"Eeh ...ooh, sudah bangun, Yang? Tadi kulihat tidurmu nyenyak sekali. Takutnya, nanti pusing kalau dibangunkan mendadak," sahut Abram sambil mendekat.
Setelah mencium kening isterinya, Abram mengulurkan kain batik  di tangannya itu.
"Ini ... hadiah untuk isteri yang cantik."
Amel melongo.
Tunggu. Pilihan Abram kali ini diluar cita rasanya.
Kain batik itu terlihat mahal, motifnya 'tak biasa' ... nampak sekali bila si pembuatnya punya selera seni yang tinggi.
"Kamas, siapa yang memilihkan corak ini?"
"Aku ... Aku memilih sendiri," jawab Abram.
Ragu-ragu.
"Mbeeell ...," sambar Amel.
"Selera Kamas tak pernah sebaik ini sebelumnya," serunya penuh amarah.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!