Mohon tunggu...
Enik Rusmiati
Enik Rusmiati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Yang membedakan kita hari ini dengan satu tahun yang akan datang adalah buku-buku yang kita baca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Air Mata Rembulan

24 Maret 2020   09:34 Diperbarui: 24 Maret 2020   09:36 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahkan, ketika kemarin bintang dan kunang-kunang

Adalah hal yang paling indah untuk menulis puisi

Kini semua sudah terbunuh tanpa sisa dalam genangan kenangan

Sungguh, dalam panasnya matahari siang ini

Rembulan masih saja meneteskan air mata

Karena sayapnya tak mampu lagi menyelimuti

Jiwa-jiwa yang terkapar derita epidemi yang mewabah

Blitar, 24 Maret 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun