Mohon tunggu...
Enik Rusmiati
Enik Rusmiati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Yang membedakan kita hari ini dengan satu tahun yang akan datang adalah buku-buku yang kita baca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menjadi Guru yang Dirindukan

17 September 2024   11:27 Diperbarui: 25 September 2024   13:23 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aseek... sekarang waktunya jamkos alias jam kosong!"

Teriakan gembira ini mungkin sering terdengar di kalangan siswa ketika guru mata pelajaran tidak bisa hadir karena sakit atau sedang dinas luar.

Banyak siswa yang menganggap jam kosong sebagai waktu yang sangat berharga untuk bersantai, beristirahat, atau bahkan bermain bersama teman-teman. 

Hal ini menjadi indikasi bahwa, bagi sebagian siswa, waktu tanpa pelajaran justru lebih menarik daripada jam belajar di kelas. Reaksi ini juga mencerminkan bahwa proses belajar di sekolah mungkin belum sepenuhnya memberikan kenyamanan dan kebahagiaan yang mereka harapkan.

Peristiwa ini memberi pesan penting kepada para guru, bagaimana menciptakan suasana belajar yang mampu menarik minat siswa sehingga mereka antusias mengikuti pelajaran?

Siswa yang lebih suka menghadapi jam kosong daripada belajar di kelas menunjukkan adanya celah yang perlu diisi dengan inovasi dalam metode pengajaran dan pendekatan yang lebih menarik.

Tentu, tantangan ini adalah peluang besar bagi guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan produktif.

Kurikulum pendidikan selalu menuntut guru untuk bisa menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.

Guru tidak hanya dituntut untuk menyampaikan materi, tetapi juga membuat siswa betah dan merasa nyaman di kelas, seperti halnya mereka berada di rumah sendiri.

Pembelajaran yang berhasil adalah pembelajaran yang dapat menyentuh hati dan pikiran siswa, memberikan mereka ruang untuk belajar dengan cara yang mereka nikmati.

Namun, kenyataannya, banyak siswa zaman sekarang lebih menyukai aktivitas di luar pelajaran sekolah, terutama bermain gawai, daripada mengikuti kegiatan di kelas.

Kehadiran teknologi yang terus berkembang menambah tantangan bagi guru untuk tetap relevan di hadapan siswa.

Oleh karena itu, guru perlu mencari cara agar pelajaran yang disampaikan lebih menarik daripada hiburan yang mereka dapatkan dari gawai.

Untuk mengatasi hal ini, guru harus kreatif dan inovatif dalam metode pengajaran. 

Mereka perlu memanfaatkan teknologi secara positif, seperti menggunakan video pembelajaran, game edukatif, atau diskusi interaktif yang melibatkan siswa.

Dengan demikian, proses belajar tidak lagi menjadi beban, melainkan sesuatu yang dinanti-nantikan oleh siswa.

Berikut beberapa tip sederhana yang dapat diterapkan oleh guru untuk menciptakan suasana kelas yang ceria, membuat siswa bahagia, dan merindukan kehadiran guru.

1. Mulailah Kelas dengan Semangat

Pembukaan kelas yang penuh semangat adalah kunci untuk menumbuhkan energi positif di dalam kelas. Guru bisa memulai pelajaran dengan menyapa siswa dengan senyum dan sorot mata penuh kebahagiaan. Suara yang lantang dan tegas disertai pujian kecil dapat meningkatkan semangat siswa. 

Selain itu, bertanya kabar dan memberi apresiasi atas pengalaman siswa juga membuat mereka merasa dihargai. Hal ini membantu menciptakan suasana kelas yang lebih hidup dan interaktif.

Ketika seorang guru memasuki kelas dengan salam yang cetar membahana, disertai senyum semangat dan penuh kebahagiaan, suasana kelas pun seketika berubah.

Energi positif yang terpancar dari sang guru akan langsung dirasakan oleh siswa-siswa di dalamnya. Guru yang bahagia mencerminkan kelas yang bahagia pula.

Hal ini mengingatkan kita bahwa sikap dan suasana hati guru sangat memengaruhi lingkungan belajar. Ketika seorang guru memulai pelajaran dengan penuh semangat, ia tidak hanya menyampaikan materi, tetapi juga menularkan kebahagiaan dan semangat belajar kepada para siswanya.

Hasilnya, suasana belajar menjadi lebih hidup, interaktif, dan penuh kegembiraan, sehingga siswa merasa lebih termotivasi dan siap menerima pelajaran dengan sukacita.

2. Selingi Pelajaran dengan Cerita Inspiratif

Menyampaikan cerita-cerita inspiratif tentang tokoh-tokoh yang sukses meraih impian mereka bisa menjadi motivasi yang kuat bagi siswa. Guru bisa berbagi kisah-kisah yang mengajarkan nilai ketekunan, kerja keras, dan semangat juang.

Ajak siswa berdiskusi tentang pelajaran yang bisa diambil dari kisah tersebut, dan bagaimana mereka bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 

Dengan cara ini, siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga mendapatkan motivasi untuk berprestasi.

Tidak hanya siswa yang perlu berliterasi, guru juga harus terus memperkaya diri dengan membaca dan mencari inspirasi dari berbagai tokoh yang diidolakan oleh remaja.

Dengan memahami sosok-sosok inspiratif yang dekat dengan dunia siswa, guru dapat lebih mudah menjalin kedekatan dan membangun komunikasi yang efektif di kelas.

