Sejak, Rabu, 28-30 Oktober 2020  seluruh ASN mendapat bonus libur cuti bersama dan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, jelas ini sangat membahagiakan pegawai Apartur Sipil Negara. Karena bila setiap harinya  selalu disibukkan dengan kegiatan rutin kedinasan, namun tiga hari ini bisa bersantai dengan anggota keluarga, bahkan bisa menjalin silaturahim dengan keluarga jauh. Tentu harus tetap menaati protokol kesehatan covid-19
Begitu juga yang saya rasakan,  rencana awal saya ingin  memanfaatkan waktu libur ini untuk mudik ke jember, mengingat sudah hampir satu tahun saya tidak pulang ke kampung kelahiran. Rasa rindu ini sudah membuncah ingin bertemu dengan keluarga besar disana. Ya, sejak pandemi covid-19 menyebar di bumi pertiwi ini, seluruh masyarakat memang harus dibatasi geraknya pergi ke luar kota.
Namun,  niat itu harus saya urungkan, karena tiba-tibaa ada pemberitahuan di grup Ikatan Guru Madrasah Penggiat Literasi (IGMPL) Blitar bahwa hari Kamis, 29 Oktober 2020 ada peertemuan rutin pengurus. Lalu aku minta pertimbangan keluarga, bagaimana dengan  dua agenda ini, mana yang harus dipiih.
Setelah menimbang dengan berbagai alasan, akhirnya saya memutuskan untuk tidak ke Jember pada bulan ini, namun ditunda liburan Desember saja. Meski ini keputusan saya sendiri, tetap saja ada rasa sedikit kecewa menjalari ruang hati ini. Hiks. So, akhirnya  aku bisa mendatangi kegiatan literasi ini.
Tempat tujuan kegiatan IGMPL ini cukup jauh dari rumah saya. Tepatnya dibawah kaki gunung Desa Margomulya Kabupaten Blitar. Perjalanan harus melewati beberapa pematang sawah dan bukit hijau. Perjalanan yang mengasyikan tentunya. Sampai dilokasi, ternyata tuan rumah sudah menunggu di pertigaan jauh dari rumahnya, karena khawatir anggota akan nyasar.
Sebenarnya ini bukan pertama kali pertemuan IGMPL, karena organisasi literasi ini sudah terbentuk beberapa bulan yang lalu, para pengurusnya terdiri atas guru-guru madrasah, mulai dari guru RA, MI, MTs dan MA. Â Antusias mereka untuk menggerakakan literasi memang luar biasa. Buktinya, mereka siap hadir di pertemuan ini, meski jarak tempuh lumayan jauh dari lokasi.
Sesuai dengan visi IGMPL yaitu terwujudnya budaya membaca, diskusi dan menulis bagi guru-guru madrasah. Makanya sebelum menggiatkan literasi orang lain, para pengurus ini harus membekali diri mereka dengan kemampuan menulis yang mumpuni. Harus terampil menulis, senang membaca dan gemar berinovasi.
Seperti yang dicanangkan oleh Kementerian Agama, melalui progam Gerakan Ayo Membangun Madrasah (GERAMM), salah satunya adalah Gerakan Literasi madrasah (Gelem). Bahwa suatu kewajiban bagi guru madrasah untuk ikut mewujudkan Madarsah Hebat Bermartabat.
Dengan biaya swadaya, berbagai kegiatan inovasi digerakkan. Mulai penyusunan pengurus, persamaan visi dan misi, legalisasi keorganisasian, workshop menulis sampai swasunting untuk buku antologi perdana.
Mengingat anggaran yang serba terbatas, maka segala bentuk kegiatan tersebut, dilakukan dengan sukarela dari keahlian masing-masing anggota. Anggota yang sudah terampil menulis harus siap menjadi narasumber bagaimana menulis yang berkualitas. Yang punya kealian mengedit tulisan juga diberi kesempatan memberi materi swasunting. Yang punya kelebihan IT mendapat job membuat blog atau web oraganisasi sebagai wadah publikasi. Sementara yang mempunyai pengalaman sebagai motivator, juga harus bersedia memompa semangat anggota yang mulai kendur.