Â
"Ayo nak. Kita ambil air wudhu. Adukan segala keluhmu padaNya. Ini waktu yang tepat untuk bermunajat. Sepertiga malam ....," Bu Marmoyo membimbing Nurina ke padasan yang terletak di sisi kiri beranda. Nurina menurut. Langkahnya lunglai, tubuhnya seperti tak bertulang.
Dua rakaat.
Empat rakaat.
Dan Nurina tenggelam dalam doa-doa yang panjang.
Ia hanya meminum susu dicampur madu yang didororkan ibunya. Meskipun susah payah, tersedak beberapa kali namun susu itu habis diminumnya.
Bu Marmoyo tersenyum, dielusnya kepala anak perempuannya itu penuh kasih.
Â
========== b e r s a m b u n g ==========
Â
Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!