Misalnya, tokoh seperti Maudy Ayunda, yang sukses di bidang akademik sekaligus berkarier di dunia hiburan, bisa menjadi contoh inspiratif bagi siswa. Maudy tidak hanya dikenal sebagai artis, tetapi juga sebagai sosok yang berprestasi di kancah internasional dengan pendidikan di Universitas Stanford. 

Dengan menghadirkan contoh idola yang relevan dan inspiratif seperti ini, guru dapat memotivasi siswa untuk tidak hanya mengejar impian, tetapi juga menyeimbangkan antara minat, prestasi, dan karakter yang positif.

3. Cek Kehadiran dengan Cara Kreatif

Presensi siswa tidak harus menjadi rutinitas yang membosankan. Guru bisa mengubahnya menjadi kegiatan yang menyenangkan dan interaktif, setiap siswa merasa terlibat dan antusias.

Misalnya, bila selama ini memanggil nama siswa dan mendengar jawaban “hadir,” guru dapat meminta siswa menjawab dengan sesuatu yang unik setiap harinya, seperti menyebutkan makanan favorit mereka, hobi baru, atau bahkan suasana hati mereka hari itu.

Cara ini tidak hanya membuat presensi lebih dinamis, tetapi juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan diri dan menciptakan suasana kelas yang lebih akrab dan ceria.

Hal ini dapat mempererat hubungan antara siswa dan guru, sehingga membangun suasana belajar yang lebih positif dan menyenangkan.

Pengalaman saya, saat memanggil nama siswa, meminta mereka menjawab dengan suasana hati mereka hari ini, ini tidak hanya membuat presensi lebih seru, tetapi juga membantu guru memahami kondisi emosional siswa, sehingga lebih dekat dan responsif terhadap kebutuhan mereka.

4. Gunakan Permainan dalam Proses Belajar

Permainan adalah cara yang efektif untuk menghilangkan kebosanan dalam kelas. Guru bisa mengajukan pertanyaan kepada siswa dengan cara bermain, seperti permainan tepukan tangan, kata bersambung, atau nyanyian.

Permainan ini tidak hanya membuat suasana kelas lebih interaktif, tetapi juga membantu siswa mengingat materi dengan lebih baik.

Selain itu, metode ini juga membantu siswa yang pemalu atau takut salah untuk lebih percaya diri dalam berpartisipasi.

Apalagi bila siswa masih berada di kelas SD atau SMP, permainan merupakan hal yang sangat dirindukan. Pada usia ini, anak-anak cenderung lebih aktif dan memiliki energi yang melimpah.

Mereka selalu mencari kesempatan untuk bergerak, berinteraksi, dan bermain. Guru bisa memanfaatkan kecenderungan ini dengan menyisipkan permainan edukatif dalam proses belajar mengajar.

Metode pembelajaran yang melibatkan permainan tidak hanya membuat suasana kelas lebih hidup dan menyenangkan, tetapi juga membantu siswa memahami materi dengan lebih mudah.

Permainan seperti kuis cepat, teka-teki kelompok, atau permainan interaktif lainnya bisa menjadi sarana yang efektif untuk menjaga antusiasme siswa sekaligus meningkatkan pemahaman mereka terhadap pelajaran. 

Dengan cara ini, belajar bukan lagi terasa sebagai beban, tetapi sebagai petualangan yang ditunggu-tunggu setiap harinya.

5. Jadilah Sahabat Sejati bagi Siswa

Guru bukan hanya pengajar, tetapi juga sosok yang menjadi sahabat bagi siswa. Mereka menghabiskan 7-8 jam setiap hari di kelas, dan tentu saja, ada saat-saat ketika kebosanan atau kejenuhan muncul.

Guru yang dapat mendengarkan, memahami, dan memberikan dukungan akan membuat siswa merasa nyaman dan dihargai. Ketika guru menjadi sahabat yang dapat dipercaya, siswa akan lebih terbuka dan antusias dalam belajar.

Misalnya, di sela-sela siswa belajar mandiri atau berkelompok, guru bisa mendekati mereka dengan cara yang lebih santai, seperti menyapa, bercanda, atau bahkan mengajak selfie bersama. 

Momen kecil seperti ini dapat membangun kedekatan antara guru dan siswa, menciptakan suasana yang lebih hangat dan akrab di kelas. Ketika guru menunjukkan perhatian dan keterlibatan, siswa akan merasa lebih dihargai dan termotivasi untuk belajar.

Selain itu, interaksi yang tidak kaku ini membuat guru tidak hanya dilihat sebagai pengajar, tetapi juga sebagai teman yang mendukung dan peduli pada perkembangan siswa. Dengan begitu, semangat belajar siswa bisa meningkat, dan suasana kelas menjadi lebih hidup serta penuh kebersamaan.

Pada akhirnya, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan tidak hanya bermanfaat bagi siswa, tetapi juga bagi guru itu sendiri. Ketika siswa merasa bahagia dan nyaman, mereka akan lebih terbuka terhadap pembelajaran dan termotivasi untuk terus belajar.

Hal ini tidak hanya meningkatkan hasil akademis, tetapi juga membangun hubungan yang lebih baik antara guru dan siswa.

Dengan menerapkan cara sederhana ini, guru dapat menghadirkan kebahagiaan di kelas dan mengubah jam pelajaran menjadi pembelajaran yang ditunggu-tunggu oleh siswa. Pada akhirnya, tujuan utama pendidikan menciptakan generasi yang cerdas, kreatif, dan bahagia akan mudah dicapai.

Blitar, 17 September 2024

Enik Rusmiati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun