Selamat ulang tahun Kompasiana. Akhirnya kepadamulah aku berlabuh. Setelah perjalanan sekian waktu menemukan rumah menulis yang tepat untuk menambatkan jati diri menulis yang lama tersimpan di tumpukan diari.
Saya bergabung di Kompasiana pada tahun 2019, saat mengalami baper tingkat dewa, karena pergolakan sosial di tempat kerja. Saat itu saya butuh menyalurkan kegelisahan dengan menulis, karena bila disampaikan kepada teman atau saudara, saya khawatir justru akan menimbulkan fitnah berkepanjangan.
Dikenalkan dan dibimbing oleh kompasianer Anis Hidayatie, di platform ini saya menemukan banyak ilmu dan pengalaman menulis dari orang-orang hebat. Menyadari sepenuhnya bahwa menulis tidak hanya menuangkan gagasan, namun juga kebaruan ilmu agar memberi manfaat kepada pembaca. Selain itu juga harus menjaga kesantunan berbahasa agar tidak menimbulkan polemik dan tidak menyakiti orang lain.
Banyak manfaat yang bisa saya temukan setelah bergabung dan membaca karya para kompasianer. Muncul ide untuk melakukan inovasi yang berhubugan dengan pekerjaan saya sebagai guru. Beberapa manfaat yang bisa saya rasakan selama bergabung di Kompasiana antara sebagai berikut,
Memanfaatkan Kompasiana sebagai Media Pembelajaran
Bagi seorang guru pemanfaatan media ini sangat penting, karena bisa digunakan sebagai alat bantu agar dapat memperjelas apa yang disampaikan oleh guru. Melalui sebuah media juga materi pelajaran yang disampaikan oleh guru tidak abstrak, bisa divisualisaikan secara nyata atau kongrit.
Dengan media pembelajaran, kualitas pembelajaran menjadi meningkat, karena menjadikan siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Jadi tidak hanya guru saja yang aktif menyampaikan materi. Lalu hubunganya dengan Kompasiana?
Baik kurikulum 2013 maupun kurikulum merdeka, dalam proses pembelajaran menuntut siswa bisa berpikir tingkat tinggi. Yaitu suatu kemampuan dalam memahami dan menemukan solusi terhadap suatu permasalahan dengan cara yang bervariasi. Hal ini agar siswa bisa menghadapi tuntutan kompetensi pada abad 21, siswa diharapkan lebih kritis, kreatif dan sanggup menghadapi situasi komplek di kehidupannya.
Untuk menjawab tuntutan tersebut, saya memanfaatkan Kompasiana ini sebagai media pembelajaran. Sesuai kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia, karena saya mengajar mapel ini, bahwa semua kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berdasarkan teks yang di dengar atau di baca.
Untuk teks yang dibaca inilah saya mengambil teks bacaan yang terdapat di Kompasiana. Sesuai yang terdapat dalam kurikulum, tema teks pembelajaran bahasa Indonesia yang disajikan kepada siswa yaitu lingkungan, budaya dan sosial.Â
Nah, tema-tema ini semua ada di Kompasiana, seperti materi teks cerpen, teks puisi, teks tanggapan, teks hasil observasi, teks cerita inspiratif, teks diskusi (pendapat pro dan kontra), dan lain-lain. Meskipun di buku paket sudah ada teks bacaan, namun kebaruan gagasan pasti masih mengikuti saat buku itu ditulis.
Sebelum pembelajaran saya lakukan penelusuran tentang tema yang sesuai, lalu kirim tautan ke grup kelas. Saat pembelajaran saya sesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran yang terdapat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Melalui teks yang terdapat di tautan Kompasiana ini, bisa dilakukan pembelajaran kelompok maupun individu.
Pemanfaatan media Kompasiana ini selain meningkatkan budaya literasi dan mengenalkan blog ke siswa, juga memberdayakan pengguanaan gawai siswa di kelas. Memotivasi siswa untuk bisa menggunakan media sosial secara bijak dan cerdas.
Manfaat lain yang saya rasakan, pada saat pembelajaran jarak jauh, yaitu pada saat pandemi covid-19, saat itu guru dituntut bagaimana  bisa berinovasi dengan teknologi agar pembelajaran tetap berlangsung. Keluhan siswa bila menggunakan video, menguras kantong untuk pembelian kuota. Akhirnya materi  saya jelaskan dalam bentuk cerpen, ada empat kompetensi yang harus dikuasai siswa, jadi saya buatkan cerpen bersambung, empat episode. Baca di sini Cerpen Teenlit "Cinlok di Ruang Diskusi (bagian 1)
Berbagi Pengalaman
"Ketahuilah, semoga Allah merahmati kalian, sesungguhnya ilmu ini akan lari sebagaimana larinya unta. Oleh karena itu, jadikanlah buku-buku sebagai penjaganya dan pena-pena sebagai pemimpinnya (yang menulisnya)," Â oleh Imam Asy-Syafi'I Rahimahullah Ta'ala.
Dari pesan tersebut saya ingin menjadikan pena sebagai pemimpin saya agar selalu memberi manfaat kepada orang lain. Melalui Kompasiana ini saya ingin terus menebar pegalaman yang menurut saya baik dan berguna untuk pembaca.
Tulisan saya di Kompasiana ini sebagian besar adalah pengalaman cara saya berinovasi dalam pekerjaaan saya. Tulisan-tulisan yang sudah saya unggah tersebut saya bagikan ke media sosial atau grup-grup whatsapp. Saya tidak pernah memedulikan, apakah di respon atau tidak, saya hanya ingin berbagi pengalaman.
Ternyata tidak sedikit yang membalas melalui jalur pribadi, ingin mengetahaui lebih jauh tentang inovasi yang pernah saya lalukan. Seperti tulisan saya tentang perpustakaan, pengalaman membimbing siswa berpidato dan menulis puisi.
Menyalurkan Hobi yang Positif
Alhamdulillah, saya bersyukur kepada Allah diberi keterampilan bisa menulis, sehingga saya bisa memanfaatkan waktu luang saya untuk kegiatan positif. Sebelum mengenal kompasiana, saya hanya menulis di catatan harian saya, mulai keluhan, kegelisahan, kemarahan sampai kebahagiaan dan suka cita. Namun, setelah bergabung dengan Kompasiana, hobi menulis saya ini lebih terarah dan tentunya lebih memiliki prestise
Memotivasi Siswa Berliterasi
"Bu, setelah membaca tulisan ibu, saya ingin menulis di Kompasiana juga, bagaimana caranya?"
Saya sering mendapat pesan pertanyaan seperti ini dari siswa, baik yang masih aktif maupun yang sudah alumni. Terus terang, ini adalah kalimat yang paling membahagiakan dari semua pesan yang masuk dalam ponsel saya.
Salah satu misi saya selama menjadi guru adalah membimbing dan memotivasi siswa untuk senang membaca dan menulis. Karena yang membedakan kita hari ini dan esok adalah buku-buku (tulisan) yang dibaca. Bila hari ini tidak membaca, maka kita tidak mengalami perubahan apa-apa. Inilah yang senantiasa saya dengungkan ke siswa untuk menumbuhkan minat baca.
Inilah pengalaman saya selama bergambung dengan Kompasiana. Terima kasih telah mengantarkan saya menjadi penulis. Meski saya yakin tulisan saya di Kompasiana masih jauh dari sempurna, namun saya tetap bangga bersamamu. Semoga Kompasiana senantiasa membawa berkah bagi penulis dan pembacanya. Amin.
Blitar, 27 Oktober 2022
Enik Rusmiati
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI