Barangkali akan sangat keren ya, bila dalam budaya literasi ini, karya yang pertama terbit, orang yang paling banyak mengoleksi buku bacaan adalah pemimpin mereka. Eitts, bukan koleksi buku saja lo, melainkan juga dibaca. So, pasti waw.. Â
Satu teladan akan lebih baik daripada seribu teori. Meskipun semua diawali dengan kata-kata, akan tetapi tetap harus diwujudkan dalam bentuk karya.Â
Karena harkat seorang pemimpin itu bukan pada manisnya nasihat atau motivasi, melainkan pada keteladanan itu sendiri yang selaras dengan keindahan kata-katanya.
Fasilitasi Media Publikasi
Setelah semua program dan kegiatan literasi ini dilaksanakan dengan baik, langkah terakhir adalah fasilitasi karya warga sekolah atau anggota organisasi ini dengan media publikasi. Banyak media yang bisa dipilih untuk publikasi karya tulisan.
Hasil karya literasi ini bisa dipublikasikan dengan memanfaatkan majalah dinding, majalah terbitan berkala, jurnal ilmiah, blog, website, atau diterbitkan dalam bentuk buku. Pada zaman milenial seperti sekarang ini, tidak sulit mempromosikan apa pun kan.
Nah, bagaimana guys? Untuk menumbuhkan budaya literasi, tidak cukup dengan semangat membara kan? Perlu kerja keras, tantangan, kesabaran dan keuletan dalam menapaki tahap demi tahab program yang telah ditetapkan bersama.
Khusus untuk para pejuang literasi, semoga tetap semangat, pantang menyerah dan tentunya tetap berinovasi dan berkarya.
Salam literasi!
3 November 2020
Enik Rusmiati