Selamat Hari Guru Bu...
Demikian deretan ucapan Hari Guru dari siswa dan para alumni senantiasa saya terima setiap tanggal 25 November. Setiap pesan yang mereka kirimkan kerap disertai dengan doa-doa yang menyejukkan hati. Tak jarang, mereka juga mengingatkan kembali beberapa kalimat motivasi dan nasihat yang pernah saya sampaikan di masa lalu. Kalimat yang bahkan terkadang sudah saya lupakan.
Betapa bahagianya hati ini mengetahui bahwa ucapan sederhana yang dulu terucap, kini menjadi bekal berharga dalam perjalanan hidup mereka. Yaa... inilah alasan saya selalu bahagia dan bangga menjadi seorang guru.Â
Momen seperti Hari Guru ini menjadi pengingat bahwa meskipun terkadang lelah menyapa, keberadaan seorang guru selalu dikenang, dihargai, dan dirindukan oleh mereka yang pernah menerima ilmu dan kasih sayang.
Untuk itulah, seorang guru memang harus bisa menjadi teladan bagi siswa dalam segala aspek, baik dalam perkataan, perbuatan, maupun sikap sehari-hari. Imam Al-Ghazali, dalam risalahnya yang berjudul Al-Adab fid Din dalam Majmu'ah Rasail al-Imam al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, t.th., halaman 431), menguraikan 11 adab yang harus diperhatikan oleh seorang guru.
1. Tidak berhenti menuntut ilmu
Ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang terus berkembang dan tidak pernah berhenti. Setiap hari, ada temuan baru yang memperkaya wawasan manusia di berbagai bidang. Sebagai seorang guru, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan adalah sebuah keharusan. Jika guru tidak terus belajar, mereka akan tertinggal dari para siswa yang semakin mudah mengakses informasi melalui teknologi.
Jika guru tidak mampu memberikan jawaban atau pandangan yang relevan terhadap isu-isu terkini, siswa akan kehilangan rasa percaya terhadap kemampuan guru sebagai sumber ilmu. Kewibawaan yang berkurang ini berisiko menurunkan motivasi siswa untuk belajar dari gurunya, sehingga hubungan belajar mengajar menjadi kurang efektif.
Oleh karena itu, penting bagi guru untuk menjadikan belajar sebagai bagian dari kehidupannya. Dengan terus menambah wawasan, guru tidak hanya mempertahankan kewibawaanya di depan siswa, tetapi juga menginspirasi siswa untuk menghargai proses belajar sepanjang hayat.
2. Bertindak dengan ilmu
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan siswa, bukan hanya sebagai pengajar tetapi juga sebagai pembimbing yang mampu mendampingi mereka menghadapi berbagai persoalan.Â
Sebagai individu yang dianggap memiliki ilmu pengetahuan luas, guru sering menjadi tempat siswa mencurahkan isi hati dan berbagi masalah yang mereka hadapi, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Kepercayaan ini menunjukkan betapa besar tanggung jawab seorang guru dalam membentuk karakter serta mendukung perkembangan emosi dan intelektual siswa.
Dalam menghadapi persoalan yang disampaikan siswa, seorang guru tidak boleh bertindak dengan terburu-buru atau didasari oleh emosi. Setiap langkah yang diambil harus dilakukan dengan keseimbangan antara akal dan hati. Hal ini penting agar keputusan yang diambil benar-benar bijaksana dan memberikan dampak positif bagi siswa.
Mengendalikan hawa nafsu dalam menghadapi masalah menjadi kunci utama agar guru mampu bersikap objektif dan memberikan solusi yang adil. Dengan demikian, seorang guru tidak hanya menjadi pendengar yang baik, tetapi juga mampu menjadi teladan dalam menunjukkan cara berpikir dan bertindak yang rasional.
3. Senantiasa bersikap tenang
Sikap terburu-buru atau yang dalam istilah Jawa disebut grusah-grusuh sering kali membawa dampak negatif dalam pengambilan keputusan. Ketika seseorang bertindak tanpa berpikir matang, keputusan yang dihasilkan cenderung tidak tepat dan bahkan dapat menimbulkan kerugian atau mudharat.
Sebaliknya, sikap tenang dan penuh pertimbangan dalam menghadapi suatu masalah akan menghasilkan keputusan yang bijak. Keputusan ini tidak hanya memberikan manfaat bagi diri sendiri tetapi juga bagi orang lain di sekitarnya. Dalam dunia pendidikan, hal ini sangat penting karena seorang guru sering kali dihadapkan pada situasi yang membutuhkan kebijaksanaan.
Sebagai sosok yang digugu lan ditiru, seorang guru dituntut untuk mampu menghadirkan sikap tenang dan bijaksana dalam setiap tindakan, terutama ketika berhadapan dengan persoalan siswa. Sikap guru menjadi teladan langsung yang dilihat dan diikuti oleh siswa, baik secara sadar maupun tidak.
4. Tidak takabur dalam memerintah atau memanggil seseorang
Seorang guru memiliki kekuasaan dan hak untuk memberikan perintah kepada siswa sebagai bagian dari tugasnya mendidik dan mengarahkan. Namun, kekuasaan ini seharusnya tidak menjadikan guru bersikap sombong atau arogan. Justru, seorang guru yang baik adalah mereka yang mampu menunjukkan sikap tawadhu, yaitu rendah hati dan penuh penghormatan terhadap siapa pun, termasuk siswa.
Sikap ini mencerminkan kebesaran jiwa seorang guru yang tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral kepada siswa. Ketawadhuan guru akan menciptakan suasana belajar yang lebih nyaman dan harmonis, sehingga siswa merasa dihargai dan lebih mudah untuk menerima nasihat serta arahan.
5. Bersikap lembut terhadap siswa
Setiap orang, apapun karakternya, pasti merasa senang jika diperlakukan dengan lemah lembut. Sikap lembut bukan hanya sebuah tindakan yang menyenangkan, tetapi juga mencerminkan kasih sayang dan perhatian tulus. Kelembutan seorang guru memiliki peran yang sangat penting.
Guru yang berbicara dan bertindak dengan kelembutan mampu menciptakan suasana belajar yang nyaman dan penuh kehangatan, sehingga siswa merasa dihargai dan diterima. Dengan pendekatan ini, guru tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang mendalam pada diri siswa.
Anak-anak yang terbiasa diperlakukan dengan kelembutan akan belajar untuk mengembangkan empati dan rasa welas asih terhadap orang lain. Mereka memahami pentingnya menghormati perasaan orang lain, sehingga tumbuh menjadi individu yang peka dan peduli terhadap lingkungannya.
6. Tidak membanggakan diri
Sikap membanggakan diri adalah sifat yang tidak disukai oleh Allah, karena pada dasarnya segala yang kita miliki hanyalah titipan dari-Nya. Harta, ilmu, jabatan, dan bahkan kemampuan yang kita miliki bukanlah hasil dari kekuatan kita semata, melainkan karunia dari Allah yang bisa diambil kapan saja sesuai kehendak-Nya.
Sebagai pendidik, guru harus mampu menanamkan nilai-nilai rendah hati kepada siswa dengan memberikan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Sikap rendah hati di hadapan siswa tidak akan mengurangi wibawa seorang guru, justru akan membuat mereka dihormati dan dicintai. Dengan mengajarkan bahwa segala sesuatu adalah milik Allah dan harus dijaga dengan baik, siswa akan belajar untuk tidak sombong atau merasa lebih unggul dari orang lain.
7. Mengajukan pertanyaan yang bisa dipahami orang yang lamban berpikirnya
Setiap siswa adalah individu unik yang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Mereka juga memiliki kecerdasan yang beragam, mulai dari kecerdasan logika, sosial, hingga seni. Ada siswa yang cepat memahami pelajaran, sementara yang lain memerlukan waktu lebih lama untuk mencerna informasi.
Beberapa siswa mungkin unggul dalam keterampilan sosial, sains, atau seni musik, tetapi belum tentu memiliki kekuatan di bidang lainnya. Perbedaan ini bukanlah hambatan, melainkan potensi besar yang dapat dikembangkan dengan pendekatan yang tepat.Â
Oleh karena itu, tugas seorang guru bukan hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga mengenali dan menghargai keberagaman kemampuan siswa sebagai aset yang berharga.
Guru yang baik harus mampu menyesuaikan cara mengajarnya agar sesuai dengan kebutuhan siswa, misalnya dengan mengajukan pertanyaan yang sederhana namun memancing rasa ingin tahu. Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus disampaikan dengan cara yang mudah dipahami oleh siswa, sehingga mereka merasa nyaman untuk menjawab tanpa rasa takut salah.
8. Merendah dengan mengatakan, 'Saya tidak tahu'
Seorang guru memang dianugerahi ilmu pengetahuan yang lebih luas dibandingkan siswanya, namun hal ini tidak berarti guru harus selalu tahu segalanya. Sikap rendah hati justru menjadi keunggulan seorang pendidik. Ketika seorang guru berani mengatakan "saya tidak tahu" di hadapan siswa, itu bukan tanda kelemahan, melainkan bukti kejujuran dan keterbukaan untuk terus belajar.
9. Bersedia menjawab secara ringkas pertanyaan yang diajukan penanya yang kemampuan berpikirnya masih terbatas
Seorang pendidik yang baik harus memiliki kemampuan untuk menjawab pertanyaan dengan cara yang mudah dipahami oleh penanya, terutama bagi mereka yang kemampuan berpikirnya masih terbatas. Memberikan jawaban yang ringkas dan jelas adalah bentuk penghargaan terhadap kebutuhan penanya tanpa membuat mereka merasa rendah diri.
Jawaban yang terlalu panjang atau rumit justru bisa membingungkan dan mematahkan semangat belajar. Dengan menjawab secara sederhana, seorang guru tidak hanya membantu pemahaman, tetapi juga membangun kepercayaan diri penanya untuk terus belajar dan bertanya.
10. Menghindari sikap yang tak wajar
Dalam kehidupan sosial, sikap yang tak wajar sering kali menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang-orang di sekitar. Sikap seperti ini tidak hanya sulit diterima, tetapi juga dapat memicu penilaian negatif yang merusak hubungan antarindividu. Sikap yang tidak wajar dari seorang guru, meskipun kecil, dapat berdampak besar, bahkan menjadi sumber fitnah yang merugikan diri sendiri dan lembaga tempat ia mengajar.
Seorang guru memiliki tanggung jawab untuk menjadi teladan, baik di dalam maupun di luar kelas. Oleh karena itu, menjaga perilaku yang wajar, sopan, dan penuh tanggungjawab adalah hal mutlak. Guru yang mampu menjaga sikapnya dengan baik tidak hanya terhindar dari fitnah, tetapi juga mendapatkan kepercayaan dan penghormatan dari siswa serta masyarakat.
11. Mendengar dan menerima argumentasi dari orang lain meskipun ia seorang lawan
Seorang guru yang baik tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pendengar yang bijaksana. Mendengar dan menerima argumentasi dari orang lain, meskipun mereka adalah lawan, adalah salah satu sikap baik yang harus dimiliki oleh seorang guru.
Dalam dunia pendidikan, perbedaan pendapat sering kali terjadi, baik antara guru dan siswa, atau sesama rekan pendidik. Seorang guru harus mau mendengarkan dengan hati terbuka, ia memberikan contoh nyata tentang bagaimana menghargai pandangan orang lain, meskipun berbeda.
Melalui momen Hari Guru ini, mari kita merenung sejenak dan introspeksi diri sebagai pendidik. Tugas kita bukan hanya mentransfer ilmu, tetapi juga membentuk karakter dan menjadi teladan yang baik bagi siswa. Sebagai guru, kita memiliki peran yang sangat besar dalam membimbing generasi masa depan, yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki akhlak yang mulia.
Oleh karena itu, mari kita terus berusaha menjadi guru yang tidak hanya mengajar, tetapi juga menunjukkan nilai-nilai positif melalui sikap dan tindakan kita sehari-hari. Semoga di setiap langkah kita, siswa dapat melihat contoh yang menginspirasi, yang membuat mereka ingin mengikuti jejak kita dalam belajar dan berperilaku. Selamat Hari Guru.
Enik Rusmiati
Blitar, 25 November 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H