Mohon tunggu...
Oma Eni
Oma Eni Mohon Tunggu... pegawai negeri -

hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Gembong Preman Insyaf

5 Desember 2016   15:39 Diperbarui: 5 Desember 2016   15:53 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

" Iya tapi abang kalah bertarung lah ini badan ringsek gegara bertarung ama dia ,sudah ah  dia dah buka pintu mobilnya " kata bang Gembrot .

Mpok Siti menyambut  Lala dengan ramah  dan mengajak masuk rumah ,Lala menyelidiki lewat matanya sengaja kaca mata hitamnya nggak dibuka jadi leluasa melihat ke semua arah Bang Gembrot  yang tadinya tiduran di bale diteras itu bangun dan lalu duduk ketika Lala sudah dihadapannya.

" Gimana pak sudah enakan  ? " Lala mengajukan pertanyaan setelah mengucapkan salam dan duduk dikursi tamu yang berhadapan dengan bale yang didudukin bang Gembrot.

" Lumayan Non ,sudah enak makan dan tidur " bang Gembrot  berusaha menjawab yang menyenangkan ke majikannya ,tapi Lala paham bahwa bang Gembrot masih belum pulih sama sekali  maka disuruhnya bang Gembrot  untuk menghadap ke tembok dengan duduk bersila jadi posisi memunggungi Lala ,

" Aku bantu ya pak pemulihannya tapi pak Gembrot pejamkan mata dan konsentrasi dengan mengucapkan istigfhar terus menerus selama aku menempelkan telapak tanganku kepunggung pak Gembrot  "  pak Gembrot mengangguk tanda menyetujui .

.Lala lalu memakai kaos tangan dan  menempelkan telapak tangannya ke punggung bang Gembrot Lala duduk dimeja tamu dan bersila juga ,perasaan Bang Gembrot perlahan lahan  merasa sangat nyaman sepertinya tulang tulang yang didada juga diseluruh tubuh seperti sedia kala  seolah olah tidak pernah mengalami pertarungan hebat setelah penyaluran tenaga dalam berjalan selama kurang lebih 1 jam .

Mpok Siti kaget ketika keluar bawa minuman dan kue suguhannya  hampir saja nampannya yang dia bawa mau tumpah isinya ,batinnya mengakui kehebatan majikan baru suaminya  masih muda cantik dan sangat luar biasa ,sambil geleng geleng kepalanya tanda terkagum kagum .

" Ya sudah untuk sekarang cukup pak Gembrot " Lala menepuk bahu bang Gembrot  dan turun dari meja lalu duduk dikursi tamu ,mpok Siti buru buru naro minuman mineral dan kue kuenya .Lala mengusap keringat dan minum sebelumnya mungucapkan Basmallah perlahan .Wajah bang Gembrot terlihat segar  lalu membalikan badannya menghadap kembali seperti tadi.

" Makasih  ya Non ,aye sekarang terasa nyaman di badan dan dada aye sudah nggak berasa sakit lagi " bang Gembrot  sambil membungkukkan badannya dan kedua tangannya ditempelkan didadanya tanda dia menghormati Lala dan mpok Sitipun mengikuti cara lakinya.

" Udah pak ,sekarang aku mau bicara ya ......... begini , ada orang yang meninggal pahalanya masih terus mengalir tapi ada juga orang sudah meninggal dosanya pun mengalir dan menumpuk karena menanggung sebagian dosa dari orang yang masih hidup berbuat negatif gegara tadinya diajak atau disuruh oleh orang tersebut ketika dia masih hidup " bang Gembrot tertunduk mengingat anak buahnya bekerjanya hampir negatif semua .

Ada yang menggarong ,merampok, pemeras, bencoleng ,pencopet, maling,penadah ,mucikari, bodygard di klub remang remang, penagih utang rentenir,calo , bos pengemis ,bos amal jariyah bodong,penodong,kurir narkoba ,bandar judi ,bandar togel mengingat semua itu bang Gembrot  merinding.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun