Mohon tunggu...
Engkos Kosasih
Engkos Kosasih Mohon Tunggu... Operator - Operator Forklift PT. Lion Superindo

Menulis tidak hanya bekerja untuk keabadian, menulis juga bekerja untuk perubahan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tes Bakat, Perlukah?

23 Mei 2024   06:13 Diperbarui: 23 Mei 2024   06:23 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pixabay

Terman, seorang psikolog Amerika, terkenal dengan penelitiannya tentang anak-anak berbakat. Dia mendefinisikan bakat sebagai:

kemampuan bawaan untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam suatu bidang tertentu. 

Terman percaya bahwa bakat dapat diukur dengan tes IQ dan tes bakat lainnya.

2. Howard Gardner (1983)

Gardner, seorang psikolog Amerika, mengemukakan teori kecerdasan majemuk. Dia percaya bahwa ada delapan jenis kecerdasan, yaitu: linguistik, logis-matematis, spasial, kinestetik-badani, musikal, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis. Gardner percaya bahwa bakat dapat ditemukan dalam semua jenis kecerdasan.

3. Robert Sternberg (1985)

Sternberg, seorang psikolog Amerika, mengemukakan teori triarki kecerdasan. Dia percaya bahwa kecerdasan terdiri dari tiga komponen: kemampuan kognitif, kemampuan kreatif, dan kemampuan praktis. Sternberg percaya bahwa bakat dapat ditemukan dalam semua komponen kecerdasan.

4. Carol Dweck (1999)

Dweck, seorang psikolog Amerika, mengemukakan teori mindset. Dia percaya bahwa orang memiliki dua jenis mindset, yaitu fixed mindset dan growth mindset. Orang dengan fixed mindset percaya bahwa bakat adalah sesuatu yang statis dan tidak dapat diubah. Orang dengan growth mindset percaya bahwa bakat dapat dikembangkan dengan usaha dan latihan.

5. Angela Lee Duckworth (2016)

Duckworth, seorang psikolog Amerika, mengemukakan penelitian tentang grit. Dia percaya bahwa grit, yang didefinisikan sebagai ketekunan dan semangat, lebih penting daripada bakat dalam mencapai kesuksesan.

Manusia memang makhluk yang unik, dibekali akal pikiran juga perasaan oleh Tuhan. Tidak ada manusia yang benar-benar sama antara satu dengan yang lain. Bahkan yang kembar atau yang memiliki bentuk tubuh serta wajah yang mirip sekalipun, karakter serta kecerdasannya pastilah berbeda.

Teman saya ada yang gampang sekali menghafal, apapun bisa ia hafal, kecuali rumus matematika. Sebaliknya ada yang jago matematika tapi susah untuk menghafal.

Teori Gardner menunjukkan bahwa ada banyak jenis kecerdasan yang mungkin dimiliki oleh seseorang. Saya menyebutnya kelebihan. Semakin banyak jumlah kelebihan dalam dirinya, maka peluang kesuksesan akan terbuka lebar.

Seseorang yang cerdas dalam bidang matematika, dan ia juga memiliki kecerdasan visual, maka ada peluang baginya untuk menjadi arsitek, desain interior atau pilot. Apalagi jika dalam dirinya ada kecerdasan bahasa. Selain jago gambar, ia pun pandai mempresentasikan hasil karyanya ke dalam bentuk tulisan atau ucapan. 

Cara lain menemukan potensi/bakat

Banyaknya bisnis tes bakat dan minat menunjukkan bahwa manusia dewasa ini belum menyadari potensi yang ada dalam dirinya. Ia belum bisa melihat ke dalam. Butuh orang lain, atau pihak ketiga yang akan membantu mengenali siapa dirinya, potensi apa yang ia miliki. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun