Mohon tunggu...
Enggar Pribadi
Enggar Pribadi Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi

Memaknai hidup dengan selalu belajar dan terbuka pada kebenaran.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Frugal Living: Sebuah Pendekatan Epikureanisme, terhadap Gaya Hidup Konsumtif

16 Februari 2024   10:30 Diperbarui: 16 Februari 2024   11:19 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gaya hidup frugal saat ini sedang sering dibicarakan oleh generasi muda, namun tidak sedikit orang yang menyamakan gaya hidup frugal dengan pelit yang berlebihan. Gaya hidup ini tidak secara serta-merta mengharuskan seseorang untuk makan 1 kali dalam sehari atau ekstrim berhemat dengan memangkas anggaran bulanan misalnya Rp. 5 juta per bulan menjadi Rp. 500 ribu per bulan.

Pelit tentu tidak sama dengan hemat, dimana pada sifat pelit terkandung unsur keserakahan yang hanya mengejar keuntungan untuk diri sendiri. Walaupun sekilas nampak sama namun hidup hemat memiliki pemaknaan yang lebih mendalam dan filosofis.

Hidup hemat berarti menerapkan sebuah gaya hidup yang memerlukan sedikit pengeluaran serta menggunakan sumber daya yang relatif sedikit.

Satu hal yang disetujui oleh sebagian besar orang bijak yang hemat adalah bahwa gaya hidup seperti itu tidak sulit untuk dicapai, karena kebutuhan hidup hemat sangat mudah didapatkan. Kebutuhan yang paling utama terdiri dari makanan dan minuman yang cukup bagi proses kelangsungan hidup dan perlindungan dari unsur-unsur dalam bentuk sandang dan papan.

Caranya tentu beragam, misalnya: membeli barang bekas layak pakai dibandingkan barang baru, jika memungkinkan untuk melakukan pekerjaan sendiri tanpa perlu membayar upah untuk orang lain, memanfaatkan diskon yang sedang berlaku, jangan banyak makan diluar melainkan memasak makanan sendiri, dll.

Epikureanisme

Hubungan antara kesederhanaan dengan kealamian hidup adalah gagasan lama yang ditegaskan oleh banyak filsuf Yunani kuno. Dalam tradisi filsafat klasik, masing-masing individu dapat memilih apakah Ia mau hidup menurut Sokratisme, Platonisme, Aristotelianisme, Epikurianisme, Stoikisme, Sinisme atau Skeptisisme.

Aliran filsafat pada saat itu menjadi sebuah praktek cara hidup tertentu (semacam sekte). Khusus Epikurianisme, mereka menekankan pentingnya persahabatan (hidup berbagi di dalam sebuah sekolah taman).

Komunitas Epikurean tumbuh dan berkembang selama ratusan tahun pasca kematian Epikuros. Pemikiran Epikuros memiliki dampak yang signifikan pada dunia, pandangan ini selalu dianggap sebagai sebuah pandangan yang kontroversial sehingga perlu pandangan kritis dalam memahaminya.

Kenikmatan dalam pandangan Epikuros yakni kenikmatan yang bertahan sepanjang hidup, bukan dalam waktu singkat yang kemudian hilang. Kita perlu mengkritisi secara mendalam terkait dengan makna kenikmatan pada etika Epikuros, karena Epikurean menyatakan bahwa kenikmatan adalah kebaikan tertinggi.

Pada arti ini kaum Epikurean sering dianggap "para sensualis yang tidak bermoral, sulit terkendali, sibuk mengumpulkan barang-barang dari toko-toko lokal sebelum menari-nari dengan tarian yang memalukan, menjijikan, serta pesta pora."

Kaum Epikurean mengatakan bahwa telah terjadi kesalahpahaman, bagi Epikuros kenikmatan mental lebih besar daripada kenikmatan fisik. Baginya, kenikmatan adalah hidup tenang, bebas dari rasa takut dan kecemasan. Maka Epikurean menganjurkan untuk menekan keinginan diri dan hanya memenuhi kebutuhan alami yang mudah untuk dipenuhi, misalnya makan dan minum. Dalam hal ini substansinya ada pada makan dan minum bukan pada makan dan minum di tempat yang mahal dan mewah.

Epikuros memahami kebahagiaan sebagai kondisi pikiran dan meyakini bahwa kebahagiaan itu merupakan suatu Ataraxia (kurangnya gejolak atau kekacauan mental, ketenangan atau kedamaian pikiran).

Ataraxia merupakan sebuah sikap mental yang kuat, yang sudah menyatu dengan hukum alam, tidak membiarkan diri terganggu oleh yang fana.

Maka dapat kita maknai, kita dikatakan bahagia jika terbebas dari emosi negatif, rasa pahit, rasa khawatir, iri hati, marah dan ketakutan. Bagaimana cara mewujudkan Ataraxia menurut Epikuros:

Asketisme

Adalah cara hidup sederhana yang dianggap serius oleh karena alasan moral atau agama. Dahulu para pertapa dan biksu menyangkal diri dengan menjauhi kenyamanan duniawi dan kesenangan fisik. Kata tersebut berasal dari bahasa Yunani askesis, yang berarti olah raga atau latihan dan digunakan untuk menggambarkan cara yang dilakukan oleh para atlet yang sedang mempersiapkan diri untuk suatu kompetisi. Sejak jaman kuno, laku asketisme telah menjadi salah satu bentuk kehidupan sederhana yang penting, dan banyak kelompok agama yang menganut asketisme dalam tingkat yang berbeda-beda. Asketisme telah menjadi bagian yang integral dari banyak aliran agama dan dipraktikan oleh berbagai sekte dan komunitas biara.

