Mohon tunggu...
Eni Cahya Wijayati
Eni Cahya Wijayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah UPT Satuan Pendidikan SDN Kedwaungkulon II Grati

Guru Penggerak Angkatan ke-7 Kabupaten Pasuruan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pelatihan Sumber Belajar bagi Guru dan Kepala Sekolah di Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan

27 November 2023   17:30 Diperbarui: 27 November 2023   17:38 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamualaikum warokhmatullahi wabarokatuh.

Salam dan bahagia bapak ibu!

Tidak dapat dipungkiri, guru harus selalu meningkatkan kompetensinya. Meningkatkan kompetensi guru merupakan salah satu cara untuk memenuhi standar kompetensi sesuai dengan tuntutan profesi, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,  dan seni. Meningkatkan kompetensi guru menjadi bagian yang penting dan harus selalu dilakukan secara terus menerus atau berkelanjutan untuk  menjaga profesionalitas guru.
Ada beberapa hal yang menjadi acuan, mengapa guru harus selalu meningkatkan kompetensinya.

  • Profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalitas.  Guru mengembangkan profesionalitasnya secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.
  • Perkembangan IPTEKS (ilmu pengetahuan, teknologi, seni) menuntut guru untuk selalu beradaptasi dengan hal-hal baru. Guru dituntut up to date dan selalu mengikuti perubahan zaman.
  • Karakter peserta didik yang senantiasa berbeda dari generasi ke generasi, menjadi tantangan tersendiri bagi guru. Untuk itu, guru harus menerapkan pembelajaran yang berpihak pada murid dengan senantiasa mengikuti perkembangan zaman.

Untuk itu, lembaga-lembaga yang mendapatkan BOS Kinerja tahun 2023 di Kec. Grati mengadakan Pelatihan Sumber Belajar Bagi Guru Dan Kepala Sekolah. Dari kegiatan ini diharapkan akan menghasilkan suatu perubahan perilaku guru yang secara nyata perubahan perilaku tersebut berdampak pada peningkatan kinerja guru dalam proses belajar mengajar di kelas. Kegiatan workshop dilaksanakan pada hari Senin, 27 November 2023 bertempat di aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kec. Grati.

Sambutan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Pasuruan. Dok. Pribadi
Sambutan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Pasuruan. Dok. Pribadi

Workshop diikuti 60 peserta yang terdiri dari guru dan kepala sekolah. Kegiatan dimulai pukul 07.45 WIB yang dibuka oleh pembawa acara. Dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Diteruskan dengan sambutan dari Kepala  Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Pasuruan bapak Hasbullah, S. Pd, M. Pd atau akrab disapa Abi. Dalam sambutannya Abi menyampaikan, kegiatan workshop ini akan berhasil apabila ada niat untuk berubah. Niat berubah sama dengan ibadah, dan itu akan berdampak pada diri sendiri, peserta didik, lembaga dan masyarakat. Kata berubah harus menjadi sebuah prinsip dan itu tergantung pada diri sendiri. Murid diajarkan untuk berpikir memecahkan sebuah masalah. Permasalahan yang kontekstual dan dekat dengan mereka. Itulah pembelajaran bermakna. Sampai saat ini masih banyak guru mengajar dengan konvensional, menggunakan metode ceramah, keterlibatan murid masih sangat sedikit (tidak student center) dan membuat guru mendominasi (teacher center). Guru harusnya memfasilitasi murid dalam belajar. Untuk itu perlu merdeka belajar berbasis fitroh. Mengapa berbasis fitrah? Setiap murid mempunyai perbedaan. Setiap murid tidak sama, sesuai dengan fitrahnya. Bagaimana murid belajar sesuai dengan fitrahnya? Pendidikan berbasis fitrah yaitu dengan mengajarkan, mengarahkan, dan menuntun murid sesuai dengan fitrah yang Allah berikan. Seperti kita ketahui bersama, murid-murid kita terbentuk dari  lingkungannya terutama lingkungan keluarga dan masyarakat. Merdeka belajar adalah kemerdekaan berpikir, merdeka berpikir ini harus dimulai dari guru terlebih dahulu. Tanpa terjadi di guru, tidak mungkin bisa terjadi di peserta didik. Kemerdekaan adalah bagian penting dari pengembangan guru. Sama seperti burung yang tidak berani keluar dari kandang, kompetensi guru tidak akan bisa optimal berdampak tanpa kemerdekaan. Sebab, hanya guru yang merdeka yang bisa membebaskan murid, hanya guru yang antusias yang menularkan rasa ingin tahu pada murid.

Tampak sebagian peserta pelatihan. Dok. Pribadi
Tampak sebagian peserta pelatihan. Dok. Pribadi

img-20231127-wa0024-65646c9cde948f7b157c88a2.jpg
img-20231127-wa0024-65646c9cde948f7b157c88a2.jpg

Dalam tayangan power point yang berjudul Pembentukan Habits Forming Melalui PBM Bermakna, Efektif, Efisien Dalam Mencapai Smart And Character, Abih langsung memberikan contoh dalam kegiatan pembelajaran. Yang pertama mata pelajaran PPKN. Capaian pembelajarannya Hidup Keberagaman Menuju Persatuan. Guru menyiapkan media berupa gambar, video, atau guru menjadi model pembelajaran. Materi yang disajikan tentang tarian dari berbagai daerah. Murid mencatat dari daerah mana tarian tersebut. Kemudian guru meminta murid untuk membacakan hasil pengamatannya. 3 orang murid diminta untuk mempresentasikan. Apakah guru yang aktif? Tidak, guru hanya memfasilitasi, murid yang aktif belajar. Setelah presentasi dan guru memberi penguatan, murid diminta untuk mencari perbedaan dari masing-masing tarian. Nilai atau sikap apa yang harus dimiliki murid dengan perbedaan itu.
Presentasi dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sangat menarik, sehingga semua peserta antusias. Banyak contoh yang diberikan oleh Abi. Tidak terasa tiba waktu coffe break, sehingga pemaparan dari Abih berakhir.

Bu Bellasasi, S. Pd selaku Kepala Sekolah SDN Kedawungkulon III sangat senang sekali, Abih memberikan materi yang kontekstual, saya yakin guru-guru bisa menerapkannya dalam pembelajaran di kelas. Saya berharap, setelah kegiatan ini, ada perubahan dalam pembelajaran, harapan bu Bella. Bu hajjah Umi Kulsum, S. Pd  kepala Sekolah SDN Trewung juga menyampaikan pendapatnya, "Saya berharap ada perubahan yang signifikan setelah mengikuti workshop ini. Peran kepala sekolah juga harus mendampingi guru dalam pembelajaran. Dengan coaching dan mentoring, saya yakin akan terjadi perubahan dalam pembelajaran."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun