Karena pilihan tema siswa saya tadi pandemi, maka saya arahkan siswa membuat jalan cerita dalam tiga sketsa. Alur ini saya pelajari dari karya puisi uda Zaldy dan Daeng Khrisna. Skesta pertama, menceritakan tentang bagaiaman suasana hati penulis ketika mendapat berita pandemi, yang akhirnya mengubah semua bentuk kebiasaan sehari-hari. Bagaimana perasaan penulis menghadapi musibah ini.
Sketsa kedua, menceritakan bagaimana perasaan penulis ketika harus belajar di rumah. Harus belajar dengan gawai. Berpisah dengan teman-temanya, sekolahnya dan guru-gurunya yang selalu mendampinginya.
Sketsa ketiga, mengisahkan kerinduan pada guru-gurunya, sahabat-sahabatnya, dan kangennya penulis pada kelasnya, juga tempat-temapat di sekolah yang berkesan. Diakhir puisi penulis juga menuliskan doa dan harapan agar pandemi segera berakhir.
Menuangkan gagasan dengan bahasa sehari-hari
Dari tiga sketsa tersebut, siswa sudah mempunyai gambaran yang akan diceritakan. Langkah berikutnya adalah menuangkan semua gagasan siswa tersebut dengan menggunakan bahasa sehari-hari, bahasa siswa. Pada bagian ini, siswa dibebaskan mengeluarkan semua unek-uneknya tanpa ada batasan bentuk maupun bahasa.
Mendata diksi sebanyak-banyaknya
Hal yang paling sulit menurut saya dalam menulis puisi adalah memilih diksi yang indah dan sesuai dengan makna. Jalan satu-satunya untuk mengatasi kesulitan ini jelas dengan banyak membaca puisi karya orang lain.
Karena puisi yang dilombakan ini tema yang dipilih ini pandemi, maka saya mengarahkan siswa untuk membaca puisi yang berhubungan dengan perasaan saat pandemi, antara lain kesedihan, khawatir, rindu, kegelisahan, ketakutan, harapan dan doa.Â
Siswa mendata sebanyak-banyaknya kata-kata indah yang diperoleh dari hasil membacanya. Bahkan saya anjurkan mendata minimal 50 kata. Karena semakin banyak tabungan diksi, akan semakin mudah marangkai puisi.
Menentukan tipografi atau bentuk puisi
Langkah berikutnya, menentukan bentuk atau tipografi puisi. Bila dalam persyaratan lomba sudah ditentukan, ya tinggal mengikuti saja. Namun bila tidak ada, guru bisa mengarahkan siswa untuk memilih tipografi yang tepat.