Pada intinya, hidup bahagia menganjurkan kesederhanaan dalam dunia yang dipenuhi dengan kelebihan. Hal ini mendorong individu untuk menilai kembali kebutuhan mereka versus keinginan mereka, menantang gagasan dominan bahwa kebahagiaan tergantung pada akumulasi materi. Dengan mengadopsi kesederhanaan, hidup hemat mendorong penghargaan yang lebih dalam terhadap hal-hal penting dalam hidup, mendorong individu untuk mendapatkan kepuasan dari pengalaman dan hubungan daripada kepemilikan. Tidak semua pendukung tentang ajaran kesederhanaan menghargai kesenangan. Para pertapa dan kaum puritan memandang kesenangan subagai sesuatu yang duniawi dan mengganggu yang spiritual.

Hidup Sesuai dengan Rutinitas yang Teratur

Aturan hidup yang tetap menjadi salah satu cara penting dalam kehidupan di biara, karena hal ini membantu memenuhi tujuan umum yaitu memungkinkan para pertapa dan biksu untuk memusatkan pikiran mereka pada apa yang mereka yakini paling penting. Tidak ada energi mental yang harus dibuang ketika kita hidup dalam keteraturan, kita tidak perlu memusingkan untuk menggunakan pakaian apa, makan makanan apa, kemana harus pergi, apa yang harus dilakukan atau kapan melakukannya. Manfaat dari hidup yang teratur dapat menghindari stress dalam menentukan sebuah keputusan, menjalani hidup dengan lebih efektif dan tidak menguras energi untuk hal-hal yang tidak penting.

Tentu saja ada banyak komunitas dan kelompok masyarakat yang menerapkan aturan ketat terhadap anggotanya, misalnya: kelompok militer dan penjara. Kebanyakan orang tidak dapat menerima ide ini karena dianggap tidak menghargai kebebasan, namun dari penjelasan diatas kita menyadari bahwa hidup dengan rutin dan terpola memiliki manfaat yang sangat baik guna menjalani hidup dengan sederhana dan bahagia. Seorang filsuf Jerman abad 19 yang bernama Arthur Schopenhauer mengatakan "Cara hidup sederhana dan monoton akan membuat diri kita bahagia sejauh tidak menghasilkan sebuah kebosanan".

Kesadaran Lingkungan Hidup

Di luar keuangan pribadi, hidup hemat sejalan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan lingkungan. Dengan mengonsumsi lebih sedikit dan memanfaatkan kembali sumber daya, individu mengurangi jejak ekologis mereka dan berkontribusi pada pelestarian planet ini. Hidup hemat mendorong pergeseran dari budaya yang bersifat disposabel yang meresapi masyarakat modern, mempromosikan tata kelola yang bertanggung jawab terhadap sumber daya terbatas Bumi.

Hidup hemat pada dasarnya adalah hidup yang sadar. Hal ini mengharuskan individu untuk bersikap sadar dan sengaja dalam pilihannya, mendorong kesadaran yang lebih tinggi tentang konsekuensi dari tindakan mereka.

Dengan membudayakan kesadaran, hemat memberdayakan individu untuk hidup dengan kesadaran, membuat keputusan yang sejalan dengan nilai-nilai dan tujuan jangka panjang mereka.

Pada akhirnya, hidup hemat adalah tentang pengejaran kebebasan-kebebasan dari beban keuangan, kebebasan dari harapan sosial dan kebebasan dari tirani kepemilikan.

Dengan memprioritaskan kemandirian keuangan dan konsumsi yang sengaja, individu membuka potensi untuk otonomi dan pemenuhan yang lebih besar dalam hidup mereka. Hemat menjadi sarana untuk mencapai tujuan, memfasilitasi realisasi aspirasi dan pengejaran kehidupan yang lebih bermakna.

Kesimpulan

Sebagai kesimpulan, mempraktikan gaya hidup hemat menumbuhkan kehati-hatian dan pengendalian diri. Melakukan sesuatu untuk diri sendiri akan mengarah pada kemandirian dan kebanggaan yang pantas atas kemandirian Anda, bukan kebanggaan palsu karena memandang rendah orang-orang yang melayani kebutuhan Anda.

Ketika kemewahan membuat seseorang menjadi rapuh, hidup dekat dengan tulang membuat seseorang lebih tangguh secara fisik dan mental, sehingga lebih mampu mengatasi kesulitan dan lebih kuat dalam menghadapi krisis.

Hidup hemat melampaui teknik anggaran atau strategi menghemat uang,  itu melambangkan pendekatan filosofis yang mendalam terhadap kehidupan.

Dengan mengadopsi kesederhanaan, menolak konsumerisme, dan membudayakan kesadaran, individu memulai perjalanan menuju kebebasan dan pemenuhan yang lebih besar. Di Dunia yang dibanjiri dengan kelebihan, hemat muncul sebagai prinsip panduan bagi mereka yang mencari cara hidup yang lebih sengaja dan berarti.

***

Daftar Pustaka

  • Epicurus. The Art of Happiness. London: Penguin Books, 2013.
  • Long, A. A. From Epicurus to Epictetus - Studies in Hellenistic and Roman Philosophy. Oxford:
  • Oxford University Press, 2006.
  • Westacott, Emrys. The Wisdom of Frugality-Why Less is More-More is Less. Princeton and Oxford: Princeton University Press, 2016.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun