Membaca pesan di whatsapp grup siswa tentang curhatnya setelah menerima pengumuman belajar di rumah selama dua minggu, membuat saya tertawa, rindu dan pilu.
Gak enak ya di rumah, malah banyak tugas
Iya betul, malah harus menyelesaikan tugas rumah pula
Sudah tidak dapat uang jajan, tidak bisa bercanda, capek pasti
Mewaspadai penyebaran virus Corona, menyebabkan pemerintah mengambil kebijakan bahwa siswa harus belajar di rumah selamat dua minggu. Keadaan ini tentu tidak sepenuhnya membuat siswa bahagia. Apalagi dengan imbauan dari sekolah tidak boleh berkunjung ke mana-mana, dan harus mengerjakan tugas yang dikirim oleh gurunya.
Bagi anak yang di rumah punya kebiasaan yang menyenangkan barangkali akan membuatnya betah dan terhibur, bahkan bisa dijadikan ajang mengembangkan kreativitasnya menuju yang lebih baik.
Namun sebaliknya, jika bagi anak, rumah adalah sumber masalah, maka keputusan ini bisa menjadikannya lebih terpuruk daripada ketakutannya terhadap virus corona. Nah, untuk mengatasi masalah ini, kini saatnya para peran ibu dituntut menjadi "Ratu", bagaimana?
Manajer yang Andal
Seorang "ratu" harus mempunyai pengetahuan yang baik dalam mengatur dan mengendalikan waktu untuk anggota keluarga. Berpengalaman dalam mengatur pola makan dan pola hidup sehat. Mempunyai keterampilan dalam menyediakan sarana dan bimbingan belajar bagi anak-anaknya.
Melalui kecakapan seorang "ratu" yang andal di rumahnya, seorang anak tidak akan merasa terbebani dengan seabrek tugas-tugas yang dikirim oleh gurunya. Ibu akan membantu memberikan pelayanan sarana pembelajaran, membantu kesulitan yang dihadapi dan siap mendampingi ketika lelah merajah sekujur tubuhnya.
Menjadi Figur yang Baik
Seorang "ratu" tidak akan pernah membuat rakyatnya kecewa, sakit hati atau sedih. Dia akan selalu bersikap baik kepada siapapun, tidak pernah membentak, selalu bersikap ramah dan setia mendengarkan pendapat dan keluhannya.
Ibu adalah ratu dalam sebuah rumah tangga. Di tangan lembutnya ada banyak solusi untuk semua permasalahan anak. Di dadanya ada lautan sabar untuk semua rasa kecewa atas harapan yang tidak sesuai dengan keinginannya. Di bahunya tersedia hamparan ihlas untuk menampung semua keluhannya.
Dengan figur yang penuh kasih dan sayang, rumah akan menjadikan surga bagi anak-anak. Melalui pribadinya yang luhur, akan mengantarkan anak-anak ini menjadi manusia yang benar.
Bersikap Diplomatis
Seorang "ratu" harus bisa mengambil keputusan penting dalam keadaan yang genting. Seorang "ratu" harus bersifat hati-hati dalam menetapkan keputusan dan menyampaikan pendapat. Harus mempertimbangkan fakta, manfaat, dan mudaratnya.
Dalam rumah tangga, seringkali ibu dijadikan tumpuan dan tumpahan segala persoalan anak. Makanya seorang ibu harus benar-benar bisa berpikir jernih. Tidak semua aduan dan persoalan anak itu benar, ibu harus pandai dan bijak menghadapi pengaduan anak.
Menciptakan Suasana Surga di Kerajaannya
Tugas utama seorang "ratu" adalah menjadikan rakyatnya aman, tentram, dan bahagia. Seorang "ratu" akan senantiasa berusaha agar rakyatnya jauh dari penderitaan.
Melalui sarana yang memadai, kebutuhan pangan yang bergizi serta kebersihan yang terjamin, akan tercipta suasana kerajaan rumah tangga yang aman, nyaman, dan tentram.
Seorang ibu harus bisa mengontrol kebutuhan lahir dan batin semua anggota keluarganya. Apakah kesehatannya sudah terjamin? Apakah kebutuhan jasmani dan rohaninya sudah tercukupi? Ibu yang hebat akan bisa memberikan kebutuhan itu dengan senang hati.
Bagaimana para ibu? Sudahkah kita menjadi ratu dalam keluarga kita? Dua pekan ini saatnya kita menguji jabatan kita menjadi "ratu" bagi anggota keluarga kita. Tidak perlu khawatir, karena Allah memberi jaminan surga bagi kita yang melaksanakannya, janji Allah itu pasti!
Blitar, 18 Maret 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H