Mohon tunggu...
Enik Rusmiati
Enik Rusmiati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Yang membedakan kita hari ini dengan satu tahun yang akan datang adalah buku-buku yang kita baca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Inilah 10 Cara Mengubah "Gudang Buku" Menjadi Perpustakaan Keren

28 September 2021   12:36 Diperbarui: 2 Oktober 2021   15:03 1098
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perpustakaan yang nyaman |  Foto: Yuniadhi Agung/Kompas

Perpustakaan sebagai jantung informasi sekolah. Tentu kita sering mendengar slogan tersebut. Sering didengungkan sebagai pengingat pengelola pendidikan, bahwa betapa pentingnya peran perpustakaan sekolah untuk memajukan kualitas pendidikan anak bangsa.

Melalui perpustakaan diharapkan bisa berfungsi sebagai sarana dan pusat penyimpanan informasi pendidikan, penyedia materi penelitian serta penyedia bahan pustaka dalam berbagai bentuk yang dibutuhkan oleh seluruh warga sekolah. 

Melalui perpustakaan diharapkan bisa dijadikan sumber belajar dan mampu memenuhi  perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan kemajuan teknologi informasi.

Hal itu juga tertuang dalam undang-undang RI No 43 Tahun 2007 tetang Perpustakaan, Pasal 1 ayat (11) bahwa Perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang berada di lembaga pendidikan dan menengah, yang merupakan bagian dari sekolah sebagai pusat sumber belajar mengajar untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan di sekolah.  

Namun faktanya perpustakaan sekolah di Indonesia saat ini masih belum benar-benar menjadi jantungnya informasi sekolah. Belum bisa memberikan layanan sumber belajar secara maksimal bahkan masih terkesan perpustakaan sebagai gudang buku paket mata pelajaran.

Masih sering kita jumpai perpustakaan berada di tempat yang jauh dari kegiatan pembelajaran siswa. Ukuran ruang perpustakaan yang minim dan kurang pencahayaan. 

Terbatasnya koleksi buku umum, koleksi buku masih sebatas buku paket mata pelajaran. Minimnya pengelola perpustakaan yang berpendidikan ilmu perpustakaan. Serta kurangnya promosi perpustakaan kepada pemustaka.

Akibatnya, fungsi perpustakaan tidak lagi menjadi jantung informasi sekolah melainkan sebagai tempat menyimpan buku. 

Keadaan ini tentu membuat warga sekolah enggan berkunjung ke perpustakaan apalagi harus betah membaca buku.

Padahal saat ini pemerintah terus menggalakkan budaya membaca melalui Gerakan Literasi Sekolah (GLS).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun