"Nanti dulu ah"
"Nunggu mood"
"Kan masih lama waktunya"
Barangkali kita salah satu dari orang yang suka menunda pekerjaan. Suka mencari-cari alasan untuk tidak segera mengerjakan tugas yang seharusnya segera diselesaikan.
Menurut seorang ahli tingkah laku, Piers Steel menyebutkan bahwa 95 dari 100 orang suka menunda pekerjaan.
Dalam psikologi menunda pekerjaan biasa disebut dengan prokrastinasi, yang merupakan tindakan mengganti tugas berkepentingan tinggi dengan tugas bekepentingan rendah. Sehingga tugas yang lebih penting  pun menjadi tertunda.
Tulisan ini diinspirasi oleh postingan status salah satu siswa saya setelah mengikuti kegiatan virtual bersama Laudza Najuba, S.Psi, yang diadakan oleh Bimbingan Konseling di madrasah saya. Menurut Staf Administrasi Brilian Psikologi Malang ini, ada delapan alasan mengapa seseorang melakukan tindakan prokrastinasi:
Merasa kurang mampu atau kurang percaya diri dalam menyelesaikan tugas membuat seseorang menunda pekerjaan. Tidak selalu buruk sebenarnya penundaan ini, asalkan disertai dengan alasan untuk belajar dan mencari solusi terhadap ketidakmampuannya.
Namun sebaliknya, alasan ini akan menjadikan peribadi kita kurang baik apabila hanya dipakai sebagai alasan untuk menghindar dari tugas yang dilimpahkan kepada kita.
Seorang mahasiswa merasa tidak mampu membuat makalah yang diberikan oleh dosennya. Tugas yang seharusnya segera dikumpulkan harus ditunda karena belum bisa mengerjakannya.
Selanjutnya ia berusaha mencari tahu dengan belajar dan banyak bertanya tentang kesulitan yang dihadapinya. Penundaan yang dilakukan mahasiswa ini bukan menghindar dari tugas, melainkan karena berusaha menemukan solusi dari kelemahannya
Kurang Berminat/Motivasi
Pekerjaan yang paling menyenangkan adalah pekerjaan yang sesuai dengan minat atau bakatnya. Siapa pun pasti akan merasa nyaman dan bahagia bila bekerja sesuai dengan keinginannya.
Namun tidak selamanya kita mendapat tugas dari atasan sesuai dengan keinginan kita. terkadang kita harus melakukan sesuatu yang sama sekali tidak kita sukai.
Saya sendiri sangat bersemangat bila mendapat tugas yang berhubungan dengan menulis, membuat konsep, dan membaca. Namun saya paling tidak suka bila harus melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan hitungan, angka-angka. Tapi karena itu tugas ya tetap harus diselesaikannya.
Nah, biasanya agar pekerjaan ini tidak membosankan ketika mengerjakan, saya memilih waktu yang benar-benar tepat. Kondisi tubuh dan pikiran tidak sedang lelah, memilih tempat yang benar-benar nyaman sesuai kehendak hati dan memilih waktu yang tenang.
Biasanya, untuk mengusir kejenuhan ini saya suka bekerja dini hari dengan iringan musik yang romantis, ahayy...
Takut akan Kegagalan
Bayang-bayang ketakutan bahwa apa yang akan dikerjakan nanti tidak berhasil dengan baik, ketakutan bahwa apa yang dilakukan ini bakal tidak membawa manfaat, menjadikan seseorang menunda pekerjaan.
Padahal kita tahu bahwa risiko sebuah pekerjaan adalah hasil yang baik dan tidak baik. Risiko kompetisi adalah menang dan kalah. Orang yang takut gagal, akan menjadi pribadi yang tidak berkembang, selalu minder dan tidak percaya diri. Setiap orang pasti pernah mengalami suatu kegagalan.
Namun belum semua mampu memandang kegagalan itu sebagai ilmu untuk pembelajaran. Maka  dari itu harus tetap bisa berpikir positif, sukses atau gagal pasti akan membawa kebaikan dalam hidup kita.
Justru bila kita menunda pekerjaan dengan alasan takut gagal, maka kita akan menjadi orang yang gagal selamanya. Kita tidak akan pernah memetik pelajaran dalam proses hidup kita, karena tidak tidak melakukan apa-apa.
Tugas yang tidak Menyenangkan
Tidak selamanya hidup itu indah. Pasti kita sering mendengar kalimat ini. Memang benar, tidak semua apa yang kita lalukan itu membuat hati kita bahagia dan berbunga-bunga.
Pagi hari enak-enak tidur, dipaksa bangun untuk segera melakukan aktivitas. Lagi asyik nagobrol bersantai dengan teman lama, tiba-tiba telepon berdering, harus segera menghadap pimpinan karena ada pekerjaan yang segera diselesaikan.
Justru, bila tugas yang kita kerjakan itu menyenangkan pasti tidak akan ada tantangan dalam hidup ini. bila tidak ada tantangan maka kita tidak akan belajar. Bila tidak belajar maka kita tidak akan mendapat ilmu baru dalam memecahkan masalah. Padahal hidup ini dipenuhi dengan masalah.
Nah, jadi bila kita termasuk salah satu orang yang menunda pekerjaan dengan alasan karena tugas itu tidak menyenangkan, maka kita akan menjadi orang yang tidak mendapat ilmu tentang kehidupan. Artinya kita tetap berada di tempat kita berdiri, dan sudah bisa dipastikan akan tertinggal jauh dengan teman-teman kita.
Suka akan Detik-detik Terakhir
Saya pernah bertanya kepada teman kerja, tipe orang ini bila mengerjakan tugas selalu mepet dengan waktu yang ditentukan oleh pimpinan. Jawabnya karena mengerjakan tugas menjelang detik-detik terakhir bisa lebih berkreasi, membuat adrenalin berpacu lebih cepat.
Menunda pekerjaan dengan alasan menyukai detik-detik terakhir memang bisa meningkatkan kreativitas, namun juga mempunyai banyak kelemahan. Dengan waktu yang sangat terbatas, tentu tidak ada kesempatan untuk merevisi pekerjaan.
Dalam agama Islam pun melarang mengerjakan segala sesuatu dengan tergesa-gesa. Di dalam QS.Al Qiyamah ayat 16 terdapat peringatan dari Allah kepada Rosulullah SAW agar tidak terburu-buru membaca Al Quran.
"Janganlah kamu menggerakkan lidahmu untuk membaca Al Quran karena hendak cepat-cepat menguasainya"
Perfeksionis
Menurut Wikipedia, perfeksionis adalah sebuah menyakini bahwa seseorang harus menjadi sempurna untuk mencapai kondisi yang terbaik, baik dalam aspek fisik maupun materi.
Menunda pekerjaan karena ingin mendapatkan hasil yang berkualitas adalah hal yang sangat baik. Akan tetapi menjadi perfeksionis ini akan bisa menjadi penyebab masalah dalam diri sendiri. Karena  kebutuhan untuk menjadi sempurna kadang bisa menimbulkan rasa cemas dan kelelahan secara fisik.Â
Jika hasil yang diharapkan tidak sesuai dengan standar yang diinginkan, maka akan menimbulkan kekecewaan  terhadap diri sendiri. Bahkan juga bisa berdampak kerugian pada orang lain.
Takut akan kesuksesan
Takut sukses? Memang ada ya orang yang takut sukses? Kalau takut gagal mungkin sih iya.
Rasa takut sukses ini merupakan situasi alam bawah sadar yang membuat seseorang secara tidak sadar menahan dirinya untuk tidak mengeluarkan semua potensi dalam menegerjakan tugas-tugasnya.
Orang yang takut sukses ini dipengaruhi oleh kondisi mental yang belum kuat. Takut bila nanti sukses akan mengahdapi tantangan, takut bila berhasil tidak bisa bertanggungjawab, takut bila menjadi pemenang justru akan dimusuhi banyak teman. Karena ketakutan inilah maka lebih baik menunda pekerjaan yang sebenarnya justru ini peluang untuk menjadi sukses.
Oke guys, setelah membaca enam alasan tersebut, anda termasuk alasan yang mana? Apapun alasannya menunda-nunda pekerjaan tentu dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
Ingatlah perasaan menyesal tidak datang sebelum pekerjaan dimulai. Perasaan sedih, menyesal, kecewa bahkan frustasi akan bisa dialami oleh seseorang ketika mempunyai kebiasaan menunda pekerjaan.
Mengubah perilaku dan kebiasaan memang memerlukan waktu dan usaha untuk melakukannya. Lakukan kebiasaan baik secara rutin; membagi tugas menjadi beberpa bagian kecil; siap menghindari zona nyaman; buatlah jadwal kegiatan seshari-hari; luangkan waktu untuk banyak membaca dan mendengarkan motivasi, mungkin ini bisa menjadi solusi agar kita tidak selalu ingin menunda pekerjaan.
Yaps, selamat menerapkan!
Blitar, 2 September 2020
Enik Rusmiati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H