Mohon tunggu...
Enik Rusmiati
Enik Rusmiati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Yang membedakan kita hari ini dengan satu tahun yang akan datang adalah buku-buku yang kita baca

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Ini Cara Saya Lepas dari Kecanduan Kosmetik

4 November 2022   20:50 Diperbarui: 4 November 2022   21:17 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi produk alami untuk kesehatan wajah, sumber: idntimes.com

Bagi wanita, kecantikan itu sesuatu yang melekat pada harapan dan keinginannya. Bisa tampil menarik, kulit bersih, tidak kerutan, tidak ada flek, bebas jerawat, bersinar adalah dambaan semua wanita. Untuk kesempurnaan tersebut para wanita berlomba-lomba untuk terlihat cantik dan terlihat lebih muda dari umurnya. Kalau saya salah, maaf ya, he he.

Hal ini kemudian dimanfaatkan oleh industri kecantikan dengan menyajikan produk kecantikan. Menjamurnya klinik kecantikan bertujuan untuk memenuhi keinginan para wanita, melayani perawatan yang menawarkan sejuta pesona untuk kecantikannya. Bahkan ada yang bim salabim, dalam waktu tiga hari wajah kusam, gelap, penuh jerawat bisa disulap bak princes dari kerajaan antah berantah, uhuy.

Saya bicara demikian ini karena pernah mengalami situasi seperti itu. Ketika umur saya mulai masuk angka 40, saya melihat mulai ada noda hitam, beberapa kerutan mulai menggurat di pipi. Rasa tidak nyaman dan kurang percaya diri mulai menguasai diri ini.

Lalu, saya mulai mencari informasi ke teman-teman yang telah sukses mengubah tampilan wajahnya dari kusam dan jerawat menjadi putih bersih. Akhirnya ketemulah, produk kecantikan dengan konsultan seorang dokter. Karena dibawah pengawasan dokter, pikir saya pasti produknya sudah melalui analisa uji laboratorium dengan baik.

Yaps, betul ternyata, dengan biaya yang tidak sedikit, saya bisa meningkatkan rasa percaya diri bila bertemu dengan siapapun, percaya diri ketika harus tampil di depan umum. Ternyata tidak perlu berbulan-bulan, wajah kusam saya mulai hilang, dan berganti bersih.

Dibalik rasa bangga dan percaya diri tersebut, sebenarnya agak was-was, karena krim yang saya pakai itu menjadikan kulit terkelupas. Saya pernah membaca artikel, kulit yang terkelupas dan terkena matahari, bisa berisiko terkena kanker kulit. Rupanya semua alasan itu masih terkalahkan oleh penampilan pingin terlihat cantik.

Setelah beberapa tahun, karena tidak terjadi apa-apa dengn kulit saya, ya saya menganggapnya aman-aman saja. Akhirnya suatu hari, saya ingin berenang di laut, karena saya kan anak pantai, hehe. 

Esuknya, saya kaget, kulit wajah saya tiba-tiba berubah hitam, benar-benar gosong. Padahal sebelum renang saya sudah antisipasi dengan krim tabir surya, namun faktanya tetap hitam.

Panik, jelas. Menyesal telah berenang, pastilah. Namun, kepada siapa harus marah, ini kan hasil kecerobohan saya sendiri. Komentar suami dan anak-anak bila melihat wajah saya, semakin menambah pilu saja. Mau bersembunyi terus, itu tidak akan menyelesaikan masalah kulit saya.

Akhirnya saya kembali konsultasi ke dokter tempat saya membeli produk kecantikan. Nah, apa kata dokter tersebut? Selama memakai produk kecantikan ini, tidak boleh terpapar matahari terlalu lama, duh.

Dari jawaban tersebut saya simpulkan bahwa kosmetik yang saya pakai ini kurang sehat untuk kulit. Kalau sehat, mestinya siap menerima semua peristiswa alam, bukankah alam dan isinya diciptakan untuk kesehatan manusia.

Nah, mulai saat itu saya bertekat berhenti menggunakan produk kecantikan dari dokter tersebut. Meski butuh perjuangan yang luar biasa berat, saya harus memutuskan untuk stop, demi kesehatan kulit saya. Lalu bagaimana saya melakukan itu?

Pertama, harus benar-benar punya niat yang kuat untuk berhenti.

Dalam ajaran agama, niat ini merupakan penentu segala perbuatan. Bahwa keberhasilan seseorang bergantung pada niatnya. Bila niatnya kuat maka akan berbuah keberuntungan atau kesuksesan. Sebaliknya, kalau niatnya setengah-setengah, hasilnya juga tidak maksimal.

Kenapa saya katakan niat ini yang utama? Setelah saya konsultasi dengan beberapa teman yang telah sukses berhenti kecanduan terhadap skincare, maka beberapa minggu kemudian akan mendapati wajah yang jauh lebih parah dari sebelumnya. Bila berjerawat, maka jerawatnya akan banyak keluar. Bila flek, maka akan muncul flek yang lebih parah.

Mendapat jawaban seperti ini tentu muncul keraguan. Saya bayangkan bagaimana saya berhadapan dengan siswa, dengan teman-teman kerja, dalam keadaan wajah saya yang seperti itu. Akhirnya saya berembuk dengan suami, ternyata suami mendukung keputusan saya, demi kesehatan.

Mulailah saya melepas satu persatu, jadi tidak sekaligus berhenti ya. Setelah satu minggu proses pelepasan tersebut, benar sekali, mulai keluar noda hitam dan kusam. Awalnya sedikit, lalu pada minggu kedua sampai keempat muncul lebih jelas. Haduh, pokoknya wajah saya sangat jelek, kusam, dipenuhi flek, dan gelap.

Keadaan ini, tentu banyak menuai komentar dan pertayaan dari teman-teman dan siswa saya. Pada minggu keempat, saya hampir putus asa, dan ingin kembali ke dokter lagi. Lagi-lagi saya harus kuatkan niat ini untuk berhenti, akhirnya saya mampu bertahan pada niat semula.

Kedua, mulai lakukan perawatan dengan produk alami

Setelah berhenti dari produk dari dokter tersebut, saya mulai membaca tip-tip perawatan wajah secara alami. Untuk perawatan setiap harinya, saya memilih bahan-bahan alami, seperti tomat, pisang, yoghurt, apokat, mentimun dan buah-buahan lain sesuai persediaan yang ada dirumah.

Sedangkan untuk perwatan dari dalam, saya wajibkan setiap harinya mengonsumsi buah dan sayur, serta perbanyak, minum air putih. Berusaha mengurangi makanan berlemak, gorengan, bersantan dan minuman manis.

Usaha yang saya lakukan ini, mulai terlihat hasilnya setelah tiga bulan. Perubahan yang terjadi benar-benar sangat pelan. Hasilnya, meski tidak seputih dan bersih ketika perawatan dari dokter, namun sudah cukup meningkatkan rasa percaya diri. Bahkan sekarang sudah tidak takut lagi dengan paparan sinar matahari. Pernah saya coba, berada dalam kondisi terpapar matahari langsung, reaksinya wajah saya tidak berubah merah atau terasa panas.

Oke sahabat para wanita, itulah pengalaman saya, yang tidak kalah penting adalah hati yang selalu bahagia. Kebahagiaan seorang itu bila bisa selalu bersyukur atas nikmat yang Tuhan berikan. Senantiasa ihlas menerima takdir baik dan kurang baik, yakin bahwa pilihan Tuhan itu adalah pilihan terbaik buat kita.

Blitar, 4 November 2022

Enik Rusmiati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun