5. Bersikap lembut terhadap siswa
Setiap orang, apapun karakternya, pasti merasa senang jika diperlakukan dengan lemah lembut. Sikap lembut bukan hanya sebuah tindakan yang menyenangkan, tetapi juga mencerminkan kasih sayang dan perhatian tulus. Kelembutan seorang guru memiliki peran yang sangat penting.
Guru yang berbicara dan bertindak dengan kelembutan mampu menciptakan suasana belajar yang nyaman dan penuh kehangatan, sehingga siswa merasa dihargai dan diterima. Dengan pendekatan ini, guru tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang mendalam pada diri siswa.
Anak-anak yang terbiasa diperlakukan dengan kelembutan akan belajar untuk mengembangkan empati dan rasa welas asih terhadap orang lain. Mereka memahami pentingnya menghormati perasaan orang lain, sehingga tumbuh menjadi individu yang peka dan peduli terhadap lingkungannya.
6. Tidak membanggakan diri
Sikap membanggakan diri adalah sifat yang tidak disukai oleh Allah, karena pada dasarnya segala yang kita miliki hanyalah titipan dari-Nya. Harta, ilmu, jabatan, dan bahkan kemampuan yang kita miliki bukanlah hasil dari kekuatan kita semata, melainkan karunia dari Allah yang bisa diambil kapan saja sesuai kehendak-Nya.
Sebagai pendidik, guru harus mampu menanamkan nilai-nilai rendah hati kepada siswa dengan memberikan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Sikap rendah hati di hadapan siswa tidak akan mengurangi wibawa seorang guru, justru akan membuat mereka dihormati dan dicintai. Dengan mengajarkan bahwa segala sesuatu adalah milik Allah dan harus dijaga dengan baik, siswa akan belajar untuk tidak sombong atau merasa lebih unggul dari orang lain.
7. Mengajukan pertanyaan yang bisa dipahami orang yang lamban berpikirnya
Setiap siswa adalah individu unik yang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Mereka juga memiliki kecerdasan yang beragam, mulai dari kecerdasan logika, sosial, hingga seni. Ada siswa yang cepat memahami pelajaran, sementara yang lain memerlukan waktu lebih lama untuk mencerna informasi.
Beberapa siswa mungkin unggul dalam keterampilan sosial, sains, atau seni musik, tetapi belum tentu memiliki kekuatan di bidang lainnya. Perbedaan ini bukanlah hambatan, melainkan potensi besar yang dapat dikembangkan dengan pendekatan yang tepat.Â
Oleh karena itu, tugas seorang guru bukan hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga mengenali dan menghargai keberagaman kemampuan siswa sebagai aset yang berharga.