Mohon tunggu...
Enik Rusmiati
Enik Rusmiati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Yang membedakan kita hari ini dengan satu tahun yang akan datang adalah buku-buku yang kita baca

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis Itu Sulit, Bohong yang Mengatakan Menulis Itu Mudah

21 Maret 2020   19:21 Diperbarui: 22 Maret 2020   05:39 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Menulis itu sulit, bohong besar kalau ada orang mengatakan menulis itu mudah," demikian yang disampaikan Himam Miladi,  salah satu anggota tim narasumber dari Komalku Raya  dalam sebuah acara Workshop Literasi Satu Guru Satu Buku (Sagu Sabu) bagi kepala dan guru MTsN se-Kabupaten Blitar pada 14 Maret 2020 lalu.

Tentu pernyataan yang kontroversial ini membuat peserta workshop tercengang. Enam puluh peserta workshop yang terdiri atas guru dan kepala madarsah ini semakin penasaran apa alasan menulis itu dikatakan sulit.  Seperti yang  kita ketahui bahwa pernyataan yang sering kita dengar di media atau dalam kegiatan seminar adalah menulis itu mudah. Bahkan tidak sedikit buku-buku yang berjudul "Menulis itu Mudah".

Menurut salah satu kompasiner senior ini, menulis itu sulit karena menulis itu suatu proses kreatif untuk menghasilkan karya yang berkualitas dan bermanfaat bagi orang lain. Kalau hanya asal menulis, seperti menulis status, menulis buku harian atau menulis komentar pendapat seseorang itu sih mudah, siapapun bisa.

Himam Miladi saat memberi materi. Dokpri
Himam Miladi saat memberi materi. Dokpri
Staf ahli Komalku Raya ini menjelaskan bahwa meski menulis itu sulit,  namun aktivitas menulis itu bisa menjadikan suatu kegiatan yang menyenangkan apabila kita bisa menerapkan kebiasaan berikut ini.

Membiasakan Menulis

Wajibkan diri kita untuk menulis setiap hari. Kalau perlu paksa, jangan biarkan kemalasan menguasai pikiran dan hati kita. Menulis bukan kecerdasan melainkan keterampilan, jadi untuk menumbuhkannya harus dilakukan setiap waktu. Apabila kebiasaan itu menjadi budaya, maka rasa senang akan muncul denngan sendirinya.

Bila kita sudah membiasakan diri dengan tulisan, maka akan lahir istilah "witing tresno jalaran songko kulino", menyukai  sesuatu hal karena kebiasaan. Jika kita sudah bisa menghadirkan rasa senang untuk menulis, maka rasanya seperti cinta yang tidak bertepuk sebelah tangan, seperti anak kecil yang diberi hadiah sepeda baru.

Bangun Imajinasi

Menurut Wikipedia, imajinasi adalah daya pikir untuk membayangkan atau menciptakan gambar kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang. Menulis itu menyerahkan separo jiwa kepada tulisan. Bila ingin menyenangi menulis, sering-seringlah berimajinasi, kita masuk dalam dunia kata-kata, lalu mengatur dan membentuknya menjadi kata-kata dan kalimat. Kita bisa membentuk roh kita dari kata-kata menjadi indah, sedih, rindu, pemarah atau pemberontak.

Imajinasi ini tidak hanya untuk menulis fiksi, menulis non fiksi pun penulis harus pandai berimajinasi. Ketika kita ingin menulis tentang sampah, maka harus bisa membayangkan sampah yang menumpuk, siapa yang membuang,  dimana lokasinya, jenisnya, dan dampaknya. Semakin sering kita berimajinasi, maka akan semakin banyak kosa kata yang akan kita dapatkan.

Tulis Apa yang Kita Sukai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun