Pada kegiatan ini, siswa bisa menulisnya selama berada di rumah atau di sekolah. Pada bagian ini guru juga belum lepas dari pendampingan dan pembimbingan. Agar efektif guru bisa membuat grup WhatsApp, jadi siswa bisa konsultasi penulisan secara daring
6. Pengumpulan karya
Selanjutnya adalah pengumpulan tulisan dan foto-foto hasil eksplorasi di tempat wisata. Pada tahap ini, guru bisa membuat folder hasil karya siswa perkelas, agar nanti mudah pada saat mendesain buku. Proses pengiriman bisa langsung atau lewat media daring. Usahakan tulisan siswa itu sudah dalam bentuk file microsoft word, hal ini untuk memudahkan guru dalam mengedit tulisan siswa.
7. Proses editing
Setelah semua tulisan terkumpul, sebelum buku ini dicetak, pastikan tulisan tersebut sudah diedit oleh guru. Proses edit ini ditinjau dari segi kebahasaan dan isi. Karena tujuan akhir karya ini adalah dijadikan dokumen buku, maka harus sesuai dengan pedomana bahasa yang baik dan benar. Baik artinya sesuai kesopanan dan kesantunan dalam berbahasa masyarakat Indonesia dan benar sesuai dengan ejaan yang disempurnakan.
8. Proses mencetak
Tahap yang terakhir adalah proses mencetak buku. Lakukan negosiasi dengan beberapa percetakan untuk menentukan kualitas cetak yang baik serta harga yang sesuai dengan kantong sekolah atau siswa bila itu mandiri.
Selanjutnya, taraaa, buku wisata siswa telah terbit. Agar buku ini terus bisa menebarkan manfaat, maka publikasikan di perpustakaan sekolah atau daerah, selain memberi manfaat kepada pembaca, pasti penulis atau siswa bangga karyanya bisa dibaca orang lain.
Buat sahabat guru, jangan buang kenangan siswa dalam kubangan masa lalu, yuk dokumenkan dalam buku. Agar kenangan siswa bisa dinikmati oleh pembaca di masa yang akan datang.
Salam literasi
Blitar, 6 Desember 2022