"Sepertinya sudah sangat jelas Kal, semoga apa yang sudah kita rencanakan ini akan lancar dan bermanfaat ya," harap Dimas.
"Baiklah teman-teman, kalau begitu kita akhiri pertemuan ini. Kita bisa Kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran," Firda mengakhiri pertemuan pengurus inti OSIS.
"Siap, yuk, kita kembali ke kelas Fir,"
"Kamu duluan Nis, aku masih mau benahi teks diskusi ini dulu dengan Fikal."
"Hayo, berduaan nih, awas bikin cemburu para siswa putri lo."
"Apa-apaan sih kamu ini Nis," Firda tersipu malu mendengar ejekan Danisa.
Setelah Danisa dan Dimas keluar dari ruang OSIS. Tinggal Fikal dan Firda, suasana menjadi hening, tanpa ada suara. Beberapa kali tatapan mereka beradu. Namun Kembali tenggelam dalam tugasnya masing-masing.
"Fir, kamu tidak terganggu dengan gossip tentang kita dari teman-teman?" Fikal memberanikan diri menyampaikan unek-uneknya.
"Kalau kita tidak melakukan apa-apa, mengapa harus terganggu Kal?"
"Maaf Fir, maaf banget."
"Kenapa Kal?" tiba-tiba ada debaran yang mendesir di bilik hati Firda.