Mohon tunggu...
Engkos Kosasih
Engkos Kosasih Mohon Tunggu... Operator - 100 komentar, bisa yuk

Menulis tidak hanya bekerja untuk keabadian, menulis juga bekerja untuk perubahan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mau Kerja Terkendala Usia, Sekolah 12 Tahun untuk Apa?

5 Agustus 2024   06:05 Diperbarui: 5 Agustus 2024   06:09 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: babel.antaranews.com

Lelaki itu segera pergi menuju jalan raya, tempat dimana ia harus menanti angkutan umum yang akan membawanya ke tempat dimana segala harapan ia curahkan. Tak lupa ia berpamitan kepada istrinya dan kemudian mengecup kening anak perempuannya yang baru berumur satu tahun.

Setidaknya 2 kali dalam seminggu ia harus menjalani pelatihan di salah satu Balai Latihan Kerja, orang sering menyebutnya 'yayasan'. Ia mengambil kursus komputer office seperti MS Word, Excel dan Autocad. Harapannya setelah mendapatkan sertifikat, ia bisa langsung disalurkan untuk bekerja seperti janji pihak 'yayasan' ketika awal pertama ia mendaftar.

Di negeri ini yang katanya subur makmur dengan kekayaan alam yang berlimpah ruah, nyatanya untuk mendapatkan pekerjaan saja sangat susah, terlebih bagi yang telah berumur dan telah berkeluarga.

Ia tidak sendiri, diluar sana banyak sekali yang terkena PHK imbas dari gejolak ekonomi kala itu (2008-2009).

Baginya yang telah berumur -- padahal usianya baru 26 tahun -- untuk bisa mendapatkan pekerjaan maka harus mempunyai skill yang dibutuhkan di dunia kerja, komputer MS Office salah satunya. 

Ironi memang, 12 tahun ia sekolah namun setelah umurnya diatas 23, maka kesempatan bekerja pun telah sirna. Untuk apa sekolah 12 tahun jika hanya bisa bekerja 3 tahun saja, setelah itu entah mau apa. Sepertinya ada yang salah dengan sistem pendidikan kita. 

Menurutnya pendidikan di Indonesia dibuat untuk memenuhi kebutuhan kerja, namun ketika dirinya tidak lagi mendapatkan pekerjaan maka sia-sialah sekolahnya yang 12 tahun itu. Ia pun harus memulai dari awal dengan belajar, menambah skill yang dibutuhkan di dunia kerja. 

Dengan skill yang dimiliki, ia berharap meskipun perusahaan-perusahaan tidak mengambilnya sebagai tenaga kerja, setidaknya ia bisa mencoba usaha mandiri.

Waktu Pun terus berlalu tak terasa 3 bulan lebih hari-harinya diisi dengan kegalauan tentang masa depan dirinya dan keluarganya. Sertifikat dari 'yayasan' pun telah didapatkan, namun pekerjaan belum ia peroleh. Berulang kali menanyakan kepada pihak 'yayasan' namun jawabannya tetap sama, "belum ada lowongan".

Ditengah kegalauan batinnya, suatu sore di hari Sabtu tiba-tiba istrinya mengajak pergi untuk berbelanja kebutuhan bulanan. Mereka pun berangkat menuju supermarket yang ada di Mall Metropolitan Bekasi, supermarket itu berlogo singa dengan warna hitam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun