Mohon tunggu...
Enggar Pribadi
Enggar Pribadi Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi

Memaknai hidup dengan selalu belajar dan terbuka pada kebenaran.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Frugal Living: Sebuah Pendekatan Epikureanisme, terhadap Gaya Hidup Konsumtif

16 Februari 2024   10:30 Diperbarui: 16 Februari 2024   11:19 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada arti ini kaum Epikurean sering dianggap "para sensualis yang tidak bermoral, sulit terkendali, sibuk mengumpulkan barang-barang dari toko-toko lokal sebelum menari-nari dengan tarian yang memalukan, menjijikan, serta pesta pora."

Kaum Epikurean mengatakan bahwa telah terjadi kesalahpahaman, bagi Epikuros kenikmatan mental lebih besar daripada kenikmatan fisik. Baginya, kenikmatan adalah hidup tenang, bebas dari rasa takut dan kecemasan. Maka Epikurean menganjurkan untuk menekan keinginan diri dan hanya memenuhi kebutuhan alami yang mudah untuk dipenuhi, misalnya makan dan minum. Dalam hal ini substansinya ada pada makan dan minum bukan pada makan dan minum di tempat yang mahal dan mewah.

Epikuros memahami kebahagiaan sebagai kondisi pikiran dan meyakini bahwa kebahagiaan itu merupakan suatu Ataraxia (kurangnya gejolak atau kekacauan mental, ketenangan atau kedamaian pikiran).

Ataraxia merupakan sebuah sikap mental yang kuat, yang sudah menyatu dengan hukum alam, tidak membiarkan diri terganggu oleh yang fana.

Maka dapat kita maknai, kita dikatakan bahagia jika terbebas dari emosi negatif, rasa pahit, rasa khawatir, iri hati, marah dan ketakutan. Bagaimana cara mewujudkan Ataraxia menurut Epikuros:

Asketisme

Adalah cara hidup sederhana yang dianggap serius oleh karena alasan moral atau agama. Dahulu para pertapa dan biksu menyangkal diri dengan menjauhi kenyamanan duniawi dan kesenangan fisik. Kata tersebut berasal dari bahasa Yunani askesis, yang berarti olah raga atau latihan dan digunakan untuk menggambarkan cara yang dilakukan oleh para atlet yang sedang mempersiapkan diri untuk suatu kompetisi. Sejak jaman kuno, laku asketisme telah menjadi salah satu bentuk kehidupan sederhana yang penting, dan banyak kelompok agama yang menganut asketisme dalam tingkat yang berbeda-beda. Asketisme telah menjadi bagian yang integral dari banyak aliran agama dan dipraktikan oleh berbagai sekte dan komunitas biara.

Pada intinya, hidup bahagia menganjurkan kesederhanaan dalam dunia yang dipenuhi dengan kelebihan. Hal ini mendorong individu untuk menilai kembali kebutuhan mereka versus keinginan mereka, menantang gagasan dominan bahwa kebahagiaan tergantung pada akumulasi materi. Dengan mengadopsi kesederhanaan, hidup hemat mendorong penghargaan yang lebih dalam terhadap hal-hal penting dalam hidup, mendorong individu untuk mendapatkan kepuasan dari pengalaman dan hubungan daripada kepemilikan. Tidak semua pendukung tentang ajaran kesederhanaan menghargai kesenangan. Para pertapa dan kaum puritan memandang kesenangan subagai sesuatu yang duniawi dan mengganggu yang spiritual.

Hidup Sesuai dengan Rutinitas yang Teratur

Aturan hidup yang tetap menjadi salah satu cara penting dalam kehidupan di biara, karena hal ini membantu memenuhi tujuan umum yaitu memungkinkan para pertapa dan biksu untuk memusatkan pikiran mereka pada apa yang mereka yakini paling penting. Tidak ada energi mental yang harus dibuang ketika kita hidup dalam keteraturan, kita tidak perlu memusingkan untuk menggunakan pakaian apa, makan makanan apa, kemana harus pergi, apa yang harus dilakukan atau kapan melakukannya. Manfaat dari hidup yang teratur dapat menghindari stress dalam menentukan sebuah keputusan, menjalani hidup dengan lebih efektif dan tidak menguras energi untuk hal-hal yang tidak penting.

Tentu saja ada banyak komunitas dan kelompok masyarakat yang menerapkan aturan ketat terhadap anggotanya, misalnya: kelompok militer dan penjara. Kebanyakan orang tidak dapat menerima ide ini karena dianggap tidak menghargai kebebasan, namun dari penjelasan diatas kita menyadari bahwa hidup dengan rutin dan terpola memiliki manfaat yang sangat baik guna menjalani hidup dengan sederhana dan bahagia. Seorang filsuf Jerman abad 19 yang bernama Arthur Schopenhauer mengatakan "Cara hidup sederhana dan monoton akan membuat diri kita bahagia sejauh tidak menghasilkan sebuah kebosanan".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun