Mohon tunggu...
Engkos Kosasih
Engkos Kosasih Mohon Tunggu... Operator - Operator Forklift PT. Lion Superindo

Menulis tidak hanya bekerja untuk keabadian, menulis juga bekerja untuk perubahan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tes Bakat, Perlukah?

23 Mei 2024   06:13 Diperbarui: 23 Mei 2024   06:23 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pixabay

Bakat saya itu apa ya?

Nanti kalau kuliah, saya masuk jurusan apa?

Bagaimana bisa sukses, jika bakat sendiri saja saya tidak tahu?

Serta berbagai pertanyaan lain yang terkait dengannya akan menggelayut di benak mereka anak-anak remaja, bahkan tak jarang, yang sudah menyandang gelar sarjana, atau mereka yang telah bekerja pun pikirannya masih berputar-putar di masalah bakat.

Jika kita menjelajahi dunia maya untuk sekedar memahami apa itu bakat, akan menemukan banyak sekali ulasan tentangnya. Dan biasanya kita diberikan link agar melakukan tes bakat secara online. 

Yap, bisnis tes bakat adalah salah satu bisnis yang sangat menguntungkan. Dengan modal yang kecil tapi hasilnya besar. Memanfaatkan rasa keingintahuan dengan iming-iming bisa sukses dengan cepat karena mengetahui potensi diri.

Seseorang yang mengetahui bakatnya sejak dini, cenderung akan lebih cepat untuk meraih kesuksesan. Ibarat seseorang yang sudah tahu arah perjalanannya, maka ia akan lebih cepat sampai ke tujuan. Beda halnya dengan orang yang masih bingung ia mau ke mana, ia akan terlunta-lunta dan bahkan tersesat, tidak tentu arah.

Lalu, apa itu bakat?

Bakat dapat diartikan sebagai kemampuan atau potensi alamiah yang dimiliki seseorang dalam bidang tertentu. Bakat dapat berupa kemampuan kognitif, seperti kecerdasan matematis atau linguistik, ataupun kemampuan fisik, seperti bakat atletik atau seni.

Bagaimana pendapat para ahli tentang bakat?

Berikut pendapat para ahli tentang bakat:

1. Lewis Terman (1925)

Terman, seorang psikolog Amerika, terkenal dengan penelitiannya tentang anak-anak berbakat. Dia mendefinisikan bakat sebagai:

kemampuan bawaan untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam suatu bidang tertentu. 

Terman percaya bahwa bakat dapat diukur dengan tes IQ dan tes bakat lainnya.

2. Howard Gardner (1983)

Gardner, seorang psikolog Amerika, mengemukakan teori kecerdasan majemuk. Dia percaya bahwa ada delapan jenis kecerdasan, yaitu: linguistik, logis-matematis, spasial, kinestetik-badani, musikal, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis. Gardner percaya bahwa bakat dapat ditemukan dalam semua jenis kecerdasan.

3. Robert Sternberg (1985)

Sternberg, seorang psikolog Amerika, mengemukakan teori triarki kecerdasan. Dia percaya bahwa kecerdasan terdiri dari tiga komponen: kemampuan kognitif, kemampuan kreatif, dan kemampuan praktis. Sternberg percaya bahwa bakat dapat ditemukan dalam semua komponen kecerdasan.

4. Carol Dweck (1999)

Dweck, seorang psikolog Amerika, mengemukakan teori mindset. Dia percaya bahwa orang memiliki dua jenis mindset, yaitu fixed mindset dan growth mindset. Orang dengan fixed mindset percaya bahwa bakat adalah sesuatu yang statis dan tidak dapat diubah. Orang dengan growth mindset percaya bahwa bakat dapat dikembangkan dengan usaha dan latihan.

5. Angela Lee Duckworth (2016)

Duckworth, seorang psikolog Amerika, mengemukakan penelitian tentang grit. Dia percaya bahwa grit, yang didefinisikan sebagai ketekunan dan semangat, lebih penting daripada bakat dalam mencapai kesuksesan.

Manusia memang makhluk yang unik, dibekali akal pikiran juga perasaan oleh Tuhan. Tidak ada manusia yang benar-benar sama antara satu dengan yang lain. Bahkan yang kembar atau yang memiliki bentuk tubuh serta wajah yang mirip sekalipun, karakter serta kecerdasannya pastilah berbeda.

Teman saya ada yang gampang sekali menghafal, apapun bisa ia hafal, kecuali rumus matematika. Sebaliknya ada yang jago matematika tapi susah untuk menghafal.

Teori Gardner menunjukkan bahwa ada banyak jenis kecerdasan yang mungkin dimiliki oleh seseorang. Saya menyebutnya kelebihan. Semakin banyak jumlah kelebihan dalam dirinya, maka peluang kesuksesan akan terbuka lebar.

Seseorang yang cerdas dalam bidang matematika, dan ia juga memiliki kecerdasan visual, maka ada peluang baginya untuk menjadi arsitek, desain interior atau pilot. Apalagi jika dalam dirinya ada kecerdasan bahasa. Selain jago gambar, ia pun pandai mempresentasikan hasil karyanya ke dalam bentuk tulisan atau ucapan. 

Cara lain menemukan potensi/bakat

Banyaknya bisnis tes bakat dan minat menunjukkan bahwa manusia dewasa ini belum menyadari potensi yang ada dalam dirinya. Ia belum bisa melihat ke dalam. Butuh orang lain, atau pihak ketiga yang akan membantu mengenali siapa dirinya, potensi apa yang ia miliki. 

Tidak mudah memang untuk menemukan potensi/bakat dalam diri. Membutuhkan waktu yang tidak sebentar dan harus banyak mencoba hal-hal baru.

Saya jago matematika, setidaknya menurut anak saya. Tapi saya tidak nyaman ketika berhubungan dengan matematika murni. Saya malah lebih suka dan merasa tertantang ketika ada yang bertanya tentang soal matematika, termasuk anak saya. Apakah matematika adalah bakat saya?

Saya suka mendengarkan musik, tetapi untuk bermain gitar, saya cenderung malas, meski saya bisa. Apakah musik juga bakat saya?

Saya ingin bisa bermain tenis meja, saya belajar dan saya bisa. Saya senang bermain tenis meja meski sering kalah. Apakah itu bakat saya?

Semua manusia tidak akan tahu bakatnya apa kecuali ia telah mencobanya. Berawal dari ketertarikan, kemudian mencoba, jika suka diteruskan, segala macam tantangannya bisa ia lewati, akhirnya ia pun kompeten di bidangnya dan bisa melampaui teman-temannya.

Ada beberapa cara untuk menemukan potensi/bakat selain tes bakat, diantaranya:

  1. Melakukan refleksi diri. Bertanya kepada diri sendiri tentang hal-hal yang disukai, apa yang membuat bahagia, apa yang ingin dipelajari, serta hal-hal lain yang ingin dicapai atau ingin dikuasai untuk lebih berdaya.

  2. Jelajahi minat. Keluarlah dari zona nyaman dan lakukanlah hal-hal baru yang belum pernah dilakukan. Dengan cara ini mungkin saja ada potensi terpendam yang belum disadari selama ini.

  3. Mencari inspirasi. Carilah sumber-sumber informasi yang menggambarkan kesuksesan seseorang dalam bidang-bidang tertentu. Dengan cara ini semoga bisa menginspirasi dan memotivasi untuk bisa menemukan potensi diri.

  4. Dengarkan intuisi. Mendengarkan kata hati dan ikutilah ia. Ketika melakukan sesuatu tanyakan pada diri sendiri apa perasaan yang timbul ketika menjalaninya.

Bakat bukanlah sesuatu yang tertulis tanpa kita mencobanya. Hasil tes bakat hanyalah asumsi, belum tentu menggambarkan diri kita yang sesungguhnya. Seringnya melihat dan berkomunikasi dengan diri sendiri merupakan hal yang penting yang harus dilakukan selain melakukan tes bakat.

Melihat ke dalam diri untuk menemukan potensi yang terpendam, adalah proses yang harus berkelanjutan. Membutuhkan kesabaran dan waktu yang panjang. Dengan refleksi diri, eksplorasi, dan mendengarkan intuisi, Anda dapat menemukan bakat dan potensi diri anda yang sesungguhnya. Percayalah pada diri sendiri dan jangan takut untuk mengambil risiko.

Apakah tes bakat perlu?

Tes bakat bukanlah satu-satunya cara menemukan potensi diri, melihat ke dalam diri merupakan cara yang seharusnya dilakukan. Sebab, manusia adalah makhluk yang unik dan kompleks, butuh waktu dan kesabaran untuk menemukan potensi yang ada dalam diri.

Ada beberapa hal yang membuat tes bakat tidak harus dilakukan, diantaranya:

Pertama, hasil tes bakat tidak selalu akurat. Tes bakat hanya mengukur kemampuan seseorang pada saat tes dilakukan. Sedangkan kemampuan seseorang dapat berubah seiring waktu, dan tes bakat tidak selalu dapat mengidentifikasi bakat yang terpendam.

Kedua, tes bakat dapat membatasi potensi. Tes bakat sering kali hanya fokus pada beberapa bakat tertentu, dan dapat mengabaikan bakat lain yang mungkin dimiliki seseorang.

Terakhir, tes bakat dapat membuat stres. Bagi beberapa orang, tes bakat dapat menjadi sumber stres dan kecemasan. Hal ini dapat mempengaruhi hasil tes dan membuat seseorang tidak dapat menunjukkan kemampuan terbaiknya.

Apakah tes bakat perlu dilakukan?

Jawabannya kembali kepada diri masing-masing. Jika anda percaya diri dan mampu untuk melihat ke dalam diri, maka tes bakat bukan sesuatu yang penting untuk dilakukan. 

Tes bakat sejatinya cara lain untuk melihat ke dalam diri dengan bantuan pihak lain melalui serangkaian tools yang telah dirancang khusus untuk kebutuhan tertentu.

Apakah bakat berperan dalam kesuksesan seseorang?

Mengetahui bakat sejak awal, dapat memberikan keuntungan bagi seseorang dalam mempelajari dan menguasai bidang tertentu. Orang yang berbakat dalam bidang tertentu akan lebih mudah mempelajari keterampilan yang dibutuhkan dan lebih cepat mencapai tingkat keahlian yang tinggi.

Selain bakat, ada banyak faktor lain yang turut berperan dalam mencapai kesuksesan. Diantaranya: kerja keras, ketekunan, keterampilan dan yang tidak kalah pentingnya adalah peluang.

Kesuksesan tidak datang dengan sendirinya. Dibutuhkan kerja keras dan dedikasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Dalam usaha mencapai sesuatu, kegagalan adalah hal yang biasa terjadi. Dan kegagalan juga bagian dari proses belajar. Orang yang sukses adalah mereka yang tidak mudah menyerah dan terus berusaha meskipun mengalami kegagalan. Ketekunan dalam menjalani proses adalah kunci utama pada setiap kegagalan yang terjadi.

Orang yang sukses adalah mereka yang memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuannya. Sehingga keterampilan merupakan hal penting untuk mencapai kesuksesan.

Terakhir, peluang. Kesempatan dan keberuntungan juga memainkan peran dalam mencapai kesuksesan. Orang yang sukses adalah mereka yang mampu memanfaatkan peluang yang ada dan belajar dari pengalaman.

Jadi, bakat bukanlah faktor utama bagi seseorang untuk mencapai kesuksesan. Dan tes bakat bukan satu-satunya cara mengetahui potensi diri yang terpendam.

Kemampuan untuk memahami diri sendiri, kerja keras, peluang serta masih banyak hal lain yang memungkinkan seseorang mencapai kesuksesan yang diinginkannya.

Terima kasih telah meluangkan waktu membaca tulisan ini, semoga hari libur anda menyenangkan.

Salam Literasi

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun