalikan dari rasa percaya diri adalah krisis percaya diri. Pada anak, krisis percaya diri yang terus dipelihara dan didiamkan, akan berdampak pada perkembangan kepribadiannya di masa depan.

Nah. Tentu kita tidak mau, kan, anak didik kita tumbuh menjadi orang dewasa yang tidak punya rasa percaya diri?

Berikut ini ada 5 cara untuk memotivasi anak didik kita agar lebih percaya diri.

1.Berikan Rasa Empati
Ketika anak kalah dalam perlombaan atau mendapatkan nilai jelek di sekolah. Jangan langsung emosi apalagi mengucapkan kata -kata yang merendahkannya.

Hal ini akan mengakibatkan anak semakin terpuruk dalam kesedihan dan merasa menjadi pecundang. Ketika dewasa nanti, bukan tidak mungkin ia akan berambisi menang dengan menghalalkan segala cara.

Tunjukkan rasa empati dan berikan motivasi bahwa kekalahan hari ini adalah pelajaran untuk bisa lebih baik di masa yang akan datang.

2.Berikan Pujian
Setelah dia mendapat kekalahan, berikan pujian, bahwa sebetulnya dia telah berusaha dengan sangat baik, hanya saja kurang sedikit dari pemenang.

Dengan pemberian pujian, anak tidak  terpuruk berkepanjangan. Ia akan merasa dirinya masih mempunyai kelebihan dan harapan-harapan baik  di masa depan.

3.Biarkan Anak Mengekspresikan Perasaan
Jangan terlalu banyak melarang saat anak didik  ingin mencoba hal hal di luar yang Kita  ajarkan.

Biarkan anak melakukan sesuatu yang belum pernah dicobanya, berikan arahan dan bimbingan serta terangkan kelebihan dan kekurangannya, manfaat dan bahayanya.

 Dengan begitu anak bisa memilih dan memilah mana yang boleh dilakukan dan mana yang harus dijauhi.

4.Jadilah Contoh yang Baik
Guru singkatan dari digugu dan ditiru. Ada peribahasa yang mengatakan guru kencing berdiri, murid kencing berlari.

Oleh karena itu, jadilah contoh tauladan yang baik untuk anak didik. Bagaimana kita mengharapkan anak didik menjadi juara sementara Kita yang mengajarkannya tidak memberikan contoh terbaik.

5. Berikan Reward
Hadiah, meski sederhana patut diberikan saat moment tertentu. Hal ini akan memacu semangat anak untuk lebih berprestasi lagi. Meskipun begitu tetap harus diberikan pengertian bahwa hadiah itu bukan sebuah tujuan melainkan efek samping dari pencapaian yang telah diraih.

Demikian cara memotivasi agar anak percaya diri. Semoga anak-anak didik kita menjadi anak yang percaya diri dan berani melakukan kebaikan-kebaikan di masa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun