Kesepuluh, Dalam hal pendidikan agama, lbnu Khaldun menganjurkan agar anak-anak seyogyanya terlebih dahulu diajarkan bahasa Arab sebelum ilmu-ilmu yang lain, karena bahasa adalah merupakan kunci untuk menyingkap semua ilmu pengetahuan, sehingga menurutnya, mengajarkan Al-Qur'an mendahului pengajarannya terhadap bahasa Arab akan mengaburkan pemahaman anak terhadap Al-Qur'an itu sendiri.
Dengan tidak diajarkannya bahasa Arab, maka anak akan membaca apa-apa yang tidak dimengertinya dari Al-Qur’an dan hal ini menurutnya tidak ada gunanya.
Kesebelas, pada pasal ke-33 tentang keahlian menulis, Ibnu Khaldun menyampaikan bahwa:
Menulis merupakan salah satu keahlian yang banyak memberikan kemajuan bagi kecerdasan manusia, sebab menulis mencakup berbagai macam ilmu pengetahuan dan teori, yang berbeda dengan keahlian-keahlian lainnya.
Keduabelas, dalam Muqaddimah, Ibnu Khaldun selalu mengakhiri setiap pembahasannya dengan menyandarkan pengetahuannya kepada Allah.
Setelah membahas panjang lebar tentang ilmu sejarah; manfaatnya, kaidah-kaidahnya, serta kritik beliau terhadap ahli sejarah pada masanya dan masa sebelumnya, Ibnu Khaldun kemudian mengakhiri dengan: “Dan hanya Allah yang Maha memberikan taufik kepada kebenaran dengan anugrahNya”.
Bahkan ketika beliau menjelaskan tentang ilmu aljabar, lalu diakhiri dengan: “Allah berkenan menambah penciptaan-Nya apa-apa yang dikehendaki. Maha Suci Allah lagi Maha Tinggi.”
Hal ini adalah sesuatu yang jarang, bahkan tidak pernah kita menemui buku yang membahas tentang ilmu umum kemudian ada unsur agama di dalamnya. Ini membuktikan bahwa pada masa itu, abad ke-14 M belum ada sekularisme pada bidang ilmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H